CACAR AIR (VARICELLA)

sumber :http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?mod=pubInformasiPenyakit&idMenuKiri=56&idSelected=1&idInfo=21&page=

Cacar air merupakan penyakit ringan yang dapat sembuh sendiri. Sebgian besar anak akan mengalami cacar air, sehingga perlu pencegahan karena bekembangnya jumlah populasi anak.

PATOFISIOLOGI

Varisella primer disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang merupakan herpes virus. Penyebaran dapat melalui sekresi lendir pernafasan ke saluran nafas, ataupun kontak dengan kulit penderita langsung.
Infeksi paling awal terjadi pada konjungtiva atau mukosa saluran pernafasan bagian atas . Virus bereplikasi di kelenjar getah bening selama 2 – 4 hari dan disertai dengan penyebaran virus melalui darah setelah 4 – 6 hari inokulasi. Virus akan bereplikasi di hati, limpa, dan organ lainnnya. Penyebaran virus kedua melalui darah akan berakhir di kulit setelah 14 – 16 hari pemaparan virus, dan menyebabkan kelainan kulit. Beberapa kondisi berat yang mungkin terjadi adalah infeksi di otak, hati dan paru-paru.
Masa inkubasi virus selama 10 – 21 hari, penderita dapat menularkan sejak 1 – 2 hari sebelum kelainan kulit timbul sampai lesi kulit mengering (5 – 6 hari dari awal lesi kulit pertama timbul ). Walaupun imunitas akan terbentuk setelah infeksi ini, dari beberapa laporan ditemukan adanya infeksi kembali dari virus yang sama.

FREKUENSI

Pada masa sebelum vaksinasi disbarluaskan insidensi pada tahun 1988 – 1994 didapatkan 95,5% orang dewasa 20 – 25 tahun, 98,8% usia 30 – 39 tahun, 99,6% usia > 40 tahun telah kebal terhadap virus ini. Sehingga pada tahun 2000 vaksinasi dilakukan untuk melindungi anak dengan usia 19 – 35 bulan, sehingga terjadi penurunan yang signifikan terhadap angka kejadian varisella di usia-usia tersebut.
Varisella menyebar secara mendunia, tetapi pada masing-masing negara memiliki insidensi yang berbeda bergantung suhu, musim. Insidensi cacar air tidak memiliki predileksi usia dan paling sering terjadi pada anak-anak usia 3 – 6 tahun.

MORTALITAS / MORBIDITAS

Angka kesakitan diakibatkan oleh penyebaran virus dalam darah, infeksi otak dan selaputnya, adanya infeksi bakteri, dan infeksi paru-paru. Komplikasi lainnya berupa rendahnya jumlah trombosit, infeksi pada sendi, infeksi hati dan infeksi ginjal.
Pada wanita hamil, infeksi varisela pada usia kehamilan 20 minggu akan menyebabkan kelainan kongenital pada bayi termasuk atrofi anggota gerak, abnormalitas saraf dan mata, dan juga retardasi mental.
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita cacar air beberapa hari sebelum kelahiran atau 2 hari setelah lahir dapat menimbulkan disseminated varicella neonatorum. Lesi perdarahan di hati dan paru-paru merupakan potensi terjadinya kematian.

KLINIS

Timbulnya penderita cacar air biasanya disertai dengan adanya infeksi pada orang-orang disekitarnya, bahkan pada satu daerah. Perlu di ketahui pula status imunisasi pada anak tersebut, atau cacar air sebelumnya.
Gejala yang mungkin timbul berupa :
• Demam
• Kelemahan tubuh
• Mual
• Nyeri kepala
• Lesi kulit yang berbentuk bentolan berisi air, sangat gatal, yang biasanya berawal dari badan dan menyebar keluar (muka, kepala, anggota gerak).
• Lesi dapat juga terjadi di tenggorokan

PEMERIKSAAN FISIK

Diagnosis ditegakkan dengan melihat lesi kulit yang khas, berupa :
• Lesi klasik berupa “air mata” berbentuk oval dengan kemerahan pada kulit bagian dasarnya.

• Lesi kulit timbul pada tubuh dan wajah, dengan diawali bentola kemerahan yang membesar selama 12 – 14 hari menjadi besar, berair, berisi nanah dan kering.
• Lesi biasanya terletak pada sentral tubuh atau anggota gerak bagian proksimal (lengan, paha) dan menyebar ke bawahnya tetapi tidak terlalu banyak.
• Lesi yang terdapat diseluruh tubuh terdiri atas lesi kulit yang tidak seragam (berbeda stadium erupsinya).
• Benjolan berair dapat timbul di mukosa (mulut, penis, vagina) membentuk luka yang tidak dalam.
• Suhu tubuh pasien akan meningkat sampai 39,5 C selama 3 – 6 hari setelah terbentuknya lesi kulit.
• Benjolan dapat berdarah.
• Penyebaran ke kulit lainnya dalam bentuk pengaktifan kembali.
• Dapat disertai dengan nyeri hati (perut atas kanan), dan disertai badan menjadi kuning.
• Pemeriksaan terhadap fungsi nafas, saraf pusat, sendi dan tulang karena memungkinkan terjadi infeksi pada organ-organ tersebut.

PENYEBAB

Human (alfa) herpesvirus 3 (V-Z virus), yang merupakan anggota dari herpes virus. Penyebaran virus ini melalui kontak langsung, penyebaran melalui udara, atau melalui plasenta.

PENATALAKSANAAN

Pasien harus diisolasikan dari orang lain, begitu juga untuk kebutuhan sehari-harinya. Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala seperti gatal (antihistamin-difenhidramin), demam (parasetamol) diperlukan agar mengurangi tingkat berat penyakit. Pemberian obat antivirus berupa acyclovir per oral direkomendasikan dalam 48 jam awal pasien mengeluh gejala cacar air. Pemberian acyclovir per vena di rekomendasikan pada pasien dengan komplikasi berat, gangguan sistem imunitas dan bayi.
Pemberian varicella-zooster immuno globulin (VZIG) diberikan kurang dari 96 jam setelah terpapar, yaitu pada :
• Wanita dengan kehamilan
• Anak dengan gangguan sistem pertahanan tubuh
• Bayi baru lahir dengan ibu tertular varicella dalam 5 hari sebelum melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan.
• Bayi prematur usia 28 minggu atau lebih muda dengan orangtua tanpa riwayat cacar air sebelumnya.

PROGNOSIS

Prognosis untuk penderita cacar air tanpa adanya komplikasi sangat baik. Pada penderita dengan infeksi paru angka kematian hingga 10% pada penderita tanpa gangguan sistem pertahanan tubuh, dan angka kematian hingga 30% pada penderita dengan gangguan sistem pertahanan tubuh.

PENDIDIKAN PASIEN

• Hindari penggunaan Aspirin saat menderita cacar air, karena akan menyebabkan Sindroma Reye.
• Minum sebanyak-banyaknya.
• Kuku tetap pendek dan pada anak kecil menggunakan sarung tangan agar tidak menggaruk.
• Penggunaan obat antigatal secukupnya
• Penderita cacar air harus menghindari dari ibu yang sedang hamil, bayi atau mereka dengan gangguan sistem pertahanan tubuh.
• Anak dengan cacar air boleh kembali ke sekolah atau berada di lingkungannya lagi apabila semua lesi di kulit sudah mengering.
• Keluarga harus memperhatikan dan segera membawa ke rumah sakit apabila ditemukan : lesi dengan infeksi, perubahan sikap anak, lesi pada mata, gangguan pernafasan pada anak, nyeri kepala yang hebat.

Mengatasi Cacar Air Secara Alamiah

source : http://obatherbal.wordpress.com

Oleh : Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma

Hampir setiap orang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini memang tidak pandang bulu, sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki atau perempuan, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Orang kulit putih, hitam dan coklat dapat terkena. Anak-anak, remaja, orang dewasa, semuanya dapat terkena cacar air. Namun, pada umumnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun. Cacar air bawaan (kongenital) dapat terjadi pada bayi dalam kandungan ibu yang terserang cacar air. Infeksi cacar air pada bayi yang baru lahir dari seorang ibu yang sehat, jarang terjadi.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes varicella-zoster dan merupakan penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan kontak langsung dengan kulit penderita. Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat menular. Kontak tidak langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang mengandung kuman virus herpes varicella-zoster dapat menyebabkan seseorang terserang cacar air.

Cacar air dapat membahayakan dan menimbulkan kematian pada penderita kanker dan orang yang mengalami defisiensi sistem imun (penurunan fungsi sistem imunitas/kekebalan tubuh). Turunnya fungsi sistem imunitas tubuh tersebut menyebabkan tubuh tidak mempunyai kekebalan dan sistem ketahanan untuk melawan serangan virus penyebab cacar, sehingga kondisi penderita melemah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal. Pada anak yang diberi beberapa jenis obat yang berefek pada menurunnya sistem imunitas tubuh, cacar dapat menyebabkan kematian, sebab tubuh tidak mempunyai sistem pertahanan untuk menghancurkan virus penyebab cacar. Penyakit ini juga membahayakan seorang ibu dan bayi yang dikandungnya.

Gejala-gejala cacar air adalah:

* Munculnya ruam-ruam di kulit
Cacar air ditandai dengan bintik-bintik merah berupa gelembung berisi gelembung cairan bening yang muncul setelah 24 jam terinfeksi virus herpes varicella-zoster. Bintik-bintik merah yang muncul di kulit penderita disebut dengan ruam. Ruam tersebut biasanya menimbulkan rasa gatal. Bekas ruam yang ditimbulkan itu pada umumnya akan hilang, tetapi ruam yang terkena infeksi dan merusak lapisan kulit biasanya membekas di kulit. Ruam yang terinfeksi akan bernanah. Lalu akan timbul lepuh kemerahan di punggung dan kepala, yang mudah pecah. Pecahnya ruam, menyebabkan cairan keluar dan terbentuklah keropeng. Ruam menyebar ke muka dan jarang ke tungkai dan lengan. Lepuh akan berlanjut 3-4 hari.
Kadang-kadang dijumpai ulkus (luka) pada membran mukosa mulut, alat genital dan mata. Gatalnya ruam menyebabkan penderita menggaruknya yang menyebabkan infeksi, keropeng dan menimbulkan infeksi baru.
* Demam, kepala terasa agak sakit dan tidak enak badan
* Suhu badan meningkat
* Nafsu makan menghilang
* Dalam kondisi parah, ruam-ruam dapat muncul di wajah dan anggota gerak, tangan, lengan, kaki dan lain-lain.

Tips untuk mencegah cacar air, antara lain:

* Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan.
Pakaian dan lingkungan kotor merupakan sumber dari penyakit. Badan yang kotor akan mudah terinfeksi oleh kuman penyakit.
* Mengkonsumsi makanan bergizi
Makanan bergizi membuat tubuh sehat dan berstamina kuat sehingga dapat menangkal serangan infeksi kuman penyakit
* Menghindari sumber penularan penyakit cacar air
* Imunisasi vaksin cacar air

Perawatan terhadap penderita cacar air:

* Mengganti baju penderita setiap hari
* Menaburkan bedak antigatal pada bagian tubuh yang terkena cacar air untuk mengurangi rasa gatal dan agar ruam menjadi lebih cepat kering.
* Memisahkan penderita dengan orang yang sehat agar cacar air tidak menular pada yang lain.
* Mandi dengan menggunakan air hangat yang telah dicampur dengan obat antigatal setiap hari.
* Memotong kuku agar tidak menggaruk ruam-ruam pada kulit, sehingga tidak timbul infeksi baru.
* Memberikan kondisi nyaman pada penderita agar dapat beristirahat dengan nyaman dan mempercepat proses kesembuhan

Kombinasi beberapa tanaman berkhasiat obat dapat diramu menjadi obat tradisional yang dapat mengatasi cacar air. Berikut ini adalah ramuan obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi cacar air:

Pemakaian dalam :
Resep 1 :
30 gram temu lawak + 25 gram kencur + 15 gram asam jawa + 15 gram jahe, dicuci dan dipotong-potong, lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2-3 kali sehari.

Resep 2 :
2 buah mengkudu matang dicuci dan dijus, atau diparut dan diambil airnya, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Pemakaian luar :
Resep 1 :
Kunyit + daging buah asam (asam kawak) masing-masing secukupnya ditumbuk halus, tambahkan minyak kelapa secukupnya, dipanaskan sebentar, setelah dingin dioleskan pada bagian kulit yang terkena cacar air.

Resep 2 :
Daun asam dan kunyit masing-masing secukupnya dicuci dan dihaluskan, lalu dipakai untuk mengoles kulit yang gatal karena cacar air.

Catatan : untuk perebusan gunakan periuk tanah atau panci enamel atau panci kaca.
Sumber: CBN

Cacar Air TAK CUMA MENYERANG SI KECIL

http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=12471

Penyakit “klasik” ini belakangan mewabah lagi. Bisa
menyerang siapa saja, tak peduli bayi maupun orang
dewasa. Bisa sembuh sendiri, tapi bisa butuh
penanganan khusus, terutama jika yang diserang adalah
bayi yang baru lahir.

Penyakit cacar air (varisela) bisasanya ditandai
dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau makan,
demam, dan gatal-gatal. Menurut dr. H.M. Vinci
Ghazali, MBA, MM. dari Kid’s World, Jakarta, penyebab
cacar aiar adalah virus varicella-zoster. Virus ini
ditularkan melalui percikan ludah penderita, atau
melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan
dari lepuhan kulit penderita.

Karena gejalanya seringkali tidak khas, khususnya pada
fase awal sebelum muncul kelainan kulit (prodormal),
banyak orang “terkecoh” dengan penyakit ini. Gejala
tubuh lemas, demam, malas makan, mirip dengan gejala
banyak penyakit lain seperti flu atau campak. “Baru
setelah muncul erupsi atau kelainan pada kulit, gejala
khas varisela mulai jelas,” kata dokter yang akrab
dipanggil Vinci ini menjelaskan.

Pada gejala berikutnya, varicela menimbulkan erupsi
(lesi/kerusakan) kulit. Lesi ini bentuknya mulai dari
gambaran yang tidak khas, yang diikuti dengan
melenting (vesicle). “Kalau sudah melenting, dalam
waktu rata-rata 24 jam, cairan di dalamnya mulai
keruh, lantas 24 jam berikutnya mulai timbul rasa
gatal.”

Jika vesicle ini digaruk, maka ia akan pecah dan
terbuka. Akibatnya, kulit tidak lagi mempunyai
perlindungan dan bisa kemasukan bakteri. Misalnya,
jika mandi dengan air yang tidak bersih. “Ini yang
disebut infeksi sekunder akibat bakteri,” tandas
Vinci. Kalau infeksi seperti ini terjadi, berarti
penyakit virus cacar air akan ditambah dengan penyakit
bakteri kulit. Penyembuhannya pun tidak lagi primer
dan biasanya akan mengakibatkan terbentuknya jaringan
ikat (scar) yang akan meninggalkan bekas. “Ini yang
mungkin dulu menyebabkan orang tua melarang anaknya
yang kena cacar air untuk mandi,” lanjut Vinci

TIGA MINGGU
Erupsi atau munculnya kelainan kulit merupakan fase
kedua gejala varisela. Begitu fase erupsi ini muncul,
bisa dipastikan anak terkena cacar air. Biasanya,
erupsi varisela dimulai dari sentrum, yaitu daerah
tengah badan (perut), baru kemudian melebar ke
samping. “Itu sebabnya, seringkali bagian perut dan
badan penderita mengalami erusi, tapi bagian mukanya
tidak. Jika pengobatan yang diberikan efektif dan
kekebalan penderita tinggi, bisa jadi cuma badannya
yang erupsi, lalu sembuh,” jelas Vinci.

Erupsi awal ditandai oleh semacam gambaran kemerahan
(eritema), yang lama-lama di atasnya akan terbentuk
vesicle. “Kalau diperhatikan, vesicle ini rata, tidak
ada lekukan di tengahnya (unumbilicated vesicle).
Kalau ada lekukan di tengah vesicle, biasanya bukan
cacar air,” tambah Vinci. Jadi, jika terlihat ada
vesicle, dan mulainya dari bagian tengah badan ke
samping, didahului oleh gejala lemas, demam disertai
napsu makan menurun, “Maka kita sudah harus memikirkan
kemungkinan anak terkena cacar air. Apalagi jika
sekitar 2 minggu sebelumnya ada kontak dengan
penderita cacar air.”

Penularan varisela sebetulnya sudah dimulai sebelum
terjadinya fase erupsi, yaitu pada masa inkubasi.
“Nah, 24 jam sebelum erupsi sudah menulari. Selama
itu, ia akan menulari terus. Jadi, jangan dianggap
kalau sudah sembuh tidak menularkan. Menurut
penelitian, sekitar 12 hari setelah sembuh, baru aman.
Tapi agar lebih aman, sebaiknya 3 minggu setelah
sembuh jangan melakukan kontak, supaya tidak tertular
atau menularkan,” kata Vinci.

WASPADA KOMPLIKASI
Cacar air kebanyakan memang menyerang anak-anak, tapi
bukan berarti bayi dan orang dewasa tak bisa kena.
Hampir sebagian besar orang dewasa di Indonesia pernah
terkena cacar air ketika mereka kecil. “Jadi, mereka
yang sekarang sudah menjadi ibu rata-rata sudah
memiliki kekebalan (antibodi) terhadap varisela, yang
dibentuk ketika mereka terkena varisela saat kecil.
Asumsinya, karena ibu-ibu di Indonesia saat ini sudah
memiliki antibodi, maka bayi-bayi yang dilahirkan pun
memiliki antibodi,” jelas Vinci.

Setelah lahir, bayi-bayi itu pun membawa antibodi
varisela pasif dari ibunya. “Tapi antibodi pasif ini
usianya pendek. Ketika anak berusia di atas setahun,
antibodi tadi akan menipis. Nah, pada saat menipis
inilah, anak mulai bisa tertular. Ini yang menyebabkan
seakan-akan yang kena cacar air hanya anak, bukan
bayi,” lanjut Vinci.

Seandainya para ibu tidak memiliki antibodi dan bayi
di dalam kandungan mereka tidak terlindungi oleh
antibodi varisela, maka bisa terjadi bayi lahir dengan
varisela (nenatal varicela), atau terkena varisela
pada saat berada di dalam rahim (congenital varicela).
Jika si ibu terkena cacar air sebulan sebelum
melahirkan, maka bayi akan mengalami lahir dengan
cacar air stadium ringan. Yang berbahaya adalah jika
si ibu terkena cacar air sekitar seminggu sebelum
melahirkan. “Bisa-bisa bayinya lahir dengan cacar air
berat, yang bisa berakibat fatal. Waktu yang hanya
seminggu itu tidak cukup bagi ibu untuk membentuk
antibodi, akibatnya janin tidak terlindungi ketika
lahir, karena ia belum bisa membuat antibodi sendiri.”

Cacar air pada bayi yang belum memiliki antibodi
sendiri bisa mengakibatkan beragam komplikasi, dari
cacat di sistem saraf, kelumpuhan, kelainan mata,
pneumonia, peradangan jantung, bahkan berakibat fatal
(kematian). Akibatnya, pengobatannya pun menjadi
serius, misalnya denan memberikan varicella-zoster
imunoglobulin. Kalau kejadiannya sampai lebih jauh
lagi, misalnya terjadi kecacatan, tentu pengobatannya
khusus.”

SEMBUH SENDIRI
Cacar air yang ringan pada anak biasanya akan sembuh
sendiri, sesuai daya tahan tubuh anak. Sementara untuk
pengobatan varisela disesuaikan dengan tahapnya. Jika
tahapnya di kulit, diobati dengan obat lokal (kulit).
“Kalau gatal-gatal, diberikan anti-gatal, kalau ada
infeksi sekunder, diberikan anti-bakteri, dan
sebagainya sesuai kebutuhan,” kata Vinci.

Pengobatan kedua adalah pengobatan sistemik. “Untuk
yang ringan, diberikan obat untuk menghilangkan
gejala. Kalau berat, misalnya ada demam, diberikan
obat demam. Kalau disertai komplikasi, tentu diobati
sesuai komplikasi yang muncul,” lanjutnya.

DILARANG MANDI?
“Tidak usah mandi kalau sedang terkena cacar air,”
begitu biasanya dulu orang tua kita mengingatkan.
Benarkah cacar air tak boleh terkena air? Yang jelas,
mandi akan membuat bagian-bagian vesicle (melenting)
yang sudah mati akan lepas. “Tapi dengan syarat,
mandinya dengan air bersih yang tidak mengandung
bakteri (tidak terkontaminasi oleh bakteri),” kata
Vinci. Jika air yang digunakan untuk mandi tidak
bersih, bisa-bisa malah menimbulkan infeksi sekunder.
“Begitu ada infeksi sekunder, berarti penyembuhannya
tidak primer, yang menyebabkan kemungkinan terjadinya
scar atau bekas lebih banyak.”

Bagaimana mencegah cacar air? “Yang pertama tentu
dengan menghindari kontak dengan penderita cacar air,”
jelas Vinci. Selain itu, anak usia 12-18 bulan
sebaiknya diberikan imunisasi varisela. “Sementara
vaksinasi pada orang dewasa diberikan terutama pada
mereka yang kekebalan atau daya tahan tubuhnya
rendah.”

Cacar Air dr medicastore
(Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus
menular
yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan
bintik-bintik kecil
yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan
serta keropeng,
yang menimbulkan rasa gatal.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita
atau melalui
benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari
lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari
timbulnya gejala
sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena
itu, untuk
mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi
(diasingkan).

Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia
akan memiliki
kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi.
Tetapi virusnya
bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu
kadang menjadi aktif
kembali dan menyebabkan herpes zoster.

GEJALA
Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah
terinfeksi.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala
awalnya berupa
sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan.
Gejala tersebut
biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih
muda, gejala pada
dewasa biasanya lebih berat.

24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul
bintik-bintik merah
datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol
(papula), membentuk
lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal,
yang akhirnya akan
mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam.
Selanjutnya akan
terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi
lepuhan yang
baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam
dan menghilang
dalam waktu kurang dari 20 hari.

Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih
sedikit; biasanya
banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada,
punggung,
bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.

Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka
(ulkus), yang
seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga
bisa ditemukan di
kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum
dan vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas
kadang menyebabkan
gangguan pernafasan.

Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di
leher bagian
samping.

Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan
parut, kalaupun
ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata.
Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan
biasanya disebabkan
oleh stafilokokus.

KOMPLIKASI

Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa
masalah. Tetapi pada
orang dewasa maupun penderita gangguan sistem
kekebalan, infeksi ini
bisa berat atau bahkan berakibat fatal.

Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air
adalah:
– Pneumonia karena virus
– Peradangan jantung
– Peradangan sendi
– Peradangan hati
– Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo
bulosa)
– Ensefalitis (infeksi otak).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas
(makula,
papula, vesikel dan keropeng).

PENGOBATAN
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan,
sebaiknya kulit
dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin,
antihistamin
atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol

Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri,
sebaiknya:
– kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
– menjaga kebersihan tangan
– kuku dipotong pendek
– pakaian tetap kering dan bersih.

Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal
(antihistamin).
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus
asiklovir.

Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan
asetaminofen, jangan
aspirin.
Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang
berusia lebih dari 2
tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja,
karena pada remaja
penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi
beratnya penyakit
jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya
ruam yang
pertama.
Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.
Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi
cacar air dan
memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya
penderita
gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan
immunoglobulin zoster atau
immunoglobulin varicella-zoster.

Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang
berusia 12-18
bulan.

CACAR AIR, MEWABAH DI PERGANTIAN MUSIM

SUMBER : NAKITA

Meski namanya cacar air, penyakit ini sama sekali bukan disebabkan kegemaran si kecil main air.

Cacar air atau yang disebuat chicken pox disebabkan oleh virus varisela zooster. “Namanya juga virus, tentu ada di mana-mana dan keberadaannya sulit dideteksi dengan mata telanjang,” ungkap dr. H. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K).

Penularan cacar air bisa melalui percikan udara dari sekresi lendir, batuk maupun bersin. Sementara penyebab penularan yang paling potensial adalah kontak langsung pada lesi/bintik berisi cairan.

“Harap diwaspadai, ketika di kulit mulai muncul bintik dengan cairan yang masih jernih, itulah masa yang paling menular,” ujar dokter spesialis anak dari Subbagian Infeksi dan Pediatri Tropis, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Baru setelah bintik-bintik itu berubah warna menjadi hitam, maka tidak menular lagi.
Baca lebih lanjut

Cacar air di kala hamil

sumber : http://www.anakku.net/content/cacar-air-di-kala-hamil

Cacar air atau varicella yang disebabkan virus herpes memang amat mudah menular. Dikalangan anak-anak, rasanya lumrah saja mereka terkena penyakit dengan gejala bintil-bintil merah berair ini. Tapi, bagaimana bila Anda sedang hamil? Penurunan daya tahan tubuh selama hamil menjadikan Anda lebih rentan terhadap penyakit ini meskipun saat kecil Anda pernah menderitanya.

Bisa menulari janin

Penularan virus cacar air biasanya melalui saluran napas seperti cairan hidung, dahak, air liur, atau bersentuhan. Penularan ke janin juga bisa terjadi lewat ari-ari. Masa dari masuknya kuman hingga muncul gejala (inkubasi) adalah 10-12 hari dengan periode infeksius (viremia) yang dapat menularkan pada orang lain sekitar 1 minggu sejak terkena kuman.

Ibu hamil yang terkena cacar dapat menambah risiko pada janin seperti kematian janin atau sindroma varicella kongenital berupa kelainan bentuk dan saraf yang berat pada bayi hingga keterbelakangan menal. Juga, bayi bisa lahir prematur. Ibu pun bisa terkena komplikasi seperti radang paru-paru atau radang otak.
Baca lebih lanjut