Tahapan Perkembagan Duduk dan Merangkak

Brain Development: Milestone Sitting & Crawling

sumber : milis balita-anda

(translated by: Sylvia – milis balita-anda)
(sumber asli: http://www.babycentre.co.uk/refcap/6624.html)

DUDUK

Belajar duduk sendiri akan membuat bayi Anda memiliki perspektif baru
tentang dunianya. Jika punggung dan otot-otot lehernya cukup kuat untuk
membuatnya tegak dan ia tahu di mana menempatkan kaki-kakinya supaya ia
tidak terjungkal, tinggal tunggu waktu hingga ia beralih ke posisi
merangkak, berdiri dan berjalan.

Sebagian besar bayi mulai belajar duduk mandiri di saat yang hampir sama
dengan belajar berguling dan mengangkat kepalanya. Otot-otot yang mereka
butuhkan untuk posisi demikian berangsur-angsur berkembang sejak lahir,
hingga akhirnya cukup kuat saat ia menginjak usia 4-7 bulan. Saat di usia
8 bulan, 90% bayi dapat duduk baik tanpa bantuan.

Walaupun Anda dapat mendudukkan dia di hari pertama ia lahir, posisi duduk
yang sebenarnya baru dimulai saat ia telah menguasai kontrol kepala.
Dimulai dari usia 4 bulan, kepala dan otot-otot leher bayi Anda akan
menguat dengan cepat, dan ia akan belajar mengangkat dan menegakkan
kepalanya saat ia sedang tengkurap.

Kemudian ia akan mempelajari bagaimana memposisikan dirinya di atas
lengannya dan mengangkat dadanya dari permukaan, seperti gerakan mini push
up. Saat usia 5 bulan ia mungkin dapat sebentar-sebentar duduk tanpa
bantuan, walaupun Anda tetap harus berada di dekatnya untuk memberikan
dukungan dan mengelilinginya dengan bantal agar terhindar dari kemungkinan
jatuh.

Tidak lama ia akan belajar bagaimana mempertahankan keseimbangannya saat
duduk dengan mencondongkan badannya ke muka ditopang oleh satu atau kedua
lengannya, dan saat usia 7 bulan ia kemungkinan telah duduk tanpa bantuan
(yang akan membebaskan tangannya untuk bereksplorasi), dan ia akan belajar
bagaimana cara menoleh saat duduk untuk meraih benda yang diinginkannya.
Pada saat itu ia mungkin bahkan dapat mencoba posisi duduk dari berbaring
tengkurap dengan mendorong lengan-lengannya. Saat ia berusia 8 bulan, ia
cenderung dapat duduk dengan baik tanpa bantuan.

Bila bayi Anda belajar untuk mencondongkan tubuhnya ke muka saat ia duduk
dan tetap dalam posisi seimbang di atas tangan dan lututnya, ia telah siap
untuk merangkak, suatu ketrampilan yang sebagian besar anak telah
menguasai sepenuhnya saat mereka berusia 1 tahun. Ia mungkin telah dapat
melakukan posisi merangkak dengan kedua tangan dan kedua kakinya paling
cepat di usia 6-7 bulan; setelah itu ia akan menjadi anak yang mampu
bergerak ke mana-mana dan punya keingintahuan yang besar. Banyak dokter
ahli anak yang merekomendasikan untuk menunggu bayi Anda dapat duduk
dengan sedikit bantuan sebelum memberinya makanan padat.

Anda dapat menolong bayi Anda untuk siap duduk dengan melatihnya bermain
merunduk di atas lantai dan mengajaknya untuk menengadah. Mengangkat
kepala dan dadanya untuk melihat mainan atau wajah Anda membantu
menguatkan otot-otot lehernya dan mengembangkan kontrol kepalanya yang
semuanya itu perlu untuk posisi duduk. Gunakan mainan berwarna cerah atau
yang berbunyi adalah cara yang baik pula untuk memastikan bahwa
pendengaran dan penglihatannya tidak bermasalah. Saat bayi Anda telah
dapat duduk dengan cukup baik, letakkan mainan atau benda lain yang
menarik di luar jangkauannya ? itu akan menarik perhatiannya dan tanpa
sadar ia belajar menyeimbangkan dirinya dengan lengan-lengannya.

Konsultasikan dengan dokter Anda jika anak Anda:
– tidak mampu mengangkat kepalanya dengan tegak saat ia usianya sekitar 6 bulan
– belum mulai belajar memposisikan dirinya di atas
lengan-lengannya

MERANGKAK

Merangkak membantu bayi Anda menguatkan otot-ototnya hingga ia cukup mampu
berjalan. Aktivitas ini pun juga merupakan cara perdananya untuk
bereksplorasi sendiri dengan efektif. Mula-mula ia akan menyeimbangkan
tangan dan lututnya. Kemudian ia akan belajar bagaimana bergerak ke depan
dan ke belakang dari posisi semula dengan cara mendorong lutut-lututnya.

Sebagian besar bayi belajar merangkak antara usia 6 dan 10 bulan. Tetapi
beberapa mungkin tidak pernah merangkak, melainkan hanya mengangkat
tinggi-tinggi pantatnya saat mereka tengkurap atau langsung beralih ke
gerakan menarik diri, berdiri dan berjalan. Yang penting adalah bayi Anda
belajar bagaimana ia mampu bergerak, tidak perlu risau dengan caranya.

Merangkak umumnya bisa dilakukan setelah seorang bayi dapat duduk dengan
baik tanpa bantuan, yang biasanya terjadi di sekitar usia 6 atau 7 bulan.
Setelah bisa duduk, ia dapat menegakkan kepalanya untuk memandang
sekeliling, dan otot-otot lengan, kaki dan punggungnya cukup kuat untuk
menjaganya tidak terjatuh ke atas lantai saat ia berada pada posisi hendak
merangkak.

Setelah 2 bulan berikutnya, bayi Anda berangsur-angsur belajar untuk
bergerak dengan lebih percaya diri dari posisi duduk menjadi posisi
merangkak dan tidak lama ia menyadari bahwa ia dapat menggerakkan tubuhnya
maju dan mundur pada posisi demikian.

Saat usia sekitar 9 atau 10 bulan, ia akan belajar bahwa dengan mendorong
lutut-lututnya, ia mulai dapat bergerak. Setelah ia mahir dengan
ketrampilan ini, ia akan belajar untuk berubah posisi dari merangkak
kembali ke posisi duduk. Ia jua akan menguasai teknik mahir dari
?cross-crawling?: menggerakkan satu lengan dan kaki yang berlawanan dengan
lengan tsb. bersamaan saat ia bergerak maju. Setelah itu, tinggal masalah
latihan yang akan semakin menyempurnakan ketrampilan barunya ini. ? Anda
akan lihat bahwa ia akan menjadi perangkak yang kompeten saat ia telah
berusia 1 tahun.

Jika bayi Anda merangkak mundur, duduk sambil menyeret-nyeret pantatnya
atau bahkan melewati tahap merangkak dan langsung berdiri, janganlah cemas
akan hal ini. Selama ia mulai dapat bergerak (mobile) ? bagaimana pun
caranya ? ia akan baik-baik saja.

Setelah bayi Anda menguasai teknik merangkak, satu lagi ketrampilan yang
perlu ia pelajari sehingga mobilitasnya sempurna ialah belajar berjalan.
Hingga saat itu, ia mulai segera ingin memegang segala sesuatu sebagai
sandarannya, apakah itu meja atau kaki neneknya. Saat ia mulai dapat
seimbang dengan kaki-kakinya, ia akan siap untuk berdiri sendiri dan mulai
menjelajah ruangan dengan tetap memegang furnitur di sekitarnya, tinggal
menunggu waktu hingga ia bisa berjalan, berlari, meloncat dan melompat.

Dengan ketrampilan meraih atau dan memegang, cara terbaik untuk melatih
bayi Anda merangkak adalah dengan menempatkan mainan atau obyek lain yang
diinginkannya ? bahkan diri Anda sendiri ? agak melebihi jangkauan raih
bayi Anda. Anda dapat juga menggunakan bantal, kotak, atau sofa untuk
menciptakan semacam penghalang. Ini akan membantu meningkatkan percaya
diri, kecepatan dan ketangkasannya. Hanya jangan pernah meninggalkan
dirinya sendirian ? jika ia terhalang di bawah bantal atau kotak, ia tentu
saja akan merasa ketakutan dan terancam bahaya tertimpa.

Bayi yang sedang merangkak dapat tertimpa banyak resiko. Karena itu
perlengkapi rumah Anda dengan banyak alat pengaman dan buatlah ruang gerak
mereka terbatas hingga bayi Anda telah benar-benar menguasai ketrampilan
ini (umumnya sekitar usia 12 bulan) ? dan walaupun demikian, tetapi
monitor kegiatan mobilenya ini.

Anda tidak perlu mulai membelikannya sepatu. Bayi Anda tidak membutuhkan
alas kaki secara teratur hingga ia telah menguasai ketrampilan berjalan.

Konsultasikan kepada dokter Anda jika anak Anda:

– tidak menunjukkan minat untuk mulai bergerak (mobile), apakah itu
merayap, merangkak, berguling atau berlari

– belajar untuk menggerakkan lengan dan kakinya bersamaan dalam
gerakan terkoordinasi

– belajar untuk menggunakan kedua lengannya dan kedua kakinya
bersama-sama saat usia 1 tahun

Gangguan Otak Penyebab Gangguan Perkembangan

SUMBER : Mother And Baby

Akibat gangguan di bagian otak, berbagai gangguan perkembangan bisa terjadi pada anak, yang dikenal dengan istilah autisme. Di Indonesia sendiri, menurut Yayasan Autisme, tahun 1999 ada sekitar 60.000 anak menderita autisme. Dan anak laki-laki empat kali lipat berisiko terserang dibanding anak perempuan.

Apa Saja Ciri-cirinya?
Autisme adalah gangguan otak yang menyebabkan gangguan perkembangan pada anak. Ciri-ciri serta gejalanya biasanya mulai terlihat pada usia tiga tahun. Umumnya, anak yang mengalami autisme terlihat normal di bulan-bulan pertama kehidupannya. Namun, lama-kelamaan, anak menjadi kurang berrespons kepada orang lain saat diajak berinteraksi. Misalnya tak berrespons saat dipanggil namanya, menghindari kontak mata, dan lebih senang bermain sendiri. Selain itu mereka juga terkadang tak bisa diam, mondar-mandir sendiri tanpa alasan jelas.

Namun, yang terjadi bisa juga kebalikannya, tahan duduk diam di pojok sendirian. Semasa bayi, mereka juga amat sulit dipegang atau dipeluk. Selain itu, anak anak yang menderita autisme biasanya juga mengalami kelambatan dalam kemampuan bicara. Mereka tidak dapat mengucapkan kata-kata atau kalimat dengan baik dan tidak dapat memulai percakapan serta amat senang mengulang-ulang kata-kata yang ia dengar.

Dalam hal tingkah laku muncul pula gangguan, seperti gerakan-gerakan repetitif (pengulangan), misalnya menggerak-gerakkan tangan berulang-ulang atau memukul-mukul pipi. Mereka juga sering membuat semacam ritual, misalnya menjejer-jejerkan gelas atau botol-botol dan merasa amat terganggu jika rutinitas itu diubah. Yang juga mengkhawatirkan adalah jika muncul tindakan menyakiti diri sendiri, seperti kebiasaan menggigit-gigit tangan atau membenturkan kepala ke tembok.

Gejala lainnya adalah gangguan emosi. Mereka bisa menangis atau tertawa sendiri tanpa sebab yang jelas. Pada beberapa anak autis, semua gejala tersebut biasanya bisa teratasi saat mereka dewasa, terutama jika gejalanya tidak terlalu parah. Anak-anak autis ini bisa saja punya kemunduran mental, sehingga mengalami kesulitan belajar. Namun, tidak menutup kemungkinan, sebagian dari mereka punya inteligensi yang normal hingga tinggi.

Apa Penyebabnya?

Terjadinya autisme tidak hanya karena satu faktor dan setiap anak autisme punya penyebab yang berbeda. Yang jelas, beberapa penelitian menemukan kalau sel-sel saraf di beberapa daerah otak terlihat lebih kecil daripada ukuran normalnya. Penelitian lain juga menunjukkan adanya pengaruh polusi udara terhadap tingginya kasus autisme. Kemungkinan terjadinya autisme juga semakin besar jika si ibu menderita rubela atau toksoplasmosis saat hamil.

Bagaimana Penanganannya?

Gangguan autisme sayangnya belum ada penyembuhnya. Namun, dengan pemberian terapi atau penanganan khusus, beberapa gejala yang muncul bisa berkurang. Keberhasilan terapi itu pun amat tergantung pada seberapa parah gejala yang muncul. Yahg jelas, terlepas dari parah atau tidaknya gejala yang ada, penanganan sedini mungkin yang dilakukan secara teratur akan sangat membantu. Paling tidak sekitar 40 jam per minggu diperlukan bagi anak autis untuk mempelajari berbagai keterampilan dan terapi yang dapat membantu mereka untuk kontak dengan dunia luar.

Beberapa terapi yang dilakukan adalah terapi modifikasi tingkah laku, fisioterapi, terapi kemampuan motorik, sensorik, dan aktivitas sehari-hari, terapi bicara dan komunikasi, serta latihan relaksasi dan sensori. Pemberian obat juga perlu dilakukan untuk membantu mereka untuk lebih bisa berkonsentrasi, walaupun hanya diberikan dalam masa tertentu saja.

Terlaksananya semua program tersebut jelas membutuhkan kerjasama antara dokter, psikolog dan terapis profesional. Satu hal yang perlu diketahui orangtua yang anaknya menderita autisme adalah mereka sebaiknya tidak berharap terlalu tinggi seperti halnya pada anak normal. Sebab, dapat mengurus dirinya sendiri serta memahami berbagai konsep sederhana saja
sudah cukup baik bagi anak autis.

Dua pusat terapi berikut ini bisa dijadikan alternatif bagi orangtua yang anaknya menderita autisme dan ingin menjalani terapi: Atira Treatment Centre, Gedung Fuyinto-Sentra Mampang Lt 3, JI. Mampang Prapatan Raya No.28, Jakarta. Selatan, telepon (021 ) 791-91271 atau 79191272; Avanti Treatment Center, Wisma Bayuadji Jl. GandariaTengah III No. 44, Jakarta Selatan, Telepon (021)739-7616. Bimala

Lisa, 37/III/16-22 September 2002

SESUAIKAH TUMBUH KEMBANG ANAK ANDA

sumber : http://www.infoibu.com

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita .
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan selanjutnya.

Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tua / orang dewasa lainnya. Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi dalam kandungan.
Kebutuhan dasar seorang anak adalah
– ASUH ( kebutuhan biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman , perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan timbulnya gejal penyakit.
– ASIH ( kebutuhan emosianal)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, ,pengalaman baru, , pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan , tetapi lebih banyak memberikan contoh – contoh penuh kasih sayang adalah salah satunya.
– ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)
Cikal bakal proses pembelajaran , pendidikan , dan pelatihan yang diberikan sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4 – 5 tahun pertama ( golden year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian ,ketrampilan dan produktivitas yang baik.
Beberapa tingkat perkembangan yang harus dicapai pada anak umur tertentu ;
– 4-6 minggu : tersenyum spontan , dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
– 12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri , menoleh ke arah suara , memegang benda yang ditaruh ditanggannya , bermain cilukba.
– 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
– 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya , duduk dengan bantuan kedua tangannya ke depan , makan biskuit sendiri.
– 9 – 10 bulan : menunjuk dengan jari , memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk, merangkak , bersuara da… da…. .
– 13 – 15 bulan : berjalan tanpa bantuan , mengucapkan kata – kata tungggal , memasukkan mainan ke dalam cangkir , bermain dengan orang lain , minum dari gelas , dan mencoret – coret.

© Dr. SuriViana -www.infoibu.com

SESUAIKAH TUMBUH KEMBANG ANAK ANDA 1

sumber : http://www.infoibu.com

Pertumbuhan ( growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu.

Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.
Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan dan sampai anak berusia 2 tahun masih dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya dibandingkan dengan usia anak. Beberapa cara penilaian melalui pemeriksaan fisik atau klinikal , pemeriksaan antropometri ( membandingkan tinggi badan terhadap umur, berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan atas terhadap umur ) , contohnya KMS (kartu menuju sehat ) yang membandingkan berat badan terhadap umur , pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan analisa diet.
Beberapa faktor yang mempegaruhi pertumbuhan anak :
 Faktor heredo konstitusional ; tergantung ras, genetic, jenis kelamin dan kelainan bawaan
 Faktor hormonal ; insulin , tiroid, hormon sex dan steroid.
 Faktor lingkungan selama dan sesudah lahir ; gizi, trauma, sosio – ekonomi, iklim, aktivitas fisik, penyakit, dll.
Perkiraan berat badan yang dapat mudah dilakukan dalam kilogram adalah berat badan waktu lahir bayi cukup bulan akan kembali pada hari ke 10.Berat badan menjadi 2 kali berat waktu lahir saat usia 5 bulan, menjadi 3 kali berat lahir saat usia satu tahun, dan menjadi 4 kali berat waktu lahir saat usia 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata– rata 2 kg/ tahun.
Perkiraan tinggi badan dapat pula dilakukan dalam sentimeter yaitu usia 1 tahun 1,5 kali tinggi badan lahir, usia 4 tahun 2 kali tinggi badan lahir, 6 tahun 1,5 kali tinggi badan 1 tahun,.
Kita dapat pula mePrediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetic berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan ;

TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm ) + TB ibu
_________________________ ± 8,5 cm
2
TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah
_________________________ ± 8,5 cm
2
© Dr. SuriViana -www.infoibu.com

Usia Berapa Anak Jalan?

Usia Berapa Anak Bisa Jalan?.

Anak ku hampir 15 bulan tetapi belum bisa jalan. Jika dilepas pasti langsung menjatuhkan badannya. Kira-kira usia berapa yang harus di waspadai untuk dibawa ke dokter? Aku berencana jika sampai 15 bulan belum jalan, aku akan bawa ke klinik tumbuh kembang soalnya takut nanti di tunggu-tunggu malah tambah lama lagi.

Berikut tanggapan dari Moms WRM beserta artikel dari tabloid Nakita:

– Bagaimana dengan kakinya? Sudah kuat kan? Mungkin masih takut jika dia tidak berpegangan. Coba saja dilatih dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya dekat. Jika memungkinkan bisa letakan mainan atau sesuatu yang dia suka, jadi dia terpancing untuk berjlan karena melihat mainan tersebut.

Atau bisa juga ajak main bersama anak yang lebih besar atau seumurnya yang sudah bisa berjalan. Memang harus sering dilatih dan harus sabar. Jika masih khawatir juga, tidak ada salahnya ke klinik tumbuh kembang anak. Anakku yang pertama jalan umur 18 bulan, telat memang karena dia takut. Tapi begitu sudah lepas sudah kemana-mana, karena memang sudah kuat kakinya.

– Apakah anak Mom sudah bisa berdiri sendiri? Kalau sudah mungkin dia takut, atau kakinya belum kuat, apakah badan dia besar? Banyak dilatih saja pelan-pelan, main dengan teman sebayanya, pelan-pelan tangannya dipegang, atau berdiri berpegangan sesuatu.

– Anak pertamaku karena masih baru pertama, jadi aku ngurusnya masih takut-takut dan extra hati-hati takut jatuh. Akibatnya dia baru bisa berjalan umur 18 bulan. Itu juga karena di protes oleh keluarga. Mereka bilang,”Jangan dipegangin melulu, biar dia jatuh sekali-kali jadi tahu kalau jatuh itu sakit. Jadi si anak bisa belajar untuk berjalan perlahan.”

Biasanya begitu anak dilepas dia langsung berusaha jalan cepet sementara belum terkoordinasi dengan baik kaki dengan otaknya. Nah ini yang aku terapkan ke anak ke-2, hasilnya dia lebih cepat bisa jalan. Karena dibiasakan dilepas tapi lihat situasi sekeliling musti aman. Ddan biasakan main dibawah, alasin karpet yang tidak licin. Otomatis si anak bisa belajar untuk tahu,”oh ini lantai keras bukan kasur.” Jadi dia lebih hati-hati dengan sendirinya.

– Kebetulan anakku bisa berjalan usia 13 bulan (sudah lancar) tapi sebelumnya usia sekitar 11-12 bulanan dia masih suka mencari pegangan. Biasanya aku suka membiarkan saja. Selain itu dia juga mulai belajar jalan dari box juga karena kesehariannya memang lebih banyak main di box dan kebetulan anakku juga tidak melewati tahap merangkak. Jadi habis bisa berjalan ketika capek, terkadang dia suka merangkak tetapi lucunya kalau merangkak tidak memakai lutut tapi telapak kaki & tangan penyangganya (seperti orang nungging).

– Perlihatkan mainan menarik waktu ia berdiri, agar ia mau melangkah maju ke arah mainan itu. Bantu ia berjalan dengan berpegangan pada kursi-meja yang kokoh. Mula-mula sambil dipegangi dengan dua tangan, lalu dengan satu tangan saja. Lepaskan pegangan Anda bila ia kelihatan sudah mulai terampil, sehingga ia punya kesempatan melangkah sendiri. Tentu sambil Anda tetap menjagainya. Mulanya mungkin ia hanya mau berjalan 1-2 langkah saja. Selanjutnya ia akan mampu melangkah sendiri tanpa bantuan.

Artikel dari Tabloid Nakita:

Sebagian besar bayi belum mulai berjalan pada ulang tahun pertamanya. Merujuk teori perkembangan, 25 persen anak sudah bisa berjalan di usia 11,1 bulan, 50 persen di usia 12,3 bulan dan 90 persen di usia 14,9 bulan. “Tapi pada umumnya, usia anak berjalan tak terlalu jauh berkisar antara 16-20 bulan

Cepat-lambatnya perkembangan ini disebabkan antara lain:
* Bayi yang banyak bergerak dan berotot kuat sering lebih cepat dapat berjalan dibanding bayi yang diam saja dan gemuk. Bayi dengan kaki pendek dan kokoh, juga lebih cepat mulai berjalan daripada bayi berkaki panjang dan ramping, yang sulit untuk mencapai keseimbangan tubuh.

* Bayi yang tak banyak merangkak atau sama sekali tak dapat merangkak, kadang lebih cepat dapat berjalan daripada bayi yang ahli merangkak ke seluruh penjuru rumah.

* Pengalaman negatif, mungkin jatuh parah ketika ia pertama kali melepaskan pegangan dari tangan ibunya. Ia tak akan mau mencoba lagi sampai ia sudah betul-betul kuat. Sekalinya ia mulai, ia akan langsung dapat berjalan dengan trampil, tak tertatih-tatih lagi.

* Alas kaki yang licin juga menghambat. Lebih baik tanpa alas kaki, karena bayi akan menggunakan jari-jarinya untuk mencengkeram ketika ia melangkah.

* Tak mendapatkan kesempatan berlatih berjalan karena lebih sering berada di boks bermain, terikat di kereta bayi atau pada situasi lain di mana ia tak punya kesempatan untuk mengembangkan otot-otot kakinya dan rasa percaya dirinya melalui bangun, berdiri dan merambat.

* Terlalu sering berada di baby walker, cenderung akan terlambat bisa berjalan sendiri.

* Karena paksaan orang tua yang melatihnya jalan beberapa kali sehari. Ia mungkin akan memberontak, terutama jika ia keturunan keras kepala. Kelak ia akan berjalan sendiri pada saat yang lebih lambat daripada jika ia dibiarkan belajar sendiri dan dalam waktunya sendiri.

* Langkah pertama seorang bayi yang tenaganya sudah terserap oleh infeksi telinga, flu atau penyakit lain, akan tertunda sampai ia sudah merasa lebih baik.

Proses Perkembangan Anak

Proses Perkembangan Anak

Bayi 0 – 3 bulan
Bayi perempuan lebih berlemak, bayi laki-laki lebih panjang dan keras, penelitian di Hetherington tahun 1970 mencatat tingkat kematian perempuan lebih rendah. Bayi perempuan tidak rentan terhadap penyakit hingga dewasa. Bayi Perempuan lebih trampil berbahasa, lebih banyak tersenyum 2 kali lebih banyak, dan suka ditimang-timang. Bayi laki-laki senang diajak bermain sambil tertawa. Jhon Nicholson dalam bukunya Men and Women: How Different Are They? mengungkapkan bayi usia 2 -3 bulan lebih suka meraba dibanding bayi laki-laki. 48 setelah melahirkan bayi perempuan, sang ibu lebih banyak tersenyum dan menimang bayinya ketimbang melahirkan bayi laki-laki.

Bayi 3 – 9 bulan
Bayi perempuan berusia 6 bulan bereaksi dengan cara yang berbeda dengan bayi laki-laki terhadap suara orang dewasa terutama suara wanita. Usia 8-9 bulan bayi perempuan lebih ramah terhadap suara wanita dewasa, untuk mengatasi hal ini, sebaiknya ayah melatih bayi perempuanya dengan mengajaknya berbincang atau berduaan saja.

Bayi 9 – 18 bulan
Bayi sudah pintar membedakan perempuan dan laki-laki, penelitian di Eidenburg, Jerman membuktikan bayi usia 1 tahun sudah dapat menempatkan diri sesuai jenis kelamin dengan menolak baju dan dandanan rambut. Segera setelah bayi bis bergerak dengan cara berbeda. Susan Goldberg dan Michael Lewis, Lembaga Penelitian Fels-US, melakukan pengamatan perilaku pada anak 13 bulan. Bayi perempuan pergi jauh dari ibunya, kemudian kembali untuk memastikan rasa aman. Bila pengasuhnya menghalangi, bayi perempuan itu akan menangis dan tak melakukan usaha apapun, sedangkan bayi laki-laki menangis tapi berusaha menyingkirkan orang.
Bayi laki-laki lebih menyukai permainan yang aktif, sedangkan bayi perempuan lebih suka duduk dan bermain diam-diam. Mereka memilih banyak permainan yang sama. Perempuan lebih suka memilih sayang pada boneka binatang, sedangkan bayi laki-laki memilih senjata atau bermain di luar.

Anak Dua Tahun Lebih
Di usia 2 tahun, anak suka bermain dan mulai memilih mainannya, biasanya anak laki-laki tidak antusias dan cenderung kaku ketika disodorkan mainan perempuan, sedangkan anak perempuan nampak ruang ketika disodorkan mainan anak laki-laki. Masyarakat cenderung membiarkan anak perempuan manjadi tomboy dengan memperbolehkan main mainan anak laki-laki, sedangkan anak laki-laki ditabukan main mainan anak perempuan. Bahkan, sekarang ada kencederungan orang tua hanya memberikan mainan anak perempuan pada anak perempuan dan mainan anak laki-laki pada anak laki-laki, karena takut anak mereka terbentuk menjadi homo, padahal penelitian tentang ini tak membuktikan.
Sue Sharpe, psikolog AS, melihat anak laki-laki lebih sering dihukum daripada anak perempuan. Orang tua lebih suka menyembunyikan rasa cintanya pada anak laki-laki, berebeda dengan anak perempuan, akibatnya naluri anak laki-laki yang lebih agresif, membuat dia makin agresif.

sumber: Wanita Indonesia Edisi 643/25 Februari – 3 Maret 2002

Pertumbuhan Bayi

Normalkah Pertumbuhan Bayi Anda?

Tanpa disadari bayi kecil Anda tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Apalagi di sepanjang tahun pertama hidupnya. Menyaksikan setiap perubahan yang terjadi pada dirinya, pasti akan menjadi pengalaman berharga yang menyenangkan dan menakjubkan Anda. Untuk memudahkan orangtua mencermati setiap tahapan pertumbuhan si kecil, American Academy of Pediatric memberikan panduan berikut untuk Anda.

0 – 1 Bulan

Kemampuan Motorik

  • Menggerakkan tangan sejauh jangkauan pandangan mata dan mulut.
  • Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan saat tidur dalam posisi tengkurap.
  • Kepala terkulai jika tidak diberi penyangga.
  • Tangan mengepal.

Visual

  • Fokus jarak pandangan berkisar antara 8-12 inci.
  • Cenderung menyukai warna hitam putih daripada pola warna-warna kontras.
  • Dibandingkan objek lain, wajah manusia masih menjadi objek favoritnya.

Pendengaran

  • Pendengaran telah matang sehingga dapat mengenali beberapa suara.
  • Sewaktu-waktu dapat menoleh untuk mencari suara yang dikenalnya.

Penciuman dan Peraba

  • Cenderung menyukai aroma yang harum dan manis dibandingkan aroma berbau tajam atau asam.
  • Dapat mengenali aroma air susu ibunya.
  • Cenderung menyukai permukaan yang lembut dibandingkan yang kasar dan sulit dipegang.

Segeralah hubungi dokter jika bayi Anda:

  • Susah menggigit dan minum dengan lambat.
  • Tidak berespon/berkedip melihat cahaya terang.
  • Tidak fokus dan tidak bisa mengikuti objek yang bergerak pelan ke kiri dan ke kanan.
  • Jarang sekali menggerakkan kaki dan tangannya.
  • Rahang bawah sering bergetar, bahkan saat tidak menangis atau gembira.
  • Tidak bereaksi terhadap suara keras.

2-3 Bulan

Kemampuan Motorik

  • Mengangkat kepala dan dada saat berbaring dalam posisi tengkurap.
  • Merenggangkan kaki dan menendang-nendang saat berbaring.
  • Sudah dapat mengepal dan membuka tangannya.
  • Memasukkan/menggerakkan tangan ke mulut.
  • Dapat meraih objek/ mainan dan menggerakkannya.

Visual

  • Dapat mengamati wajah dengan intens.
  • Dapat mengikuti objek yang bergerak.
  • Dalam jarak tertentu, ia sudah dapat mengidentifikasi wajah dan objek yang dikenalnya.
  • Mulai menunjukkan koordinasi antara mata dan tangan.

Pendengaran dan Bahasa

  • Tersenyum begitu mendengar suara Anda.
  • Mulai dapat mengoceh.
  • Mulai dapat menirukan suara.
  • Dapat menggerakkan kepala untuk mencari suara yang menarik perhatiannya.

Segeralah hubungi dokter jika bayi Anda:

  • Kelihatannya masih tidak bereaksi jika mendengar suara keras.
  • Pada usia 2 bulan, ia tidak tersenyum mendengar suara Anda.
  • Matanya tidak mengikuti objek yang bergerak saat berusia 2-3 tahun.
  • Saat berumur 3-4 bulan, ia masih belum bisa meraih dan memegang objek/mainan.
  • Tidak tersenyum terhadap orang.
  • Tidak bisa menyangga kepalanya dengan baik di usia 3 bulan.
  • Belum mulai mengoceh di usia 3-4 bulan.
  • Mulai mengoceh, tetapi belum menirukan suara.
  • Bermasalah dalam menggerakkan matanya ke berbagai arah.
  • Tidak peduli terhadap wajah yang baru dilihat atau kelihatannya sangat ketakutan melihat wajah baru atau sekelilingnya.

4-7 Bulan

Kemampuan Motorik

  • Dapat berguling ke dua arah.
  • Duduk dengan kemudian tanpa menggunakan tangan sebagai penyangga.
  • Mulai dapat menyangga berat tubuhnya dengan kedua kakinya.
  • Dapat meraih sesuatu dengan satu tangan.
  • Dapat memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lainnya.


Visual

  • Penglihatan terhadap aneka warna makin berkembang.
  • Penglihatan jarak jauh dan kemampuan mengikuti benda bergerak makin sempurna.

Bahasa

  • Dapat berespon terhadap namanya sendiri.
  • Mulai bereaksi menggunakan kata ‘tidak’.
  • Mulai dapat membedakan emosi berdasarkan nada suara. es emotions by tone of voice.
  • Dapat meresponi suara dengan suara.
  • Menggunakan suara untuk mengekspresikan perasaan.
  • Mengoceh dengan beberapa konsonan.

Segeralah hubungi dokter jika bayi Anda:

  • Menolak untuk dipeluk.
  • Kepala masih terkulai jika diletakkan dalam posisi duduk.
  • Tidak menunjukkan kasih saying terhadap orang terdekat yang menyayanginya.
  • Tidak suka berada dekat orang banyak.
  • Shows no affection for the person who cares for him.
  • Mata sering berair, kering atau sangat sensitive terhadap cahaya.
  • Tidak berespon terhadap suara di sekitarnya.
  • Kesulitan memasukkan suatu objek ke mulutnya.
  • Tidak berguling ke dua arah pada usia 5 bulan.
  • Berusia 6 bulan tetapi tidak bisa duduk walaupun sudah dibantu.
  • Tidak bisa tersenyum secara spontan saat berusia 5 bulan.

8-12 Bulan

Kemampuan Motorik

  • Dapat duduk tanpa bantuan.
  • Sudah dapat merangkak.
  • Dapat berdiri.
  • Dapat berjalan dengan berpegangan pada sesuatu.
  • Dapat bergerak satu dua langkah tanpa bantuan.

Bahasa

  • Tertarik untuk berbicara.
  • Sudah dapat merespon permintaan verbal sederhana.
  • Berespon terhadap larangan/tidak.
  • Menggunakan bahasa tubuh sederhana, seperti menggeleng untuk mengatakan ‘tidak’.
  • Dapat mengatakan ‘dada’ dan ‘mama’.
  • Mencoba untuk menirukan kata.

Segeralah hubungi dokter jika bayi Anda:

  • Tidak bisa merangkak.
  • Tidak bisa berdiri walaupun disangga.
  • Tidak belajar menggunakan bahasa tubuh sederhana seperti menggeleng.
  • Tidak bisa menunjuk kepada suatu objek.

Tahap Perkembangan Bayi

Mengenal Perkembangan Bayi

Perkembangan bayi mencakup kemampuan perseptual, motorik (gerakan tubuh), kognitif,dan keterampilan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tentu tidak selalu seragam. Maka tidak perlu kaku dalam menilai kemajuan perkembangan bayi. Standar yang dibakukan sebagai tahapan perkembangan merupakan bahasa statistik. Mayoritas bayi normal sudah mencapai tahapan perkembangannya sejalan dengan umurnya.

Jangan cepat cemas dulu apabila perkembangan bayi kita tidak persis sesuai standar baku sepanjang masih dalam batas-batas normal Apabila terjadi kelambanan perkembangan yang ekstrem, perlu mendapat perhatian setiap orangtua.

Umur Bayi –> Tahapan Perkembangan
3 – 4 bulan –> Mengangkat kepala
4 bulan –> Tengkurap
5 bulan –> Berguling
6 bulan –> Mengangkat dada dan perut atas saat tengkurap
8-9 bulan –> Merangkak
10-11 bulan –> Merambat-rambat sekitar kursi
9-12 bulan –> Meraih mainan saat duduk
11-12 bulan –> Posisi berdiri
15 bulan –> Berjalan
18 bulan –> Berlari dan masih terjatuh
2 tahun –> Lancar berjalan dan berlari
3 tahun –> Berdiri dengan satu kaki beberapa saat
4 tahun –> Berlari, melompat, memanjat, naik sepeda roda tiga
5 tahun –> Melompat dengan satu kaki, main sepatu roda,renang, memanjat

Tabel di atas menunjukkan tahapan perkembangan umum seorang bayi. Dari bulan ke bulan sejak lahir, bayi juga memperlihatkan tahapan perkembangan yang lebih rinci. Namun bagi orangtua, cukup mengamati pokok-pokok tahapan penting perkembangannya saja. Tujuannya agar mampu menilai kapan suatu tahapan perkembangan bayi tergolong abnormal.

KONSULTASI DOKTER KALAU ABNORMAL

Untuk bayi berumur 8-12 bulan, konsultasikan ke dokter apabila

  • belum bisa merangkak
  • tak bisa tengkurap
  • tidak dapat mencari barang yang disembunyikan di depannya
  • belum bisa mengucapkan satu-dua patah kata
  • tidak mampu menirukan gerakan-gerakan tubuh, belum bisa melambaikan tangan, atau menggelengkan kepala
  • belum bisa menunjuk barang atau gambar.

Untuk bayi 2 tahun, waspada apabila

  • belum bisa berjalan
  • beberapa bulan sesudah bisa berjalan, berjalannya abnormal
  • belum bisa berbicara sedikitnya 15 kata pada umur 18 bulan
  • belum bisa merangkai kalimat dengan dua kata pada umur 2 tahun
  • tidak tahu fungsi alat-alat di rumah seperti telepon, sendok-garpu, sikat gigi
  • belum mampu menirukan gerakan tubuh atau kata-kata
  • belum bisa mengikuti tugas yang sederhana
  • belum bisa menggerakan mainan beroda.

Balita berumur 3 tahun, perkembangannya dinilai abnormal, apabila

  • masih sering terjatuh waktu berjalan, dan belum bisa menaiki tangga rumah
  • ucapannya tidak jelas
  • belum bisa membentuk menara dari balok mainan
  • belum mampu berkomunikasi dengan frasa pendek
  • belum bisa bermain jadi ibu-ibuan/ayah-ayahan
  • gagal memahami perintah yang sederhana
  • tidak interes pada anak lain
  • susah berpisah dari ibu.

Bagaimana dengan balita berumur 4 tahun? Amati dan waspada apabila

  • belum bisa melempar bola
  • belum bisa melompat
  • belum bisa naik sepeda roda tiga
  • masih menangis (mengadat) bila ditinggal pergi orangtuanya
  • tidak interes bila bermain yang bersifat interaktif
  • acuh tak acuh terhadap anak lain

Anak berumur 5 tahun sudah lebih matang perkembangannya. Dinilai abnormal apabila

  • sangat penakut
  • berperilaku agresif
  • tidak bisa berpisah dari kedua orangtua tanpa memprotes
  • tidak mampu berkonsentrasi lebih dari lima menit
  • interesnya rendah saat bermain dengan anak lain
  • menolak berespons terhadap orang-orang dekat, dan responsnya datar saja.

Anak dengan keabnormalan perkembangan perlu dikenali lebih dini. Mungkin di balik itu ada sesuatu yang perlu dikoreksi. Siapa tahu memang ada penyakit yang perlu dilacak lebih lanjut. Sebagian saja terjadi lantaran kekeliruan orangtua.

PERLU STIMULASI PENGASUH

Bayi tak mungkin berkembang normal tanpa distimulasi. Stimulasi harus datang dari orangtua, atau pengasuhnya. Stimulasi fisik berupa pijatan khusus; stimulasi gerakan dengan latihan motorik anggota gerak (kinetik), menirukan gerakan; stimulasi suara dan bunyi; mengajak berbicara, mendengar dongeng, menirukan bunyi, melihat dan membedakan warna, stimulasi bertanya, mendengar musik; keterampilan memegang barang, memainkan mainan, menangkap dan melempar bola; berlari dan mengejar, serta melaksanakan perintah.

Bagi ibu bekerja, siapa pun yang mendapat mandat menjadi pengasuhnya selama ibu tidak di rumah harus dibekali kemampuan memberikan stimulasi pada perkembangan anak dari jam ke jam. Pengasuh yang “bisu” atau kurang banyak berbicara akan menciptakan anak yang lamban berbicara. Pengasuh yang kurang hirau pada anak, akan menciptakan anak yang melempam perkembangannya. Peran pengasuh sangat besar, selain menentukan perkembangan anak.

MENGASUH DENGAN SERBA TIDAK BOLEH

Manakala mobilitas bayi sudah mulai banyak, begitu mulai pandai berjalan, bahaya rentan dialami. Terjatuh, terpeleset, terbentur, terantuk, tercedera, peristiwa yang sebetulnya terantisipasikan. Namun berbeda dengan gaya pengasuhan di Barat, orangtua kita cenderung terlalu takut dalam menjaga anak.

Anak yang terlampau dilindungi, dan dijaga, rasa percaya dirinya kurang bertumbuh. Anak jadi serba takut melakukan ini-itu yang baru. Padahal anak perlu mengeksplorasi sekujur lingkungannya. Perlu selalu mencoba hal-hal, kegiatan, atau suasana yang baru tanpa merasa diri terkungkung, atau terlalu diawasi.

Yang benar, biarkan anak memperkaya pengalamannya terjatuh, misalnya, sambil terus memonitor gerak-geriknya. Biar anak lebih leluasa mengenal lingkungannya dengan akrab. Selama eksplorasi anak terhadap lingkungannya tidak sampai mengancam jiwanya, atau diantisipasi bisa membahayakan dirinya, orangtua dan pengasuh tidak perlu terlalu mengintervensi. Untuk itu anak harus diajuhkan dari segala yang bisa mengancam keselamatannya, atau berpotensi membahayakan dirinya.

“CHILD SAFETY FIRST”

Untuk itulah mendahulukan keamanan bagi lingkungan anak (child safety first) sangat diperlukan. Rata-rata kita sering mengabaikan hal ini, sehingga tidak jarang bayi terancam, dan menjadi korban kelalaian orangtuanya. Bayi belum mampu mengantisipasi kondisi berbahaya. Jadi apa pun bentuk dan wujud kondisi yang tidak sehat tersebut, bayi berhak mendapat pengamanan dari orangtua, atau pengasuhnya.

Sebut saja, pengamanan tangga rumah, tidak bermain sendiri di tepi kolam renang; jauhkan dari menyentuh saklar listrik atau kabel listrik; tak boleh ada benda tajam di dekat bayi, seperti pisau, gunting, jarum. Jangan biarkan anak menjangkau lemari obat, bahan kimiawi pembersih rumah (karbol, lisol, pemoles lantai); tidak bermain di dapur; dan jangan lupa, berbahaya meninggalkan bayi terkunci sendiri dalam mobil, atau berkendara tanpa pengaman khusus bagi bayi dengan pintu mobil disetel tidak dapat dibuka dari dalam.

Sumber : dr. Handrawan Nadesul,

Latihan Merangkak

Latihan Merangkak di Rumah

sumber :  Majalah Anakku, on Sabtu, 02 Juni 2007

Yuk, ikuti panduan berikut agar dapat melatih si kecil merangkak 🙂
DARI POSISI DUDUK BERPUTAR KE POSISI MERANGKAK
LANGKAH-LANGKAH LATIHAN:

Tempatkan anak dalam posisi duduk dan doronglah anak untuk datang kepada Anda, menggunakan mainan atau makanan kecil untuk membujuknya.
Bantulah anak dengan memberinya sanggaan ketika dia bergerak mengambil posisi merangkak. Berilah hadiah jika anak menggerakan tangan atau tubuhnya yang dapat diasosiasikan dengan mengambil posisi merangkak.
Dudukkan anak di tempat tidur, dengan hati-hati robohkan dia ke posisi merangkak dengan mendorongnya maju. Awasilah dengan hati-hati.
Dalam posisi duduk di lantai. Doronglah anak untuk mencondongkan diri ke depan dan tepuk-tepuklah lantai;hal ini akan mendorong dia meletakkan tangannya di lantai dan mencondongkan diri ke depan.

GERAKAN TUBUH KE DEPAN-KE BELAKANG DALAM POSISI MERANGKAK
LANGKAH-LANGKAH LATIHAN:

Tempatkan handuk di bawah dada anak dan peganglah tepi-tepinya. Angkatlah sehingga hanya tangan dan lutut anak yang menyentuh lantai. Gerakkan handuk ke depan dan ke belakang supaya anak terayun-ayun.
Peganglah anak pada pinggulnya. Gerakkan maju dan mundur.
Tempatkan bantal atau guling di bawah dada anak. Mula-mula bimbinglah anak bergoyang-goyang ke depan-ke belakang. Pujilah dia dan katakan, “goyang-goyang” atau “maju mundur.”
Letakkan anak dalam posisi merangkak diatas paha anda,kemudian gerakan kaki anda ke kanan-kiri supaya anak bergerak maju-mundur.

MERANGKAK MAJU
LANGKAH-LANGKAH LATIHAN :

Telungkupkanlah anak. Doronglah anak untuk memeriksa lingkungannya dengan memberinya banyak kesempatan berada di lantai.
Letakkan sebuah mainan, satu atau dua kaki di depan anak selagi ia telungkup. Angkatlah satu pinggulnya dan bantulah anak menekuk pinggul serta lututnya pada sisi tersebut. Letakkan tangan anda pada telapak kakinya. Gosoklah pinggulnya dengan tangan anda yang lain dan perlahan-lahan gerakkan ke depan pada bagian pinggulnya sampai kakinya lurus. Ulangilah pada sisi yang lain. Teruskan aktivitas ini sampai ia menggapai mainan. Biarkan ia bermain dengan mainan sebelum mengulangi latihan ini. Anak harus berada di atas permukaan yang halus dengan menggunakan celana panjang untuk mengurangi gesekan dan membuat gerakannya lebih mudah.
Ulangilah latihan nomor 2, namun tunggulah anak mendorong tangan anda dan meluruskan kakinya.
Ulangilah latihan nomor 2 di atas karpet untuk “penghambat” dan membuat anak berusaha lebih keras.
Ulangilah latihan nomor 2 dengan menggunakan 2-3 bantal sebagai penghambat. Bantal disusun secara berjenjang (formasi tangga) yang diletakkan didepan anak. Kegiatan ini perlu dibantu oleh dua orang pengawas. Satu orang menjaga dibelakang anak untuk membantu gerakan anak pada saat merangkak dan satu orang lagi bertugas untuk memancing anak dengan mainan yang disukainya sambil menjaga posisi bantal agar tetap pada formasi berjenjang.
Ulangilah latihan nomor 2 dengan mendorong koordinasi gerakan lengan. Urutan gerakan haruslah: lengan kanan, kaki kiri, lengan kiri, kaki kanan.
Peganglah pergelangan kaki anak ketika ia sedang merangkak. Berikan sedikit hambatan untuk membuat anak lebih sulit merangkak yang akan menambah kekuatan anak.
Jika anak menggerakkan kedua kaki bersama-sama dengan lembut peganglah satu pergelangan kakinya untuk memberitahu bahwa ia harus menggerakkan kakinya satu persatu. Peganglah pergelangan kakinya berganti-ganti ketika ia bergerak
Tambahlah jarak dengan secara bertahap menjauhkan mainan atau dengan memberi anak mainan beroda yang bergerak ketika anak memainkannya.
Gunakan sprei atau selimut untuk membuat tenda di atas meja kecil atau dua kursi untuk tempat bermain anak. Letakkan beberapa mainan dalam tenda atau torowongan dan doronglah anak untuk merangkak masuk.

Development Milestones

Developmental Milestones

The course of children’s development is mapped using a chart of developmental milestones.

These milestones are behaviors that emerge over time, forming the building
blocks for growth and continued learning. Some of the categories within
which these behaviors are seen include:

  • Cognition (thinking, reasoning, problem-solving, understanding)
  • Language (expressive and receptive abilities)
  • Motor coordination (gross/fine motor, jumping, hopping, throwing/catching, drawing, stacking)
  • Social interaction (initiating peer contact, group play)
  • Self-help (dressing, eating,washing)

Speech & Language Milestone Chart
By Age One

  • Recognizes name
  • Says 2-3 words besides “mama” and “dada”
  • Imitates familiar words
  • Understands simple instructions
  • Recognizes words as symbols for objects: Car – points to garage,cat – meows
  • Activities to Encourage your Child’s Language

  • Respond to your child’s coos, gurgles, and babbling
  • Talk to your child as you care for him or her throughout the day
  • Read colorful books to your child every day
  • Tell nursery rhymes and sing songs
  • Teach your child the names of everyday items and familiar people
  • Take your child with you to new places and situations
  • Play simple games with your child such as “peek-a-boo” and “pat-a-cake”

Between One and Two

· Understands “no”

· Uses 10 to 20 words, including names

· Combines two words such as “daddy bye-bye”

· Waves good-bye and plays pat-a-cake

· Makes the “sounds” of familiar animals

· Gives a toy when asked

· Uses words such as “more” to make wants known

· Points to his or her toes, eyes, and nose

· Brings object from another room when asked

Activities to Encourage your Child’s Language :

· Reward and encourage early efforts at saying new words

· Talk to your baby about everything you’re doing while you’re with him

· Talk simply, clearly, and slowly to your child

· Talk about new situations before you go, while you’re there, and
again when you are home

· Look at your child when he or she talks to you

· Describe what your child is doing, feeling, hearing

· Let your child listen to children’s records and tapes

· Praise your child’s efforts to communicate

Between Two and Three

· Identifies body parts

· Carries on ‘conversation’ with self and dolls

· Asks “what’s that?” And “where’s my?”

· Uses 2-word negative phrases such as “no want”.

· Forms some plurals by adding “s”; book, books

· Has a 450 word vocabulary

· Gives first name, holds up fingers to tell age

· Combines nouns and verbs “mommy go”

· Understands simple time concepts: “last night”, “tomorrow”

· Refers to self as “me” rather than by name

· Tries to get adult attention: “watch me”

· Likes to hear same story repeated

· May say “no” when means “yes”

· Talks to other children as well as adults

· Solves problems by talking instead of hitting or crying

· Answers “where” questions

· Names common pictures and things

· Uses short sentences like “me want more” or “me want cookie”\

· Matches 3-4 colors, knows big and little

Activities to Encourage your Child’s Language :

– Repeat new words over and over
– Help your child listen and follow instructions by playing games:
“pick up theball, ” “Touch Daddy’s s nose”
– Take your child on trips and talk about what you see before, during
and after the trip
– Let your child tell you answers to simple questions
– Read books every day, perhaps as part of the bedtime routine
– Listen attentively as your child talks to you
– Describe what you are doing, planning, thinking
– Have the child deliver simple messages for you (Mommy needs you,
Daddy )
– Carry on conversations with the child, preferably when the two of
– you have some quiet time together
– Ask questions to get your child to think and talk
– Show the child you understand what he or she says by answering,
smiling, and nodding your head
– Expand what the; child says. If he or she says, “more juice”, You
say, “Adam wants more juice.”

Between Three and Four

· Can tell a story
· Has a sentence length of 4-5 words
· Has a vocabulary of nearly 1000 words
· Names at least one color
· Understands “yesterday,” “summer”, “lunchtime”, “tonight”,
“little-big”
· Begins to obey requests like “put the block under the chair”
· Knows his or her last name, name of street on which he/she lives
and several nursery rhymes
· Activities to Encourage your Child’s Language
– Talk about how objects are the same or different
– Help your child to tell stories using books and pictures
– Let your child play with other children
– Read longer stories to your child
– Pay attention to your child when he’s talking
– Talk about places you’ve been or will be going

Between Four and Five

· Has sentence length of 4-5 words
· Uses past tense correctly
· Has a vocabulary of nearly 1500 words
· Points to colors red, blue, yellow and green
· Identifies triangles, circles and squares
· Understands “In the morning” , “next”, “noontime”
· Can speak of imaginary conditions such as “I hope”
· Asks many questions, asks “who?” And “why?”
· Activities to Encourage your Child’s Language
– Help your child sort objects and things (ex. things you eat, animals)
– Teach your child how to use the telephone
– Let your child help you plan activities such as what you will make
for Thanksgiving dinner
– Continue talking with him about his interests
– Read longer stories to him
– Let her tell and make up stories for you
– Show your pleasure when she comes to talk with you

Between Five and Six

· Has a sentence length of 5-6 words
· Has a vocabulary of around 2000 words
· Defines objects by their use (you eat with a fork) and can tell
what objects are made of
· Knows spatial relations like “on top”, “behind”, “far” and “near”
· Knows her address
· Identifies a penny, nickel and dime
· Knows common opposites like “big/little”
· Understands “same” and “differen”
· Counts ten objects
· Asks questions for information
· Distinguished left and right hand in herself
· Uses all types of sentences, for example “let’s go to the store
after we eat”
· Activities to Encourage your Child’s Language
· Praise your child when she talks about her feelings, thoughts,
hopes and fears
· Comment on what you did or how you think your child feels
· Sing songs, rhymes with your child
· Continue to read longer stories
· Talk with him as you would an adult
· Look at family photos and talk to him about your family history
· Listen to her when she talks to you

http://www.ldonline.org/ld_indepth/speech*<http://www.ldonline.org/ld_indepth/speech>

Baby Walker Lemahkan Motorik Bayi

Baby Walker Bisa Lemahkan Syaraf Motorik Bayi
Imam Wahyudiyanta – DetikSurabaya

Surabaya – Ketika melihat anaknya yang masih kecil mulai belajar berjalan, setiap orangtua pasti berbunga-bunga hatinya. Mereka berharap agar buah hatinya tersebut segera bisa berjalan.

Biasanya, upaya yang dilakukan orangtua agar si bayi segera bisa berjalan adalah dengan membelikannya alat bantu berjalan (baby walker) yang banyak dijual di pasaran.

Namun tahukah Anda, penggunaan baby walker pada bayi agar segera bisa berjalan malah dinilai tidak baik bahkan cenderung berbahaya. Baby walker dinilai memperlemah syaraf motorik bayi.

“Saya tidak menganjurkan baby walker karena bisa merusak pola jalan bayi yang belajar berjalan,” ujar Niniek Soetini SST Ft, ahli fisioterapi kepada detiksurabaya.com, Jumat (20/7/2007).

Menurut Niniek, pola jalan bayi yang benar seharusnya melewati beberapa tahap seperti hill, step, straight dan jalan. Tetapi bila bayi diajarkan jalan menggunakan baby walker, maka pola jalan seperti yang dianjurkan hilang sama sekali.

Bayi yang belajar berjalan memakai baby walker, lanjut Niniek, akan lebih lama berjalan daripada memakai cara konvensional. Bahkan setelah bisa berjalan pun bayi cenderung berjalan jinjit dan sering terjatuh.

Niniek menganjurkan agar menggunakan cara konvensional untuk mengajar bayi berjalan, atau orang Jawa bilang dititah. Dengan dititah bayi bisa tahu kalau berjalan itu sulit dan membutuhkan perjuangan.

“Bila bayi jatuh, ya tidak apa-apa. Dengan begitu si bayi akan belajar agar tidak jatuh lagi,” tandas Niniek. (fat/mar)

http://www.detiksurabaya.com/indexfr.php?url=http://www.detiksurabaya.com/index.php/detailberita.main/y/2007/m/07/d/20/tts/102213/idkanal/466/idnews/807335