30% Kanker Payudara Disebabkan Kegemukan

sumber :http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+Woman&y=cybermed|0|0|14|900

Jakarta, Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling ditakuti perempuan. Sepertiga dari kasus kanker payudara dapat dihindari jika perempuan makan lebih sedikit dan berolahraga lebih banyak, karena 30 persen penyebab kanker payudara adalah obesitas atau kegemukan.

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

Seperti dilansir dari Dailymail, Jumat (26/3/2010), para ahli percaya lebih dari 14.000 perempuan dalam setahun mungkin tidak akan terjangkit kanker payudara jika mereka hidup sehat sejak usia dini.

Dalam European Breast Cancer Conference di Barcelona kemarin, dijelaskan bahwa gaya hidup modern yang sering minum soda dan alkohol, kurang olahraga serta peningkatan obesitas merupakan memicu munculnya penyakit kanker payudara.

Dr Carlo La Vecchia dari Milan University mengatakan bahwa pencegahan melalui metode skirining bisa dilakukan, tetapi kini saatnya untuk beralih ke cara pencegahan lain yang lebih sehat.

International Agency for Research on Cancer memperkirakan sekitar 25 hingga 30 persen kasus dapat dihindari jika perempuan bisa menjaga berat badannya dari kegemukan dan banyak latihan olahraga.

Belum diketahui jelas mengapa perempuan gemuk lebih berisiko. Tetapi perubahan kadar hormon seks dipicu oleh kenaikan berat badan dan hormon estrogen berpengaruh terhadap tumor, yang akhirnya mengakibatkan sebagian besar kasus kanker payudara.

The World Cancer Research Fund (WCRF) tahun lalu menyarankan, sampai dengan 40 persen dari sekitar 18.000 per tahun perempuan yang didiagnosis, bisa menghindari kanker dengan menjalankan gaya hidup yang lebih sehat.

Studi menunjukkan minum satu gelas besar anggur atau minuman alkohol lainnya dalam sehari, dapat meningkatkan kemungkinan terserang penyakit kanker payudara. Sekali lagi, hal ini dapat dikaitkan dengan kadar alkohol meningkatkan estrogen.

“Bukti sekarang meyakinkan bahwa minum alkohol, fisik tidak aktif atau kurang berolahraga dan memiliki kelebihan lemak tubuh meningkatkan risiko kanker payudara,” kata Dr Rachel Thompson dari WCRF.

Dr Rachel juga mengatakan, ada juga bukti yang meyakinkan bahwa ibu menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara. Secara keseluruhan, dapat diperkirakan sekitar 40 persen dari kasus kanker payudara di Inggris dapat dicegah melalui faktor-faktor gaya hidup ini.

Ajay Sahu, yang bekerja di Rumah Sakit Frenchay, Bristol, mengatakan banyak perempuan yang didiagnosis dengan penyakit ini sangat ketakutan dan membuat keputusan yang salah dengan tergesa-gesa, yaitu dengan melakukan operasi pengangkatan payudara, meski sedikit bukti pengangkatan itu akan meningkatkan peluang kelangsungan hidup mereka.

Nah, sebelum terlambat ada baiknya untuk dapat menghindari dengan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Dari berbagai penelitian di atas mengajarkan mengatur pola makan dan perbanyak olahraga dapat menghindarkan dari kanker payudara dan juga tentunya dari berbagai penyakit lainnya.

Memerangai Kanker

sumber : http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2010/02/04/ArticleHtmls/04_02_2010_122_001.shtml?Mode=1

Hari Kanker Sedunia diperingati hari ini.

Rokok masih menjadi faktor terbesar dalam timbulnya berbagai jenis
kanker. Kanker masih menjadi momok. Kanker masih menjadi penyebab
kematian utama di dunia. Jika tidak ditangani, Badan PBB yang menangani
masalah kesehatan, WHO, memperkirakan 84 juta orang akan meninggal
karena kanker dari 2005 sampai 2015. Pada 2005, menurut WHO, sekitar 7,6
juta orang meninggal karena kanker. Lebih dari 70 persennya terjadi di
negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan yang dirilis pada 2009,
terjadi peningkatan angka kasus kematian akibat kanker dari 3,4 persen
(1980) menjadi 6 persen (2001). Sekitar 10 persen penderita kanker
adalah manusia dewasa dan kebanyakan perempuan. Dari semua usia, 4,9
persen penderita adalah anak-anak. Kanker payudara, kanker leher rahim,
dan kanker hati menjadi tiga penyebab kematian terbesar.

Mengingat angka-angka penderita itu, tak mengherankan penyakit ini masih
menjadi perhatian penting lembaga tersebut. Pada peringatan Hari Kanker
Sedunia tepat hari ini, WHO meluncurkan tema “Kanker Juga Bisa Dicegah”.
Mereka memfokuskan pada langkah-langkah sederhana untuk mencegah kanker,
seperti tidak menggunakan tembakau, diet sehat dan olahraga teratur,
pembatasan konsumsi alkohol, dan perlindungan terhadap infeksi yang
menyebabkan kanker.

Pencegahan memang menjadi kata kunci untuk mengurangi jumlah korban
selanjutnya. “Perang melawan kanker bertujuan cancer control, yakni
pencegahan dan deteksi dini. Bukan pengobatan,” kata dokter Aru Sudoyo,
spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Bila sudah mengidap kanker, biaya pengobatannya sangat mahal. Aru
menggambarkan, obat-obatan yang sekarang dianggap mutakhir harganya
mencapai Rp 25 juta setiap kali infus dan harus diberikan sampai enam
kali.”Itu belum termasuk biaya menanggulangi efek sampingnya,” tutur
ahli hematologi-onkologi medik yang, ketika dihubungi Tempo kemarin,
sedang mengikuti simposium kanker di Paris.

Ia melihat kemajuan Indonesia dalam memerangi kanker saat ini baru pada
“penyelenggaraan perang” dalam bentuk kecanggihan diagnostik dan
pengobatan kanker itu sendiri yang sudah cukup maju. Obat-obat yang ada
di luar negeri, sekarang ada di Indonesia.”Begitu pula alat diagnostik
yang sebenarnya tidak kalah oleh Singapura,”ujar dokter dari Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo ini.

Menurut Aru, rokok adalah faktor terbesar dalam terjadinya berbagai
jenis kanker. Masalahnya, di Indonesia belum ada political will untuk
membatasi produksi rokok ini. Alasannya, rokok penghasil pajak terbesar,
menyerap banyak tenaga kerja dan sebagainya. Bahkah, ia menambahkan,
kaum muda direkrut menjadi perokok sejak usia amat dini dengan berbagai
acara.

Pembatasan mengkonsumsi rokok di sejumlah tempat dinilai sebagai langkah
kecil yang penting.

Ketua Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu melanjutkan,
pencegahan itu memerlukan langkah multi dan bersama, seperti sebuah
konser musik. Semua unsur ikut. “Termasuk media massa yang kurang ada
geregetnya karena langkah pencegahan dan informasi bukan berita menarik
perhatian.”

40 Persen Kanker Bisa Dicegah Dari 12 juta orang yang didiagnosis
mengidap kanker di dunia tiap tahunnya, sekitar 40 persennya bisa
dicegah. Demikian kesimpulan para ahli dari International Union Against
Cancer (UICC).

Saat meluncurkan program “Cancer Can be Prevented Too” pada World Cancer
Day hari ini, para ahli mengatakan hal ini bisa dilaku kan dengan
mencegah infeksi dan mengubah gaya hidup.

Ada sembilan infeksi yang bisa dilumpuhkan dengan vaksinasi.
“Tragedinya banyak dari kita tidak melakukannya,” David Hill, Pre siden
UICC.

Kanker jadi penyebab kematian terbesar di dunia dengan jumlah pengidap
yang terus bertambah tiap tahunnya. Demikian laporan World Health
Organization.

Jumlah kematian akibat kanker diperkirakan meningkat 45 persen dari 2007
hingga 2030, sebanyak 7,9 juta sampai 11,5 juta ke matian. REUTERS | UTAMI

Mencegah Kanker Kanker bisa dicegah dengan cara-cara sederhana. Mengubah
sedikit gaya hidup terbukti bisa menghalau banyak jenis kanker.

Tidak merokok atau menghirup asap rokok.

Jangan terlalu lama terpapar sinar matahari tanpa pelindung.

Jaga pola makan seimbang. Perbanyak makan sayur dan buah.

Batasi konsumsi daging merah dan lemak hewani.

Pantang minum alkohol atau batasi konsumsinya.

Rutin berolahraga minimal 30 menit lima hari dalam sepekan.

Pelajari riwayat kesehatan diri sendiri dan keluarga.

Ketahui risiko kanker yang mungkin muncul dari lingkungan kerja.

Setia kepada pasangan dan jaga perilaku seks yang sehat.

Lakukan deteksi dini secara rutin. ABOUT.COM | UTAMI

Tanda-tanda Kanker yang Sering Diabaikan

sumber : http://www.dechacare.com/Tanda-tanda-Kanker-yang-Sering-Diabaikan-I649.html

Dibanding dengan pria, wanita memang lebih peduli akan kesehatannya. Mereka juga berhati-hati dan mau memeriksakan diri bila menemui gejala yang aneh pada tubuhnya. Kepedulian seseorang pada kesehatannya juga berkaitan dengan usia. “Orang muda biasanya lebih cuek karena mengangap hanya orang tua saja yang mungkin terkena penyakit,” kata Mary Daly, onkologis Fox Chase Cancer Center, Philadelphia, AS.

Bicara tentang gejala-gejala yang aneh pada tubuh, berikut adalah tanda-tanda kanker yang perlu diwaspadai. Meski tidak spesifik, tetapi gejala berikut biasanya diikuti dengan tanda-tanda lain. Yang perlu diperhatikan adalah, makin dini diketahui, makin besar peluang kanker disembuhkan.

1. Berat badan turun tanpa sebab jelas
Setiap wanita pasti ingin berat badannya turun tanpa perlu capek berusaha. Tetapi, berat badan yang anjlok dalam sebulan tanpa usaha diet atau olahraga, perlu diwaspadai.

“Berat badan yang tiba-tiba turun tanpa penjelasan bisa menjadi tanda kanker atau kondisi kesehatan lain, seperti tiroid yang terlalu aktif. Untuk memastikannya periksakan diri ke dokter,” kata Ranit Mishori, asisten profesor bidang kesehatan keluarga dari Sekolah Kedokteran Universitas Georgetown.

2. Bengkak di perut
Munculnya bengkak di perut bisa dicurigai sebagai tanda kanker ovarium. Tanda lain yang menyertai adalah sakit di bagian perut atau sakit di bagian panggul, gangguan berkemih dan mudah merasa kekenyangan meski makan sedikit. Waspadai gejala bengkak, terutama bila menetap lebih dari seminggu.

3. Payudara berubah
Walau tidak rutin melakukan pemeriksaan sendiri, pada umumnya mengenali kondisi payudaranya. Karena itu, jangan anggap enteng bila muncul tanda kemerahan atau benjolan di payudara. Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah perubahan pada puting, muncul cairan (pada wanita yang sedang tidak menyusui) apalagi yang disertai rasa gatal.

4. Perdarahan
Perdarahan yang timbul di antara waktu periode menstruasi sebaiknya perlu dicek ke dokter. “Bila sebelumnya tidak pernah muncul vlek darah dan sekarang tiba-tiba ada, maka itu bisa jadi sesuatu yang abnormal,” kata Debbie Saslow, Phd, direktur kanker payudara dan ginekologi dari American Cancer Society.

5. Kulit berubah
Hati-hati dengan tahi lalat atau benjolan di kulit. Jika makin melebar, tidak simetris, warna tidak merata atau berkoreng, ada kemungkinan hal itu merupakan kanker kulit. Penyebab utama kanker kulit adalah sinar ultraviolet dan zat kimia, juga infeksi human papiloma virus.

6. Sulit menelan
Keluhan sulit menelan biasanya terkait dengan gangguan pada tenggorokan. Namun, gejala sulit menelan juga bisa menjadi tanda dari masalah yang lebih serius, seperti kanker usus besar.

Meski tidak spesifik, tapi kanker saluran cerna pada stadium dini seringkali memiliki gejala nyeri ulu hati, sulit menelan, muntah darah, penurunan berat badan, perdarahan saluran cerna, dan anemia.

7. Perubahan di mulut
Menurut Perkumpulan Kanker Amerika, para perokok perlu mewaspadai munculnya bercak putih di lidah atau plak pada mukosa mulut, karena bisa menjadi tanda kondisi pra kanker yang disebut leukoplakia yang bisa berkembang menjadi kanker mulut.

8. Batuk berdarah
Gejala kanker paru dapat berupa batuk, sesak napas, dan dahak yang berdarah. Gejala yang timbul dari kanker paru biasanya sesuai dengan penyebaran kanker di organ tubuh yang terkena. Misalnya bila menyebar ke otak, ia dapat menimbulkan nyeri kepala, kejang, atau gangguan kesadaran. Sedangkan pada tulang, bisa menyebabkan nyeri dan patah tulang.

9. Demam tak jelas
Jika anak lesu dan pucat, demam yang tidak jelas penyebabnya, mengalami perdarahan di kulit atau gusi, ada benjolan di tubuh atau kepala, nyeri pada anggota gerak, perut bengkak atau keras, sebaiknya orangtua waspada dan segera membawanya ke dokter. Bisa jadi hal itu merupakan gejala leukimia (kanker darah) atau kanker limfoma (kelenjar getah bening).

SKRINING KANKER SERVIKS

source :

Angka kejadian di Indonesia tinggi dan sebagian besar ditemukan pada
stadium lanjut.

Di dunia : urutan ke 5. Di Indonesia : urutan pertama.

Di negara berkembang, sampai 471.000 kasus baru ditemukan per tahun,
lebih dari 50% ditemukan dalam stadium lanjut.

Mulai meningkat pada usia 20 tahun dan menetap sesudah umur 50 tahun.

Karsinoma in situ meningkat dengan puncak pada usia 30-34 tahun.

Displasia meningkat dengan puncak pada usia 20-29 tahun.

*Pemeriksaan penunjang pada kanker serviks *

· Tes Papanicolaou (PAP) smear : sitologi eksfoliasi serviks.

· Kolposkopi : teropong vagina / vulva / serviks

· Gineskopi : teropong monocular, ringan, pembesaran 2.5 x (lebih
sederhana dari kolposkopi)

· Inspeksi serviks : visual dengan neck eyes pada serviks (+ larutan
asam asetat 3-5%)

· Servikografi

· Konisasi : biopsy bentuk kerucut, dapat dengan pisau, kauter atau
LLETS (Large Loop Excision of the Transformation Zone).

· PAPNET : Pap Smear yang diolah untuk screening dengan komputerisasi.

· Tes HPV-DNA (Probing) : pemeriksaan tipe HPV dengan hibridasi DNA.

· Paling Ideal : Pap Smear, jika abnormal : dilanjutkan kolposkopi, biopsy.

*Program pemeriksaan / skrining yang dianjurkan untuk kanker serviks
(WHO) : *

· Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun.

· Kalau fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55
tahun.

· Kalau fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia
35-55 tahun.

· Ideal dan optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.

*American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG), anjuran : *

· Pemeriksaan pada wanita yang “sexually active”.

· Pemeriksaan pada wanita di atas 18 tahun.

*Di negara berkembang seperti **Indonesia** (dana terbatas) : *

· Pemeriksaan pada wanita 35-50 tahun.

· Pap smear minimal 1 kali

· Pada Pap abnormal, alternatif langsung terapi saja karena biopsy /
kolposkopi maha

Tes PAP: Prakanker HPV, displasia ringan / LCIL : ulang 3-6 bulan

Displasia sedang dan Displasia berat / HCIL: Terapi

* *Kanker : staging (tentukan derajat), terapi

Pemeriksaan pada kecurigaan diulang setelah 3-6 bulan, karena ada
kemungkinan untuk regresi spontan menjadi normal.

*Down-staging : alternatif lain deteksi dini kanker serviks *

Upaya untuk menemukan kanker serviks pada stadium lesi prakanker /
stadium invasive dini.

Tujuan upaya down staging :

· Mendapatkan kanker serviks pada stadium lebih awal.

· Pengobatan diharapkan berhasil lebih baik.

· Teknik : inspeksi serviks inspeculo dan pulasan asam asetat 3-5%, jika
ada daerah lesi akan berwarna bercak putih. Ada kecurigaan sedikit saja,
langsung dirujuk.

· Pelaksanaan harus terorganisasi dan integrasi.

Pemeriksaan inspeksi serviks dengan asam asetat 3-5% : IVA (inspeksi
visual asam asetat) atau IVA B (inspeksi visual asam asetat dengan
pembesaran gineskopi). Dikembangkan dari para ahli di Johns Hopkins
Universityn Baltimore, USA : Guidelines of Unaided Cervical visual
inspection.

Alat sederhana, biasa disediakan di klinik dimana-mana : speculum, swab
lidi kapas, sarung tangan, asam asetat/asam cuka 3-5%, kamera foto biasa
jika perlu, untuk mengambil gambar kalau mencurigakan. Teknik mudah,
dapat dilakukan oleh bidan, dokter umum, perawat, bahkan KO-AS !!

Pap Smear

Diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papnicolou dan Dr. Aurel Babel
dan mulai populer tahun 1943. pemakaian spatula diperkenalkan pada tahun
1947 oleh Dr. J. Ernest Ayre.

*Prinsip Dasar Pap Smear *

· Epitel permukaan selalu akan mengelupas (eksfoliasi) dan diganti
lapisan epitel di bawahnya.

· Epitel permukaan merupakan gambaran keadaan epitel jaringan dibawahnya
juga.

Sel-sel yang berasal dari eksfoliasi serviks diambil dan diwarnai secara
khusus, sel-sel yang abnormal dapat terlihat di bawah mikroskop. Seorang
ahli sitologi dapat membedakan tingkat displasia sampai kanker dengan
pemeriksaan ini