Ibu Penuh Cinta, Anak Tumbuh Sehat

sumber : http://health.kompas.com/read/2011/09/28/08434695/Ibu.Penuh.Cinta.Anak.Tumbuh.Sehat

Kompas.com – Bukan rahasia jika anak-anak yang berasal dari keluarga
miskin lebih rentan menderita penyakit di usia dewasa. Tidak sedikit
pula literatur yang menyatakan anak-anak dari keluarga dengan status
ekonomi rendah lebih sering menderita penyakit flu dan jantung.

Anak yang berasal dari orangtua yang berpendidikan rendah juga lebih
beresiko menderita sindom metabolik, kumpulan gejala penyakit kronik,
seperti hipertensi, gula darah tinggi, serta lemak perut.

Kendati begitu, dampak dari keterbatasan ekonomi bagi kesehatan itu bisa
ditangkal jika anak-anak tersebut memiliki ibu yang mengasuh penuh
perhatian.

Dalam studi yang dilakukan tim dari Universitas British Columbia,
psikolog Gregory Miller menganalisa data 1.200 orang dewasa yang pada
masa kecilnya berasal dari keluarga miskin. Para peneliti kemudian
melakukan survei pada responden untuk mengetahui kadar perhatian ibu mereka.

Para peneliti menemukan, meski dari keluarga miskin namun anak-anak yang
diasuh oleh ibu yang memberi perhatian penuh pada kebutuhan emosional
anak dan memiliki ikatan yang kuat dengan anaknya, akan tumbuh menjadi
anak yang sehat.

Dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science,
para peneliti menyebutkan stres yang dialami anak berpengaruh pada
tumbuh kembangnya dan secara permanen mempengaruhi kemampuan tubuh anak
melawan infeksi.

Karena itu ibu yang penuh perhatian dan mengasuh anaknya dengan baik
akan meningkatkan kesehatan anak di masa depan. “Risiko penyakit yang
dihadapi anak-anak dari keluarga miskin itu bisa dikurangi jika
orangtuanya memberi perhatian pada tumbuh kembang anak,” kata Miller.

Miller menyarankan, untuk menumbuhkan anak yang sehat, orangtua dan guru
di sekolah harus bisa mengajarkan cara pengendalian stres, memberikan
contoh yang baik dalam mengelola emosi dan memberikan rasa aman pada anak.

Membuat Kartu Riwayat Kesehatan Anak

sumber :http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/Cyberwoman/detail.aspx?x=Mother+And+Baby&y=Cyberwoman|0|0|8|433

Mother And Baby Wed, 05 Mar 2003 09:11:00 WIB

Riwayat kesehatan si kecil sangat penting bagi pemantauan kesehatan dan tumbuh kembangnya. Buku riwayat kesehatan bisa kita buat sendiri, lho.

Memantau dan mengetahui riwayat kesehatan si kecil sangat diperlukan apabila terjadi sesuatu pada kesehatan maupun perkembangannya. Dalam buku ini kita catat segala sesuatu yang pernah dialami si kecil, yang menyangkut riwayat kelahirannya, tes kesehatan yang pernah dia jalani berikut hasilnya, catatan medis, imunisasi, pengobatan, dll. Apabila Anda mengajak si kecil berkunjung ke rumah sakit, jangan lupa membawa serta buku ini.

Dengan sebuah Buku Riwayat Kesehatan yang komplit, selain orangtua dapat memantau dan mengetahui riwayat kesehatan buah hati, dokter anak atau dokter keluarga juga akan sangat terbantu dalam memantau dan menjaga kesehatan anak. Karena itu jaga dan simpanlah buku ini di tempat yang mudah diingat dan dijangkau, terutama jika harus melakukan konsultasi dengan dokter melalui telepon. selain itu buatlah dua buah copinya, satu untuk dipegang pasangan Anda atau pengasuh anak, satu lagi disimpna untuk cadangan jika hilang.

Departemen Kesehatan RI sebenarnya pernah mengeluarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak. Dalam buku ini selain orangtua bisa menuliskan riwayat kesehatan ibu hamil beserta si kecil yang lahir kemudian, juga terdapat beberapa petunjuk praktis masalah kesehatan keluarga dan anak-anak yang sering terjadi, berikut cara mengatasinya.

Namun jika Anda tidak mendapatkan buku ini, sebenarnya bisa membuat buku riwayat kesehatan sendiri, kok. Gunakan buku tulis biasa untuk membuat daftar riwayat kesehatan, agar tidak tercerai berai. Isilah buku riwayat ini lengkap dan jelas dengan tulisan mudah dibaca. Kalau perlu, gunakan pensil agar informasi di dalamnya bisa dengan mudah diperbaharui.

Berikut ini beberapa contoh keterangan yang harus terdapat dalam sebuah Buku Riwayat Kesehatan yang Anda buat sendiri:

1. Informasi Pribadi yang Penting tentang Anak Terdiri dari uraian:

– Nama
– Usia
– Data berat tubuh, tinggi tubuh, dan lingkra kepala
– Penyakit kronis atau cacat, bila ada
– Alergi, jika ada
– Suntikan tetanus terakhir yang diberikan
– Obat-obatan apa yang biasa diminum

2. Catatan Riwayat imunisasi Buatlah kolom-kolom yang terdiri dari:

– Usia
– Tanggal
– Imunisasi
– Reaksi, jika ada

3. Catatan Penyakit Terdiri dari uraian sebagai berikut:

– Tanggal
– Diagnosa
– Lama penyakit
– Gejala-gejala
– Perawatan di rumah
– Dokter yang dihubungi
– Perawatan medis
– Obat-obatan
– Berapa lama diberikan
– Reaksi terhadap obat, jika ada
– Komplikasi, jika ada

4. Pemeriksaan Berkala (dilakukan pada usia 12 bulan, 18 bulan, 36 bulan, atau sewaktu-waktu jika terdapat gangguan kesehatan).Uraikan secara rinci apa saja yang terjadi saat si kecil berkunjung ke dokter:

– Usia
– Tanggal
– Nama Dokter yang memeriksa serta rumah sakitnya
– Pertanyaan yang diajukan
– Apa yang Anda pelajari
– Berat tubuh anak
– Tinggi badan
– Lingkar kepala
(Rahmi/Toddler Years)

Sumber: Tabloid Ibu Anak

Anak Tinggal dengan Perokok, Berisiko Emfisema

sumber :http://www.motherandbaby.co.id/index.php?mod=vcontent&tokenid=15d4e891d784977cacbfcbb00c48f133

Anak-anak yang sering berinteraksi di sekitar perokok, terutama saat di rumah, akan menghadapi risiko emfisema yang lebih tinggi ketika dewasa kelak, meskipun ia tidak merokok. Menurut penelitian dari seorang asisten profesor epidemiologi di Universitas Columbia, jurusan Kesehatan Masyarakat, Gina Lovasi, hal tersebut disebabkan oleh belum benar-benar pulihnya kondisi paru-paru mereka akibat paparan asap rokok yang dihirupnya selama hidupnya. Peneliti memperoleh kesimpulan setelah melakukan CT scan terhadap 1.781 orang dewasa non-perokok dari 6 komunitas di Amerika Serikat yang menderita Emfisema. Hasil yang diperoleh bahwa sekitar lebih dari setengah dari mereka dibesarkan di rumah dengan sedikitnya satu perokok.

Gina Lovasi menjelaskan emfisema merupakan sejenis radang paru-paru yang disebabkan pembengkakan pada bagian saluran udara (alveolus) sehingga terjadi penyempitan aliran udara dari dan menuju paru-paru, sehingga paru-paru menjadi kaku dan kehilangan elastisitasnya. Gejala yang dirasakan antara lain batuk kering hingga mengalami sesak nafas. Paparan asap rokok ini tidak sepenuhnya hilang dari paru-paru anak. Ketika, dewasa, paparan asap rokok ini merupakan cikal bakal penyakit emfisema.

“Kami dapat mendeteksi perbedaan antara peserta yang tinggal dengan 1 atau lebih banyak perokok saat anak-anak dan mereka yang sama sekali tidak tinggal seorang perokok di rumahnya,” jelasnya. Lebih jauh ia mengatakan bahwa beberapa dideteksi sebagai efek berbahaya dari asap tembakau jangka pendek dan dapat bertahan selama beberapa dekade.

Penelitian yang diterbitkan American Journal of Epidemiology ini juga mengatakan paparan asap rokok pada masa kanak-kanak lebih memiliki efek pengaruh kuat ketimbang ibu yang sedang hamil dan terpapar asap rokok.

Manfaat Vitamin A dan Tanda-Tanda Kekurangan Vitamin A.

sumber :http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=Tips%20-%20Tips&direktori=tips&filepdf=0&pdf=&html=20060220-sytjk0-tips.htm

Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dibutuhkan antara lain vitamin. Vitamin-vitamin ini selain dapat diperoleh dari makanan dapat juga diperoleh melalui suplemen-suplemen yang mengandung vitamin. Salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin A atau yang disebut juga retinol. Vitamin A berfungsi antara lain menjaga kelembaban dan kejernihan selaput lendir, memungkinkan mata dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya (sore atau senja hari), serta pada ibu nifas akan meningkatkan mutu vitamin A dalam ASI, sehingga bayi akan mendapatkan vitamin A yang cukup dari ASI.

Vitamin A dapat diperoleh pada minyak hati ikan, kuning telur, mentega, krim dan margarin yang telah diperkaya dengan vitamin A. Sedangkan provitamin A dapat diperoleh dari sayur-sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan berwarna kuning atau merah serta minyak kelapa.

Akibat dari kekurangan vitamin A ini bermacam-macam antara lain terhambatnya pertumbuhan, gangguan pada kemampuan mata dalam menerima cahaya,� kelainan-kelainan pada mata seperti xerosis dan xerophthalmia, serta meningkatnya kemungkinan menderita penyakit infeksi. Bahkan pada anak yang mengalami kekurangan vitamin A berat angka kematian meningkat sampai 50%.

Kekurangan vitamin A terjadi terutama karena kurangnya asupan vitamin A yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Pada anak yang mengalami kekurangan energi dan protein, kekurangan vitamin A terjadi selain karena kurangnya asupan vitamin A itu sendiri juga karena penyimpanan dan transpor vitamin A pada tubuh yang terganggu.

Tanda-tanda khas pada mata karena kekurangan vitamin A dimulai dari rabun senja (XN) dimana penglihatan penderita akan menurun pada senja hari bahkan tidak dapat melihat dilingkungan yang kurang cahaya. Pada tahap ini penglihatan akan membaik dalam waktu 2-4 hari dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar. Bila dibiarkan dapat berkembang menjadi xerosis konjungtiva (X1A). Selaput lendir atau bagian putih bola mata tampak kering, berkeriput, dan berubah warna menjadi kecoklatan dengan permukaan terlihat kasar dan kusam. Xerosis konjungtiva akan membaik dalam 2-3 hari dan kelainan pada mata akan menghilang dalam waktu 2 minggu dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar. Bila tidak ditangani akan tampak bercak putih seperti busa sabun atau keju yang disebut bercak Bitot (X1B) terutama di daerah celah mata sisi luar. Pada keadaan berat akan tampak kekeringan pada seluruh permukaan konjungtiva atau bagian putih mata, serta konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut-kerut. Bila tidak segera diberi vitamin A, dapat terjadi kebutaan dalam waktu yang sangat cepat. Tetapi dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar dan dengan pengobatan yang benar bercak Bitot akan membaik dalam 2-3 hari dan kelainan pada mata akan menghilang dalam 2 minggu. Tahap selanjutnya bila tidak ditangani akan terjadi xerosis kornea (X2) dimana kekeringan akan berlanjut sampai kornea atau bagian hitam mata. Kornea tampak suram dan kering dan permukaannya tampak kasar. Keadaan umum anak biasanya buruk dan mengalami gizi buruk, menderita penyakit campak, ISPA, diare. Pemberian kapsul vitamin A dan pengobatan akan menyebabkan keadaan kornea membaik setelah 2-5 hari dan kelainan mata sembuh setelah 2-3 minggu. Bila tahap ini berlanjut terus dan tidak segera diobati akan terjadi keratomalasia (X3A) atau kornea melunak seperti bubur dan ulserasi kornea (X3B) atau perlukaan. Selain itu keadaan umum penderita sangat buruk. Pada tahap ini kornea dapat pecah. Kebutaan yang terjadi bila sudah mencapai tahap ini tidak bisa disembuhkan. Selanjutnya akan terjadi jaringan parut pada kornea yang disebut xeroftalmia scars (XS) sehingga kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengempis.

Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun). Sedangkan yang lebih beresiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun, anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun jumlahnya, anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS, anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang, anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di Posyandu maupun Puskesmas, serta anak yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.

Memperhatikan akibat kekurangan vitamin A seperti yang telah disebutkan di atas maka untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin A di Posyandu atau Puskesmas pada setiap bulan Februari dan Agustus seluruh bayi usia 6-11 bulan, harus mendapat 1 kapsul vitamin A biru dan seluruh anak balita usia 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A warna merah. Sedangkan untuk ibu nifas sampai 30 hari setelah melahirkan mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah.

Untuk mengobati anak dengan gejala buta senja (XN) hingga xerosis kornea (X2), dimana penglihatan masih dapat disembuhkan, diberikan kapsul vitamin A pada hari pertama pengobatan sebanyak � (50.000 SI) kapsul biru untuk bayi berusia kurang atau sama dengan 5 bulan, 1 kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi berusia 6 sampai 11 bulan� atau 1 kapsul merah (200.000 SI) untuk anak 12-59 bulan. Pada hari kedua diberikan 1 kapsul vitamin A sesuai umur dan dua minggu kemudian diberi lagi 1 kapsul vitamin A juga sesuai umur.

Penggunaan Tas Punggung Yang Aman Untuk Anak Anda

sumber :http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=Tips%20-%20Tips&direktori=tips&filepdf=0&pdf=&html=20060220-z0re3n-tips.htm

Penggunaan Tas Punggung Yang Aman Untuk Anak Anda
Menurut beberapa penelitian, penggunaan tas punggung yang tidak benar dapat menyebabkan nyeri punggung. Selain cedera saat berolah raga, postur duduk yang salah, dan kurangnya aktivitas, penggunaan tas punggung dengan beban melebihi 15% dari berat badan anak dapat menyebabkan nyeri punggung.

Tetapi anda tidak perlu khawatir karena tas punggung masih tetap dapat digunakan oleh anak anda sepanjang penggunaannya sesuai dengan yang dianjurkan.

Manfaat Tas Punggung
Tas punggung sebenarnya merupakan jenis tas yang praktis bila digunakan dengan benar. Banyak jenis tas punggung yang memiliki sejumlah kantong yang dapat membantu anak-anak untuk mengatur barang-barang bawaannya selain buku. Dibandingkan dengan jenis tas jinjing atau tas dengan satu tali atau selempang, tas punggung merupakan jenis tas yang lebih baik karena beban pada tas punggung ditahan oleh otot-otot terkuat tubuh, yaitu otot-otot punggung dan perut. Oleh karena itu, beban tersebut akan disebarkan secara merata ke seluruh tubuh anak sehingga memperkecil resiko terjadinya cedera bahu atau leher.

Masalah Apa Saja Yang Dapat Disebabkan Tas Punggung?
Tulang belakang manusia tersusun dari 33 tulang punggung, dan diantara tulang-tulang punggung tersebut terdapat suatu lempengan yang bekerja sebagai peredam kejut alami.

Bila beban yang ditopang oleh punggung terlalu besar karena isi tas punggung yang terlalu berat, punggung anak akan tertarik ke belakang sehingga anak akan cenderung membungkukkan kepala dan badannya ke depan untuk menahan berat tas punggungnya tersebut. Hal ini akan menyebabkan otot-otot leher dan punggung menegang sehingga meningkatkan kelelahan dan resiko terjadinya cedera.

Bila hal ini terjadi terus menerus maka lama kelamaan anak akan menderita nyeri bahu, leher, dan punggung. Sebagian besar dokter dan ahli terapi fisik menyarankan agar anak tidak membawa beban menggunakan tas jenis apapun yang beratnya melebihi 10% sampai 15% berat badan anak.

Begitu pula dengan penggunaan tas punggung yang tidak benar. Membawa tas punggung dengan hanya satu bahu saja akan menyebabkan tubuh anak condong ke satu sisi untuk menahan beban tas punggungnya pada sisi lain di bahunya. Akibatnya anak akan mengalami nyeri punggung atas dan bawah serta kelelahan pada bahu dan leher. Selain itu, tali atau selempang tas yang terlalu tipis dan kecil akan menekan bahu yang dapat mengganggu perderan darah dan sistem saraf sehingga anak dapat mengalami kelelahan dan kesemutan pada lengan dan tangannya.

Anak perempuan mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami cedera karena ukuran tubuh mereka yang lebih kecil. Hal ini juga telah dibuktikan oleh suatu penelitian dimana anak perempuan memang mengalami nyeri punggung lebih sering dari pada anak laki-laki.

Perhatikan anak anda, apakah ia tampak kesulitan saat mengangkat atau menurunkan tas punggungnya, apakah ia mengeluhkan tentang nyeri punggung, apakah ia tampak membungkuk jika memanggul tas punggungnya, atau apakah ia mengeluh tentang rasa kesemutan atau lelah pada tangan atau kakinya.

Meggunakan Tas Punggung Dengan Aman
Biasakan anak untuk menggunakan tas punggung dengan benar. Tetapi sebelumnya periksa dengan cermat tas punggung yang akan anda belikan untuk anak anda.

Tas punggung yang aman antara lain memenuhi kriteria berikut:

� Mempunyai dua selempang dengan bantalan yang lebar dan nyaman untuk bagian bahu.

� Mempunyai pengikat pada bagian pinggang atau dada untuk penyebaran beban yang merata ke seluruh tubuh.

� Mempunyai banyak kantong sehingga beban tidak terpusat di satu titik.

� Lebarnya tidak melebihi lebar tubuh anak.

Jenis tas yang diselempangkan pada bahu atau dada yang hanya mempunyai satu selempang kurang efektif dalam menyebarkan beban tas bila dibandingkan dengan jenis tas punggung yang mempunya dua tali atau selempang.

Kunci utama untuk mencegah terjadinya cedera adalah dengan membatasi beban yang boleh dibawa oleh anak. Sebagian besar dokter merekomendasikan agar anak tidak membawa tas dengan berat melebihi 15% berat badannya apapun jenis tasnya.

Pastikan anak anda tidak membawa benda-benda tidak penting yang dapat menambah beban tasnya seperti mainan. Ajari anak untuk mengatur barang-barang di dalam tas sehingga anak dapat memanfaatkan tasnya dengan efektif. Barang-barang yang lebih berat sebaiknya diletakkan dekat dengan tubuh.

Cedera juga dapat dihindari dengan mengangkat tas secara benar. Beri tahu anak untuk mengangkat tasnya dengan menekuk lututnya atau berjongkok kemudian mengangkat tasnya dengan kedua tangan seraya berdiri bukan dengan cara membungkuk lalu kemudian menegakkan tubuh.

(cfs/kidshealth.org)

10 Benda Paling Kotor yang Sering Dipegang

source : detikHealth

Tanpa disadari, banyak benda di sekitar kita yang berpotensi menjadi
sarang bakteri dan tempat berpindahnya virus, bakteri dan penyakit.
Diantara semua benda yang sering dipegang, ada 10 benda paling kotor
yang cukup membahayakan kesehatan meski sebenarnya tampak bersih.

Seperti dikutip dari Health, Selasa (2/2/2010), berikut ini 10 benda paling kotor yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

1. Uang
semua
orang suka uang, tapi pastinya tidak akan ada yang suka dengan bakteri
di dalamnya. Menurut Dr Darlington dari the Health Commissioner of New
York, sekitar 135.000 bakteri ada pada uang, terutama uang kertas.

2. Tombol lampu
Biasanya
orang terakhir atau pertama masuk di ruangan adalah yang paling sering
bersentuhan dengan tombol lampu. Bakteri sangat senang hidup di area
yang banyak disentuh oleh banyak orang itu. Menurut ahli sanitasi,
dalam setiap inci tombol lampu ada sekitar 217 bakteri yang bisa
berpindah dari tangank e tangan.

3. Keyboard komputer
Sebuah
studi di Inggris pernah menyebutkan bahwa bakteri yang ada di keyboard
komputer lebih banyak daripada bakteri yang ada di toilet. Untuk itu
sebaiknya bersihkan keyboard secara rutin dengan alat khusus pembersih
keyboard atau bisa juga dengan menggunakan lap basah.

4. Handphone/ponsel
Ponsel
adalah barang yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Akibat
tidak lepas itu, maka ponsel dijadikan tempat favorit bagi ribuan
bakteri untuk menetap. Bakteri suka menempel pada ponsel karena
temperaturnya yang hangat dan cocok untuk pertumbuhannya. Untuk
menghindarinya, saat ini sudah ada pelapis anti mikroba untuk ponsel
yang bisa melindungi ponsel dari bakteri dan mengurangi risiko bakteri
menempel di wajah dan tangan Anda.

5. Tempat duduk toilet
Meski
terlihat bersih dan licin, tapi permukaan tempat duduk toilet yang
terbuat dari porselin sangat berpotensi sebagai tempat berpindahnya
virus, bakteri dan penyakit-penyakit tertentu. Data statistik
menunjukkan, terdapat 295 bakteri dalam setiap inci permukaan tempat
duduk toiletnya.

6. Kereta belanja
Berbelanja
menggunakan kerete belanja memang lebih mudah dan mengasyikkan, tapi
menurut peneliti dari University of Arizona, kereta belanja mengandung
bakteri, air liur, dan bahan-bahan menjijikkan lainnya yang lebih
banyak daripada eskalator, telepon umum bahkan kamar mandi umum.

7. Remote control
Seberapa
sering Anda menumpahkan makanan pada remote control dan tidak
membersihkannya? Lewat remote control, bakteri MRSA, SARS dan bakteri
lainnya bisa masuk ke dalam tubuh. Jangan biarkan remote control
menjadi ancaman saat Anda sedang asyik menonton TV.

8. Bak mandi
Bak
mandi adalah bagian dalam rumah yang sering terlupakan. Ketika ada
seseorang dalam keluarga yang terkena penyakit infeksi staphylococcus,
infeksi saluran kemih, pneumonia, septicemia atau penyakit kulit, baru
disadari bahwa bak mandi adalah sarangnya bakteri.

Percaya atau
tidak, bakteri yang tergenang di dalam bak mandi lebih berbahaya
daripada bakteri yang ada di dalam lubang toilet. Membersihkan bak
mandi seminggu sekali bisa mengurangi risko penyakit yang tidak
diinginkan.

9. Wastafel dapur
Dapur adalah
tempat paling kotor diantara semua bagian rumah lainnya, apalagi bagian
wastafelnya. Ada sekitar 500.000 bakteri yang terdapat pada setiap inci
wastafel. Untuk mengatasinya, cobalah membersihkan wastafel dengan
setengah cangkir baking soda dan setengah cangkir cuka. Setelah itu,
jangan lupa siram dengan air untuk mendapatkan wastafel yang bersih dan
higienis.

10. Spons untuk mencuci
Alat untuk
mencuci piring ini adalah barang yang sangat nyaman dijadikan tempat
berkembangnya bekteri karena memiliki kelembaban yang tinggi dan
pori-pori yang kecil. Salah satu cara ampuh untuk menghilangkan bakteri
dari barang ini adalah dengan memanaskannya dalam microwave selama 60
detik.

Penemuan ini tentu saja bukan untuk menakut-nakuti orang
tapi sekedar mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan termasuk
benda-benda kecil yang kerap kita anggap remeh.

(fah/ir)

9 Cara Membuat Si Kecil Makan Lebih Sehat

sumber : KOMPAS.com

KOMPAS.com – Jika sejak kecil buah hati Anda sudah mengenal makanan yang kurang sehat, seperti junk food, snack MSG, atau minuman berkarbonasi, tak heran jika ia agak sulit untuk mau mengkonsumsi makanan sehat. Sayuran, buah-buahan, atau makanan sehat lainnya agak sulit untuk dikonsumsi anak-anak. Namun, jika tak dibiasakan, lama-kelamaan si kecil bisa menderita obesitas. Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk membujuk anak untuk mengkonsumsi makanan sehat.

1. Persediaan di lemari
Persediaan yang Anda miliki di lemari penyimpanan makanan akan memengaruhi pola makan si kecil. Hindari camilan tinggi lemak, asin, dan manis dari daftar belanjaan Anda. Alih-alih, pilih makanan seperti buah-buahan dan sayuran untuk disimpan. Khususnya makanan yang mudah dibawa dan dimakan, seperti apel, pisang, dan wortel kecil. Makanan lain yang sehat, seperti yogurt tanpa lemak, selai kacang alami, biskuit whole-grain, dan susu rendah lemak.

2. Ajak seisi keluarga untuk berpartisipasi
Ajak agar si kecil berpartisipasi dalam mengambil barang belanjaan. Misal, dengan memberikan masing-masing daftar belanjaan makanan sehat yang memang akan Anda beli. Anak tak boleh memasukkan makanan yang tak tercantum di daftar ke dalam kereta belanja. Mereka akan terbiasa terekspos dengan makanan sehat dengan sendirinya.

3. Asupan kalsium
Anak-anak butuh kalsium, apalagi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Anda harus lebih cerdas dalam menjalankan taktik. Misalnya, tambahkan keju rendah lemak tinggi kalsium ke dalam omelet sarapannya, atau lelehan keju tinggi kalsium di atas rotinya. Pandai-pandai untuk berkreasi agar kebutuhan vitamin si kecil terpenuhi dan sehat.

4. Celup-celup
Celup-celup sayuran dan buah bikin acara makan jadi lebih menyenangkan. Coba hidangkan potongan buah apel beserta yogurt vanila rendah lemak. Agar si kecil juga mengenal, bahwa makanan sehat pun enak rasanya. Plus, supaya ia tak lagi takut untuk mencoba makanan selain makanan yang biasa ia makan di meja makan atau di kantin.

5. Jadi panutan
Jadilah panutan dan ajari anak-anak untuk menyeimbangkan pilihan ketika sedang makan di luar. Tambahkan salad hijau dalam pesanan dan pesan saus yang rendah lemak. Pilih mustar ketimbang mayones pada olesan sandwich. Pilih makanan yang dikukus ketimbang gorengan.

6. Perbanyak serat
Ketika anak-anak sudah mengenal makanan junk food yang asin dan banyak lemak, sulit untuk membuat mereka menyukai makanan yang kaya serat. Padahal, serat ketika dikombinasikan dengan air yang banyak bisa mencegah konstipasi. Makanan berserat yang amat baik memiliki 5 gram atau lebih serat per saji. Sementara makanan yang dinilai cukup baik memiliki sajian antara 2,5 hingga 4,9 gram per saji. Beberapa makanan yang memiliki kandungan serat baik, antara lain, kentang manis panggang dimakan dengan kulit yang sudah dibersihkan, dan keripik gandum (flake).

7. Sajikan porsi kecil
Untuk memastikan bahwa si kecil tidak makan terlalu banyak, pastikan ia hanya mendapatkan makanan dengan sajian yang secukupnya. Cegah agar si kecil tidak mengkonsumsi terlalu banyak camilan, pisahkan camilan untuknya dalam porsi kecil. Misal, siapkan 1 tempat makan khusus untuknya yang berisi camilan yang boleh ia makan. Ini berguna untuk menghindarkannya mengkonsumsi makanan berlebihan, sekaligus mengkontrolnya mengambil makanan di luar porsinya.

8. Tambahkan makanan sehat
Jangan lupa untuk menghidangkan buah-buahan di rumah. Selain rendah kalori, buah juga kaya vitamin dan mineral. Mengkonsumsi buah sebelum makan bisa mengenyangkan sebelum makan besar. Hasilnya, perut terasa lebih penuh sebelum makan, sehingga bisa mengurangi masuknya kalori.

9. Ukur-ukur
Ajari anak Anda berapa banyak porsi yang masuk akal. Contoh, sajian nasi yang cukup kira-kira sebesar sendok scoop es krim. Untuk membuat si kecil terbiasa melihat perkiraannya, biarkan si kecil mengambil nasi dengan scoop es krim dari mangkuk nasi untuk makan malam nanti. Ukuran makan daging yang cukup untuk anak-anak sekitar sebesar tumpukan kartu remi. Jadi, bawa perbandingannya saat akan makan nanti.

Wanita Korban kekerasan lahirkan bayi tidak sehat

sumber : http://www.motherandbaby.co.id/index.php?mod=vcontent&tokenid=1651cf0d2f737d7adeab84d339dbabd3

Penelitian dari dr. Kajsa Asling-Monemi dan rekan-rekan di Uppsala University, Swedia, menemukan bahwa wanita hamil yang sebelumnya pernah mengalami tindakan kekerasan dalam hidupnya, akan melahirkan bayi dengan berat badan dibawah normal. Riset dilakukan terhadap 4.436 wanita hamil, dimana 50% diantaranya pernah mengalami kekerasan dari keliuarga saat mereka kecil, 14%-nya mengalami kekerasan fisik saat remaja seperti ditampar atau didorong, 8% lainnya mengalami kekerasan fisik saat hamil, seperti dicekik, dipukul, ditendang, dan diseret, dan 28% sisanya mengalami kekerasan seksual saat hamil.

Saat anak-anak mereka lahir, 42% dari seluruh bayi yang dilahirkan oleh sampel (wanita yang mengalami kekerasan) mengalami kekurangan berat badan. Dan dari jumlah tersebut 67% diantaranya hanya memiliki berat badan maksimal 2.701 gram (sekitar 6 pon). Sementara 33% lainnya justru mengalami hal yang lebih parah, sebab bobot badan maksimal mereka hanya 2.500 gram (5,5 pon).

Selain kekurangan berat badan, bayi yang dilahirkan dari wanita yang pernah mendapatkan kekerasan dalam hidupnya, mengalami gangguan pada proses tumbuh kembangnya atau yang dikenal dengan istilah stunting. Gangguan ini dimuali saat si kecil berusia 2 tahun. Dan dari penelitian terhadap 4.436 wanita hamil yang pernah merasakan kekerasan fisik maupun mental, 45% diantaranya gangguan pertumbuhan ini. Sedangkan 13% persen sisanya mengalami kekurangan gizi.

Meningkatkan Imunitas Si Kecil

Meningkatkan Imunitas Si Kecil
Mother And Baby Mon, 26 Oct 2009 10:23:00 WIB

Demam dan flu sepertinya sudah menjadi penyakit langganan pada anak. Para ahli pediatrik mengatakan, anak yang mengalami demam, flu, infeksi telinga atau batuk antara 6-8 kali setahun, masih dapat dikatakan normal. Maklum saja, hampir setiap hari si kecil terpapar dengan berbagai macam bakteri dan virus.

Apalagi setiap anak tidak lahir ke bumi dengan sistem imunitas tubuh yang sudah ‘terlatih’. Melainkan dengan sistem kekebalan tubuh yang justru baru mulai dilatih ketika tubuh harus berhadapan dan bertempur dengan serangkaian bakteri, kuman dan virus.

Meski demikian, sebenarnya ada cara yang bisa diupayakan oleh orangtua untuk membangun imunitas tubuh si kecil, seperti berikut ini:

1. Berikan lebih banyak buah dan sayuran
Buah-buahan seperti stroberi, pepaya, jambu klutuk, anggur, dan jeruk adalah jenis makanan yang sangat baik dalam membangun sistem kekebalan tubuh. Demikian juga dengan sayur-sayuran seperti wortel, brokoli, tomat, kentang manis, tahu dan tempe. Pada makanan tersebut terdapat phytonutrient seperti vitamin C dan carotenoid. Phtytonutrient dapat meningkatkan produksi sel darah putih dan interferon, anti bodi yang berfungsi melapisi permukaan sel sehingga dapat menahan virus. Beberapa studi menyebutkan, asupan makanan yang kaya akan phytonutrient bahkan dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit hati saat dewasa. Selain itu, spesialis anak, William Sears MD mengatakan, sayuran dan buah banyak mengandung antioksidan yang mengalir melalui aliran darah dan melindungi jaringan dari kerusakan. Semakin sedikit kerusakan yang terjadi pada tubuh, maka semakin tahan pula tubuh terhadap infeksi. Karena itu, berikan lima porsi makanan dan sayuran pada si kecil agar imunitas tubuhnya meningkat.

2. Cukup tidur
Studi yang dilakukan terhadap orang dewasa menemukan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit karena dapat mengurangi sistem imunitas yang berfungsi untuk menyerang mikroba dan sel kanker. Hal ini berlaku juga untuk anak. Bayi yang baru lahir, butuh tidur hingga 18 jam sehari sedangkan batita 12-13 jam sehari. Sementara itu, anak pra sekolah memerlukan sekitar 10 jam waktu tidur dalam sehari. Untuk mencukupi jumlah waktu tidurnya dalam sehari, upayakanlah agar si kecil tidur siang. Namun jika si kecil sulit untuk tidur siang, Anda dapat mencoba untuk membuatnya tertidur lebih awal di malam hari.

3. Berikan ASI
ASI mengandung zat-zat penting yang sangat baik untuk meningkatkan antibodi dan sel-sel darah putih. Memberi ASI juga memberikan si kecil perlindungan terhadap berbagai penyakit seperti infeksi telinga, alergi, diare, pneumonia, meningitis dan sindroma kematian bayi mendadak (SIDS). Studi juga menunjukkan bahwa ASI dapat mengoptimalkan perkembangan otak juga melindungi anak terhadap kemungkinan mengalami beberapa jenis penyait kanker. Kolostrum, cairan kekuningan yang terkandung dalam ASI yang baru pertama kali keluar (beberapa hari setelah melahirkan) sangat baik bagi si kecil karena kaya akan antibodi yang membantu si kecil bertahan terhadap berbagai serangan penyakit. Upayakanlah untuk memberikan hanya ASI saja kepada bayi selama 6 bulan, baru kemudian memberikan makanan tambahan dengan terus memberikan ASI hingga si kecil berusia 2 tahun.

4. Aktif bergerak
Tak hanya pada orang dewasa, olahraga dan aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak karena dapat meningkatkan kemampuan sel darah putih memerangi infeksi. Agar si kecil aktif bergerak, jadilah contoh yang baik untuknya. Daripada menyuruh si kecil untuk bermain di halaman sementara Anda asyik menonton TV, lebih baik Anda dan si kecil bersama-sama bermain yang melibatkan aktivitas fisik. Anda dapat bersepeda dan jalan pagi bersama atau bermain bola dengannya. Jika dibiasakan sejak kecil, hal ini bisa menjadi kebiasaan baik yang akan tetap dipertahankan oleh anak hingga ia dewasa.

5. Cegah penyebaran kuman
Biasakan si kecil untuk selalu mencuci tangannya dengan air dan sabun setiap kali mau makan, sehabis dari toilet, memegang hewan peliharaan, selesai bermain, atau sehabis keluar rumah. Agar saat bersih-bersih terasa lebih menyenangkan untuknya, cobalah untuk menyediakan sabun warna-warni dengan bentuk yang lucu agar ia lebih bersemangat mencuci tangan. Begitu juga saat berpergian di luar rumah, pastikan Anda menyediakan tisu basah atau cairan pembersih yang mengandung antibakteri yang dapat digunakan ketika air dan sabun sulit didapat. Jika si kecil sakit, buanglah segera sikat giginya. Membuang sikat giginya tak hanya akan melindungi si kecil, tetapi anggota keluarga lainnya. Virus yang sama memang tidak bisa menyerang si kecil, tetapi virus tersebut dapat berpindah dari satu sikat gigi ke sikat gigi lainnya dan menginfeksi anggota keluarga lainnya. Jika penyebab sakit si kecil sakit adalah bakteri, bakteri yang sama dapat menyerang si kecil untuk kedua kalinya.

6. Cegah si kecil menjadi perokok pasif
Jika ada anggota keluarga yang merokok, berhati-hatilah. Karena rokok mengandung kurang lebih 4000 racun yang dapat membahayakan perokok pasif seperti si kecil. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terhadap bahaya rokok karena detoksifikasi alamiah si kecil belum berkembang dengan baik. Menjadi perokok pasif juga meningkatkan risiko si kecil mengalami sindroma kematian mendadak, bronkitis, infeksi telinga dan asma. Selain itu, asap rokok juga dapat mempengaruhi kecerdasan serta perkembangan syaraf si kecil. Menjauhkan si kecil dari perokok, berarti menurunkan risiko si kecil mengalami berbagai macam penyakit.

7. Jangan paksa dokter Anda
Ketika mengunjungi dokter, seringkali terjadi orangtua memaksa atau meminta dokter untuk menuliskan resep untuk anaknya. Padahal, tidak semua penyakit memerlukan obat seperti antibiotik. Antibiotik hanya digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, sementara kebanyakan penyakit yang diderita oleh anak seperti flu, batuk disebabkan oleh virus. Karena itu, ketika dokter meresepkan antibiotik, yakinkan bahwa tindakannya tersebut tidak dilakukan karena ia pikir Anda yang menginginkannya. Tak ada salahnya Anda bertanya,”Apakah anak saya benar-benar butuh antibiotik?”

8. Kurangi gula
Menurut Sears, konsumsi gula dan makanan yang manis, terbukti dapat mengurangi kemampuan sel darah putih untuk “bertempur”. Studi menyebutkan bahwa konsumsi 2,5 kaleng soda dapat menurunkan kemampuan sel darah putih hingga 40 persen. Meski disukai si kecil, tampaknya Anda harus berupaya untuk mengurangi ‘yang manis-manis’ pada kudapan si kecil.

9.Gemuk tak selalu berarti sehat.
Hati-hati jika si kecil kelebihan berat badan, apalagi overweight. Sears mengatakan, obesitas dapat mengurangi kemampuan sistem imunitas dengan cara mempengaruhi kemampuan sel darah putih untuk memproduksi antibodi. Riset menunjukkan bayi yang kelebihan berat badan mengalami infeksi 2 kali lebih banyak dibandingkan bayi yang langsing.

Meliana Simarmata

Sumber: Majalah Inspire Kid

Ponsel Tak Cuma Bikin Kuping Panas

sumber : http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/09/02/Gaya_Hidup/krn.20090902.175553.id.html

Anak-anak yang menggunakan telepon seluler memiliki risiko tumor otak
sampai 420 persen ketika dewasa nanti.

*WASHINGTON *– “Kini sudah waktunya kita sekali lagi menempatkan sains
di puncak agenda dan karya kita, mendengar semua yang dikatakan ilmuwan
kita, meski itu tidak selalu enak didengarnya, terutama ketika itu
memang terdengar tidak enak di telinga kita.”

Kutipan dari ucapan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tersebut
tampak tegas dengan huruf-hurufnya yang tercetak tebal dan ukurannya
yang lebih besar. Kutipan itu, bersama prinsip waspada yang diadopsi
Komisi Eropa, mengisi halaman awal sebuah laporan terbaru yang
mengingatkan kaitan antara telepon seluler dan tumor otak.

Perdebatan tentang bahaya penggunaan telepon seluler memang tidak pernah
berhenti sampai ada bukti yang benar-benar konklusif. Sejauh ini, dari
National Cancer Institute di Amerika Serikat sampai Badan Kesehatan
Dunia (WHO), memang menyatakan bahwa segala perangkat digital nirkabel
bukan ancaman bagi kesehatan publik.

Tapi, seperti yang kali ini disimpulkan lewat sebuah studi dari Swedia
dan telah dipublikasikan melalui /International Journal of Oncology/,
Mei lalu, ada kutukan dari telepon seluler terhadap penggunanya.
Profesor Lennart Hardell dan timnya menemukan bahwa mereka yang telah
menggunakan telepon seluler dan telepon digital nirkabel sejak remaja
akan memiliki peningkatan risiko tumor otak hingga 420 persen.

Berlandaskan terutama pada hasil studi terbaru itulah sekelompok
peneliti internasional yang menyebut dirinya International EMF
(Electromagnetic Field) Collaborative mengingatkan kembali akan bahaya
penggunaan telepon seluler. Dalam laporan setebal 44 halaman, mereka
mencoba merangkum bahaya penggunaan telepon seluler terutama oleh
anak-anak.

Telepon seluler dan telepon nirkabel disebutkan memiliki emisi radiasi
elektromagnetik yang cenderung menembus lebih mudah dan dalam pada otak
anak-anak ketimbang orang dewasa. Tak cuma bikin kuping panas,
membiarkan telepon-telepon genggam itu menempel terlalu lama di kepala
anak-anak dan para remaja dikhawatirkan juga memicu tsunami tumor otak
di masa depan.

“Berharap saja kami salah, karena ini juga masih terlalu awal untuk
melihatnya sekarang, karena tumor memang memiliki usia laten 30 tahun,”
kata L. Lloyd Morgan sambil menambahkan, “tapi tanggung sendiri
risikonya kalau ternyata benar.”

Pensiunan insinyur listrik dari Berkeley, California, yang juga anggota
Bioelectromagnetics Society, itu bersama 43 pakar dan ilmuwan lainnya
dari Australia, Brasil, Kanada, Finlandia. Prancis, Jerman, Yunani,
Irlandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Inggris memberi judul laporannya
itu “Cellphones and Brain Tumors: 15 Reasons for Concern”.

Studi yang didukung EMR Policy Institute, Peoples Initiative Foundation,
ElectromagneticHealth.org, The Radiation Research Trust and Powerwatch
tersebut juga mengungkap upaya penyesatan informasi lewat riset industri
nirkabel di 13 negara, sebagian besar di Eropa Barat. Morgan dan
kawan-kawan membeberkan 11 cacat studi Interphone yang hasil-hasilnya
bakal dirilis sebelum akhir tahun ini di 13 negara, belum termasuk
Amerika Serikat.

Studi yang sebenarnya sudah rampung sejak 2004 namun ditunda-tunda terus
publikasinya itu dituding meremehkan risiko tumor otak dari penggunaan
telepon seluler. Studi tersebut juga mengabaikan subyek pengguna telepon
portable, padahal perangkat ini juga mengemisikan radiasi gelombang mikro.

Studi Interphone tidak mengkaji ragam jenis tumor otak selain glioma
(kanker dalam sel glial), neuroma akustik (tumor di saraf pendengaran
pada otak), dan meningioma (tumor pada jaringan yang menghubungkan otak
dengan sumsum tulang belakang). Studi senilai jutaan dolar Amerika ini
malah mengkaji jenis tumor lain, seperti yang mungkin tumbuh di kelenjar
ludah, walau hasilnya diungkap terpisah.

Subyek-subyek yang sudah meninggal atau terlalu sakit untuk diwawancarai
juga ditinggalkan. Begitu pula anak-anak dan remaja. “Padahal mereka
justru yang paling rawan terhadap dampak emisi gelombang elektromagnet
telepon seluler,” bunyi laporan tandingan tim ilmuwan.

Hasil gabungan dari 13 negara memang baru akan dirilis, namun selama
empat tahun ini sudah ada 14 hasil studi Interphone yang dipublikasikan
secara terpisah-pisah. Tiga di antaranya merupakan kombinasi dari studi
yang dilakukan di lima negara, yakni Swedia, Denmark, Inggris,
Finlandia, dan Norwegia. Sisanya adalah studi individual di Jepang,
Denmark, Prancis, Jerman, Swedia, Inggris, dan Norwegia.

Yang mengejutkan adalah rata-rata hasil studi tersebut menyatakan bahwa
telepon seluler melindungi penggunanya dari tumor otak. Sebuah
kesimpulan yang memicu Morgan cs menuding studi dilakukan dengan
telepon-telepon seluler khusus yang memang dilengkapi fitur yang
membuatnya aman. “Atau desain studi sejak awal sudah salah.”*WURAGIL |
PCWORLD | RADIATIONRESEARCH*

*Kembali ke Telepon Kabel *

Rasanya sulit sekali membayangkan hidup saat ini tanpa telepon seluler.
Ronald Herberman, pakar kanker di University of Pittsburgh Cancer
Institute, yang juga anggota tim International Electromagnetic Field
Collaborative, tahu benar soal ini.

Itu sebabnya Herberman mengatakan tim merekomendasikan sekadar
pembatasan penggunaan telepon seluler. Rekomendasi berlaku setidaknya
sampai data yang lebih konklusif terhimpun dua tahun lagi. Saat itu
Badan Kesehatan Dunia dan International Agency for Research on Cancer
sejatinya sudah akan memberi kesimpulan baik atau buruk telepon seluler
untuk kesehatan, terutama otak.

Sambil menunggu kesimpulan itu, Herberman menambahkan, akan jauh lebih
baik menganggapnya buruk. “Sejumlah studi memang tidak mengindikasikan
bahwa telepon seluler itu aman, tidak pula tegas menyebut mereka
berbahaya. Tapi bukti-bukti semakin kuat mengindikasikan bahwa kita
harus mengurangi paparannya,” katanya.

Dengan membatasi penggunaan telepon seluler, risiko terpapar medan
elektromagnetiknya juga akan semakin kecil. Herberman mengungkapkan,
negara-negara seperti Prancis, Jerman, dan Kanada sudah menyadari
pentingnya pembatasan tersebut dan memberlakukan rekomendasi pengurangan
paparan radiasi elektromagnetik dari perangkat digital seperti telepon
seluler.

Herberman menyarankan agar konsumen membeli telepon seluler dengan
spesifikasi radiasi yang rendah. Caranya, dengan mencari apa yang
disebut SAR atau /specific absorption rate/. Menurut Komisi Komunikasi
Federal Amerika Serikat, parameter SAR mengukur jumlah energi frekuensi
radio yang diserap tubuh ketika menggunakan sebuah telepon seluler.

Komisi itu telah menetapkan batas tertinggi SAR yang bisa diterima
sebesar 1,6. Berdasarkan kriteria ini, Motorola Razr V3x merupakan yang
paling ramah karena tingkat SAR-nya hanya 0,14. Tapi telepon seluler
Motorola pula yang menurut daftar SAR keluaran CNET memiliki SAR di
batasnya tertinggi, yakni V195.

Selain merujuk kepada kemampuan penetrasi gelombang tersebut ke dalam
tubuh, rekomendasi Herberman lainnya mungkin terdengar ekstrem. Tapi,
ya, kalau memikirkan dampaknya 30 tahun lagi, mungkin ada baiknya juga
disimak.

– Hanya membolehkan anak menggunakan telepon seluler dalam kasus-kasus
darurat. Mereka juga jangan sekali-sekali dibiarkan tidur dengan telepon
seluler disimpan di bawah bantal.

– Jauhkan telepon seluler dari tubuh, dari kantong sekalipun. /Headset/
tanpa kabel mungkin bisa jadi alternatif.

– Hindari menggunakan telepon dalam kendaraan bergerak karena cenderung
meningkatkan tenaga dan radiasi yang dibutuhkan perangkat yang bergerak
menjauh dari menara pemancarnya.

– Memprioritaskan pemakaian telepon seluler di luar rumah atau gedung
juga bisa mengurangi tenaga dan radiasi itu.

– Batasi penggunaan telepon seluler di bus, kereta, atau alat
transportasi umum lainnya untuk mencegah perangkat yang sedang Anda
gunakan menyebarkan radiasi kepada orang lain di sekitar.

– Gunakan telepon kabel kalau ingin berbicara lama, jangan telepon
seluler. Malah, kalau mungkin, gunakan selalu telepon kabel.

– Ganti-ganti telinga ketika berkomunikasi dengan telepon seluler untuk
membagi beban paparan radiasi antara satu sisi tubuh dan sisi yang lain

– Kembangkan kebiasaan berkirim pesan pendek (SMS).

*15 Alasan *

Peringatan tentang bahaya radiasi dari penggunaan telepon seluler
terhadap kesehatan sudah disuarakan selama bertahun-tahun. Begitu
sulitnya membuat percaya banyak orang, ahli bedah saraf dari Inggris,
Vini Khurana, sampai-sampai pernah menerjemahkan tingkat bahaya itu
lebih tinggi ketimbang asbes dan merokok.

Khurana mengaku tak berlebihan soal terjemahannya tersebut. Iia, yang
telah menulis lebih dari 30 makalah ilmiah dan mengulas lebih dari 100
studi tentang efek telepon seluler, mengatakan saat ini sudah tiga
miliar orang di dunia yang menggunakan telepon seluler.

Angka itu tiga kali lipat lebih banyak daripada jumlah orang yang
merokok di seluruh negara di dunia. Padahal, dengan angka itu saja, lima
juta perokok meninggal tiap tahun.

Sekarang, masalahnya, apakah telepon seluler seseram rokok. Khurana
senada dengan tim ilmuwan Collaborative dengan menyatakan bukti semakin
kuat dan signifikan yang mengaitkan penggunaan ponsel dengan tumor di
otak. “Risikonya akan semakin nyata pada tahun-tahun ke depan,” katanya.

Toh, masih sangat berat memisahkan orang-orang dari telepon seluler
mereka. Industri ponsel pun masih belum yakin akan bahaya-bahaya
tersebut dan cenderung menganggapnya sebagai suara-suara miring.
“Diskusi literatur ilmiah terbatas oleh individual,” begitu Asosiasi
Operator Seluler di Inggris pernah bilang.

Kelompok Industri itu bahkan siap menggebrak dengan riset tandingannya
yang digelar serentak di 13 negara. Efek hasil riset inilah yang coba
dilawan tim Collaborative dalam laporannya yang terbaru. Morgan,
Herberman, dan yang lainnya menilai ada 15 alasan yang mesti menjadi
pertimbangan setiap orang di dunia.

1. Riset mereka sendiri menunjukkan ponsel menyebabkan tumor otak.

2. Riset yang mereka danai juga menunjukkan penggunaan ponsel mengatrol
risiko tumor otak (2000-2002).

3. Studi Interphone secara konsisten menunjukkan penggunaan ponsel
kurang dari 10 tahun melindungi penggunanya dari tumor otak.

4. Riset independen menunjukkan ada risiko tumor otak dari penggunaan
ponsel.

5. Meski ada pemelintiran hasil yang sistemik di seluruh studi
Interphone, risiko tumor otak yang signifikan dari penggunaan ponsel
masih muncul.

6. Studi-studi kemandirian pendanaan industri menunjukkan apa yang bisa
diharapkan apabila telepon nirkabel menyebabkan tumor otak.

7. Tingkat bahaya tumor otak dari penggunaan ponsel tertinggi terjadi
pada anak-anak, dan semakin belia anak itu mulai mengenal telepon
seluler, semakin tinggi risikonya.

8. Sudah banyak pemerintah yang mengingatkan akan bahaya penggunaan
ponsel pada anak-anak.

9. Batas paparan ponsel hanya berdasarkan panas yang ditimbulkannya.

10. Perubahan dalam masalah kesehatan terkait dengan medan
elektromagnetik sudah disepakati dalam parlemen Eropa.

11. Radiasi ponsel merusak DNA, sebuah sebab kanker yang tak terbantahkan.

12. Radiasi ponsel dapat ditunjukkan membocorkan penghalang otak-darah.

13. Panduan manual ponsel mengingatkan kepada penggunanya untuk
menjauhkan ponselnya itu dari tubuh bahkan ketika ia tidak aktif sekalipun.

14. Komisi Komunikasi Federal di Amerika Serikat mengingatkan tentang
penggunaan telepon nirkabel.

15. Kesuburan pria bisa rusak akibat radiasi ponsel.

Bila Napas Si Kecil Bermasalah

http://cidera-otak.blog.friendster.com/

By Dr. Darmawan BS, SpA(K) – Divisi pulmonologi , Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM,

Dok, napas anak saya bunyi dan kalau diraba seperti ada getaran, bahaya tidak dok, saya takut ada flek paru” Banyak orang tua yang khawatir bila anaknya mengalami keluhan ini, bila tidak diluruskan, orang tua seringkali shopping ke banyak dokter karena khawatir.

Chesty child adalah suatu istilah yang longgar untuk menggambarkan seorang bayi/anak yang tampaknya mudah sekali mengalami gejala di saluran napas, atau disebut chestiness. Gejala pernapasan ini berupa batuk, mengi (napas ngik-ngik), stridor, napas berbunyi (noisy breathing) atau ‘sekedar’ napas grok-grok. Fenomena ini cukup sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, sayangnya kita tidak mempunyai padanan kata yang tepat. Karena ini merupakan istilah longgar dapat diterapkan dari neonatus dengan napas grok-grok hingga anak-anak yang mengalami keluhan batuk kronik berulang. Biasanya mulai bergejala sejak umur sangat muda hingga awal usia sekolah.

Perlu dikomunikasikan

Terkadang pada keadaan berat, orang tua melaporkan bahwa bila diraba dada si anak akan terasa getaran napasnya. Bila tidak ditangani dengan baik, orang tua akan terus khawatir dan berkeliling ‘shopping’ ke banyak dokter. Ada juga yang akhirnya dipenuhi kekhawatirannya oleh dokter dengan dinyatakan sebagai flek paru. Bila masih bayi, kemungkinan penyebab yang paling sering ditanyakan adalah “Apakah bukan karena waktu lahir petugas kurang bersih merawat jalan napasnya?” Jawaban praktisnya adalah “Bila memang kurang bersih waktu lahirnya, anak saat ini mestinya sudah ada di surga. Nyatanya si kecil masih di sini, jadi pasti bersih waktu petugas merawat jalan napasnya”.

Untuk itu kita perlu lebih cermat menangani kasus chesty child. Suatu survei tentang kepuasan pasien oleh dr. Steven Feldman baru-baru ini disimpulkan pasien akan puas bila dapat menjalani komunikasi dengan dokternya, serta dokter yang suportif dan care. Kuncinya komunikasi, memberi penjelasan pada orang tua pasien dengan bahasa awam apa yang dialami anaknya.

Selalu memproduksi lendir

Saluran napas setiap saat akan memproduksi sekret (lendir) yang bermanfaat untuk fungsi pernapasan itu sendiri. Sekret ini akan dibersihkan oleh sistem bersihan mukosilier di dinding saluran napas. Bila jumlah sekret sedikit, secara tak sadar akan tertelan, bila banyak, akan merangsang refleks batuk. Pada bayi muda, kemampuan bersihan ini belum optimal hingga sekretnya tak bisa dibersihkan sempurna. Itulah mengapa bayi kecil sering bernapas grok-grok. Tetapi semakin ia besar, meningkat pula kemampuan bersihan mukosilier hingga gejala diharapkan akan membaik seiring perjalanan waktu.

Cari penyebab

Bila gejala chestiness berat atau berlanjut, perlu dicari dan ditelusuri faktor lain yang berperan. Pajanan asap rokok merupakan satu hal yang wajib digali informasinya bila bertemu dengan pasien chesty child. Merokok pasif merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya chestiness, dan dapat merupakan penyebab tunggal. Pajanan ini bukan hanya terjadi bila si perokok merokok dalam rumah. Merokok di teras, garasi, dan kamar mandi bisa menimbulkan polusi karena asap bisa menelusup ke mana pun. Penghindaran asap rokok ini saja biasanya sudah sangat mengurangi keluhan pasien, atau gejala chestiness hilang sama sekali.

Selain asap rokok, keluhan chestiness akan lebih menonjol bila ada riwayat alergi dalam keluarga. Perlu ditelusuri adanya alergi dalam keluarga ayah dan ibu pasien. Kalau perlu ditelusuri hingga buyutnya. Sebagian besar chesty child, yaitu sekitar separuhnya ternyata mengalami asma. Oleh karena itu, bila berjumpa dengan chesty child, perlu penggalian ke arah asma. Misalnya ada pola berulang, gejala memburuk malam hari, dan gejal amembaik dengan pemberian obat asma. Juga perlu ditanyakan adanya faktor pencetus baik lingkungan (debu rumah, bulu binatang, asap, dll), pencetus makanan (es, coklat, makanan bervetsin), atau tertular salesma (common cold), aktifitas fisis berlebihan, udara dingin, dan sebagainya.

Sebagian chesty child lain, gejala muncul sebagai manifestasi akut infeksi respiratorik akut (IRA) berulang karena virus (recurrent viral ARI) tanpa kelainan lain. Hingga saat ini belum jelas benar mengapa pada sebagian anak mudah megnalami chestiness ini. Tapi mengingat ditemukannya pola sama dalam keluarga, diduga faktor genetik ikut berperan. Anak ‘sehat’ megnalami beberapa kali episode IRA, normalnya tak lebih dari 6-8 kali pertahun dengan durasi kurang dari seminggu, umumnya 2-3 hari. Pada chesty child, episode batuk pilek lebih sering terjadi, bisa dengan atau tanpa demam. Pencetus chestiness tidak selalu karena IRA, tapi dapat karena berbagai hal lain, sperti polutan baik dalam rumah atau luar rumah. Durasi chestiness juga berlangsung lebih lama, lebih dari seminggu atau bahkan lebih dari dua minggu.

Pada sebagian kecil chesty child dapat ditemukan penyakit dasar yang lebih serius seperti refluks gastroesofagus (aliran balik cairan lambung ke esofagus), laringotrakeomalasia (kelemahan saluran tenggorokan dan trakea), gangguan menelan, bronkiektasis, dan lain-lain. Pada anak dengan gangguan saraf otot (neuromuskular), misalnya palsi serebral biasanya jug amengalami gejala chestiness. Pada pasien tersebut terjadi gangguan fungsi otot menelan dan atau otot yang berperan dalam proses batuk. Biasanya pasien juga mengalami gangguan fungsi bersihan mukosilier berlanjut. Sebagai hasilnya, pasien dengan gangguan neuromuskular juga menjadi chesty child dengan gejala makin berat bila ada faktor pendukung, misalnya IRA atau polutan dan alergen.

Waspadi berbagai kelainan

Tampak terlihat kalau chesty child mencakup anak dengan kelainan klinis pernapasan yang luas, termasuk batuk kronik berulang. Pendekatan klinis praktisnya adalah pertama mencari kemungkinan pajanan asap rokok sebagai penyebabnya. Langka kedua, digali kemungkinan ke arah asma. Biasanya sebagian besar sudah terjaring dalam dua hal tersebut. Bila tidak, lanjutkan penelusuran ke arah penyakit dasar lain yang lebih serius. Tidak lupa kemungkinan kelainan bawaan bila terjadi paa usia sangat muda. Perlu diingat pula kemungkinan kelainan neuormuskular sebagai faktor dasar terjadinya chestiness.