Gugur Berulang Sebelum Berkembang

SUMBER :http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cyberwoman/detail.aspx?x=MotherAndBaby&y=cyberwoman|0|0|8|1178

Dunia kedokteran Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dikejutkan oleh makin meningkatnya kasus keguguran (abortus) berulang yang tidak disebabkan oleh virus TORCH (toksoplasma, rubella/campak Jerman, sitomegalovirus clan herpes) seperti yang diprediksikan selama ini. Bahkan faktor kerja berat, olahraga, atau hubungan sanggama, ternyata tidak menjadi penyebab terjadinya keguguran kehamilan.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bahkan mencatat ada sekitar 169 kasus semacam itu selama Agustus 2000-Juni 2001. Lalu hal apa yang menyebabkan perempuan Indonesia makin banyak yang mengalami keguguran berulang tersebut.

Keguguran akan menjadi masalah yang serius jika terjadi berulang. Kriteria keguguran berulang adalah jika terjadi keguguran berulang sebanyak lebih dari 3 kali berturut-turut. Kalangan kedokteran menduga ada suatu sindrom yang disebut Anti Phospolipid Syndrome
(APS)/sindrom antifosfolipid (antibodi abnormal yang menimbulkan pembekuan darah) sehingga menyebabkan keguguran berulang. Jumlah kasus APS di Indonesia mencapai 400 kasus lebih, di antaranya kasus kebutaan, tuli mendadak, sedangkan kasus kehamilan mencapai 209 kasus pada Juni 2001.

Prof. Karmel L Tambunan Sp PD, KHOM, Subbag Hematologi Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dalam sebuah simposium ilmiah tentang APS, menjelaskan APS sebenarnya bukan penyakit baru. Namun, karena kasus tersebut meningkat dalam 5 tahun terakhir ini, sehingga menimbulkan kekhawatiran di dalam masyarakat.

APS bukanlah penyakit menular tetapi bisa merupakan penyakit keturunan karena berhubungan dengan genetika langsung dari penderita. Seorang penderita APS tidak akan merasakan gejala khusus, karena gejala yang ditunjukkan oleh APS adalah gejala umum. Gejala awal yang biasa dialami oleh penderita APS seperti kesemutan, pegal-pegal termasuk di daerah tengkuk, sakit kepala/migrai dan vertigo.

Pada kasus kehamilan, seorang penderita APS dapat mengalami kegagalan kehamilan yang berulang sebelum janin berusia 3 bulan atau telah melewati trisemester pertama yang pada awalnya hanya diprediksikan oleh dokter disebabkan penyakit kehamilan biasa seperti TORCH. Trombosis di tali pusat akan menghambat pengaturan zat gizi dan oksigen ke janin yang mengakibatkan pertumbuhan janin yang tidak sempurna bahkan bisa mati.

“Bagi ibu, trombosis meningkatkan kejadian preklamsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan) dan mengganggu sela telur yang telah dibuahi ke selaput lendir rahim sehingga terjadi keguguran,” katanya. Fosfolipid merupakan molekul penting pada membran semua sel dan adanya antibodi terhadap fosfolipid bisa merusak fungsi sel, pembengkakan, dan penyumbatan pembuluh darah. Salah satu yang diserang adalah protein yang berfungsi melekatkan plasenta dengan dinding rahim yang disebut cytotrophoblast.
Gangguan pada cytotrophoblast bisa menyebabkan keguguran.

Selama kehamilan cytotrophoblast membentuk syncytiotrophoblast yang berfungsi menghantarkan nutrisi dari tubuh ibu ke janin. Jika antibodi antifosfolipid menghalangi pembentukan syncytiotrophoblast akan terjadi keguguran karena janin gagal mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.

Faktor lain yang dapat menjadi penyebab keguguran berulang adalah kelainan kromosom atau genetik. Untuk mengetahui penyebabnya secara lebih pasti maka dokter haruslah melakukan beberapa pemeriksaan terkait secara lengkap. Pemeriksaan darah pasangan suami istri dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kromosom, kadar hormon progesteron serum, kadar antibodi terhadap TORSH, kadar gula darah, dan kadar hormon tiroid.

Keguguran berulang bisa juga karena infeksi pada rahim seperti bakterial vaginosis, klamidia atau infeksi TORSH. Untuk mengetahui adanya infeksi pada daerah mulut rahim dapat dilakukan pengambilan contoh lendir mulut rahim dan dilakukan pemeriksaan terhadap keberadaan mikroorganisme yang abnormal.

Kelainan pada organ rahim seperti sekat pada rahim, miom atau polip juga menjadi faktor penyebab keguguran berulang. Dengan alat bantu ultrasonografi (USG) dapat diketahui bentuk dan ukuran rahim, adanya miom di dind ing rahim atau polip dalam rongga rahim. Jika terdapat kecurigaan adanya sekat pada rahim, dapat digunakan alat bantu lainnya yaitu alat teropong ke dalam rahim.

Sumber: Tabloid Ibu Anak