Asupan Zinc Berlebih Memicu Epilepsi

http://health.kompas.com/read/2011/09/24/11161241/Asupan.Zinc.Berlebih.Memicu.Epilepsi

KOMPAS.com – Zinc (seng) adalah mineral penting yang terdapat pada
hampir setiap sel. Riset terbaru menunjukkan seng memainkan peran kunci
dalam meningkatakan memori seseorang. Tetapi harus diingat pula, asupan
zinc yang berlebih justru dapat memicu serangan epilepsi.

Temuan ini dipublikasikan dalam Journal Neuron. Peneliti berkesimpulan,
seng berperan penting dalam membentuk komunikasi antara neuron-neuron di
bagian otak besar (hippocampus), yang merupakan pusat memori dan
pembelajaran.

“Kami menemukan bahwa seng penting untuk mengontrol efisiensi antara dua
populasi sel saraf di hippocampus, kata peneliti utama Dr James
McNamara, dari Duke University Medical Center, North Carolina, AS.

Penelitian ini berdasarkan hasil uji coba pada tikus, dimana para
ilmuwan menggunakan bahan kimia pengikat seng. Tanpa adanya mineral,
komunikasi antara neuron pada otak tikus mengalami kerusakan. Meski
begitu, McNamara mengakui masih sedikit temuan yang menunjukkan adanya
hubungan antara konsumsi zinc dengan peningkatan memori.

Disamping itu, McNamara juga memperingatkan agar masyarakat tetap
berhati-hati khususnya dalam mengonsumsi suplemen yang mengandung zinc.
“Diperlukan kehati-hatian dalam mengonsumsi zinc karena selain penting
untuk memori, asupan zinc yang berlebih juga dapat mengembangkan
serangan epilepsi,”katanya.

Zinc dapat ditemukan di berbagai macam makanan seperti biji-bijian,
kacang-kacangan, beberapa makanan laut tertentu, padi-padian dan gandum,
sereal dan produk susu. Namun, kandungan zinc paling banyak dapat
ditemukan pada tiram.

Zat Besi Anak Anda

sumber : Sumber : http://milissehat.web.id/?p=1391

Pernah terbersit dalam pikiran anda, mengapa begitu banyak produk makanan sereal dan susu formula diperkaya dengan zat besi? Besi adalah bahan yang dibutuhkan untuk membuat hemoglobin, komponen pembawa oksigen dari sel darah merah.
Sel darah merah akan bersirkulasi di seluruh tubuh untuk mensuplai oksigen ke semua sel dalam tubuh. Tanpa cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel darah merah yang cukup, dan jaringan dan organ tidak akan mendapatkan oksigen yang mereka butuhkan. Jadi, sangat penting untuk anak-anak dan remaja untuk mendapatkan cukup zat besi dalam makanan sehari-hari.
Berapa Banyak Zat Besi yang Dibutuhkan Anak?
Kebutuhan zat besi pada setiap anak berbeda pada setuap usia dan tahap perkembangan.  Berikut ini, jumlah zat besi yang harus di dapatkan oleh mereka, berdasarkan usia dan tahap perkembangan:
• Bayi yang masih mendapat ASI, cenderung memperoleh cukup zat besi dari ibu mereka sampai usia 4-6 bulan, saat MPASI misalnya sereal yang diperkaya zat besi biasanya diperkenalkan (meskipun ibu menyusui harus terus memberikan ASI). Untuk bayi yang memperoleh susu formula, sebaiknya mendapatkan susu formula yang kaya akan zat besi.
• Bayi usia 7-12 bulan membutuhkan 11 mg zat besi per hari. Sedangkan bayi yang usianya kurang dari 1 tahun, harus mendapatkan MPASI yang diperkaya dengan zat besi.
• Anak-anak berusia 1-12 tahun membutuhkan 70-10 mg zat besi setiap harinya.
• Anak remaja laki-laki harus mendapatkan 11 mg zat besi setiap harinya dan anak remaja perempuan harus mendapatkan 15 mg.  (Remaja adalah tahap dengan pertumbuhan yang cepat dan gadis-gadis remaja sangat membutuhkan pengganti zat besi untuk menggantikan kehilangan zat besi tiap bulannya ketika mereka mengalami menstruasi.)
• Atlet muda yang secara teratur melakukan olah raga berat cenderung kehilangan besi lebih banyak namun dapat memenuhi zat besi tambahan dalam makanan mereka.
Apa itu Defisiensi Besi?
Defisiensi besi (ketika persediaan zat besi dalam tubuh menjadi berkurang) bisa menjadi masalah bagi beberapa anak, terutama balita dan remaja (terutama gadis-gadis saat menstruasi setiap bulannya). Bahkan, banyak remaja putri beresiko kekurangan zat besi – walaupun sedang tidak berada pada masa menstruasi – jika makanan mereka tidak mengandung cukup besi untuk mengimbangi hilangnya sel darah merah yang mengandung besi selama menstruasi. Selain itu, atlet remaja kehilangan zat besi melalui berkeringat dan rute lain selama sedang melakukan aktivitas olahraga yang intensif.
Setelah usia 12 bulan, balita akan beresiko mengalami kekurangan zat besi karena mereka sudah tidak lagi minum susu formula yang diperkaya zat besi dan tidak lagi makan sereal bayi yang kaya akan zat besi atau makanan lain yang cukup mengandung zat besi.
Banyak minum susu sapi (sekitar 710 ml setiap hari) juga dapat membuat anak berisiko terhadap kekurangan zat besi. Ingin tahu kenapa:
• Susu sapi rendah akan zat besi.
• Anak-anak, terutama balita, apabila terlalu banyak minum susu sapi cenderung menjadi kurang lapar sehingga makanan yang kaya akan zat besi tidak di konsumsi.
• Susu akan mengganggu penyerapan zat besi dan juga bisa mengganggu lapisan pada usus, yang dapat menyebabkan sejumlah kecil perdarahan sehingga zat besi akan hilang melalui tinja/kotoran.
Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan berpotensi untuk menyebabkan gangguan belajar dan perilaku. Dan hal tersebut akan berlanjut menjadi anemia defisiensi besi (berkurangnya jumlah sel darah merah dalam tubuh).
Banyak orang dengan anemia defisiensi besi tidak memiliki tanda dan gejala karena itu pasokan besi tubuh habis secara perlahan-lahan. Namun, selama anemia berlangsung, beberapa gejala dapat muncul:
• Kelelahan dan kelemahan
• Kulit dan selaput lendir yang pucat
• Detak jantung yang cepat atau munculnya bunyi jantung yang baru (diketahui melalui  pemeriksaan dokter)
• Menjadi lekas marah
• Menurunnya nafsu makan
• Mengeluhkan pusing atau perasaan pusing
Jika anak Anda memiliki gejala-gejala tersebut, konsultasikan dengan dokter Anda, yang mungkin akan menyarankan anda untuk melakukan tes darah sederhana untuk mencari terjadi defisiensi zat besi, dan dapat memberikan resep suplemen zat besi. Namun, karena konsumsi zat besi yang berlebihan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, maka anda tidak boleh memberi anak anda suplemen besi tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter anda.
Zat Besi di Dalam Makanan Setiap Hari
Meskipun besi dari sumber daging lebih mudah diserap oleh tubuh daripada besi yang berasal  dari makanan nabati, semua makanan yang kaya zat besi dapat membuat diet lebih bergizi:
• Daging merah
• Unggas
• Ikan tongkol
• Ikan salmon
• Telur
• Tahu
• Gandum
• Kacang kering dan kacang polong
• Buah kering
• lSayuran hijau
• Cereals

Berikut adalah cara lain anda dapat memastikan anak-anak mendapatkan cukup zat besi:
• Batasi asupan susu mereka sekitar 473-710 ml/hari.
• Tetap berikan sereal yang diperkaya zat besi melayani sampai anak-anak berusia 18-24 bulan.
• Sajikan makanan yang kaya zat besi bersama makanan yang mengandung vitamin C – seperti tomat, brokoli, jeruk, dan stroberi. Vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi.
• Hindari kopi atau teh pada saat makan – keduanya mengandung tanin yang dapat mengurangi penyerapan zat besi.
• Jika Anda memiliki anggota keluarga yang seorang vegetarian, memantau atau dia diet untuk membuatnya memperoleh besi yang cukup. Karena besi dari sumber daging lebih mudah diserap dari besi dari sumber tanaman, Anda mungkin perlu menambah makanan yang diperkaya zat besi untuk diet vegetarian.
Sediakanlah bahan makanan yang diperkaya dengan zat besi, terutama terhadap bahan makanan yang digunakan setiap harinya. Dan pastikan untuk mengajarkan kepada anak-anak bahwa besi merupakan bagian penting dan sehat yang harus berada dalam bahan makanan. (olien)
Sumber : http://www.kidshealth.com

Penuhi Kebutuhan Zat Besi Untuk Si Kecil

Sumber : http://kosmo.vivanews.com/news/read/87019-penuhi_kebutuhan_zat_besi_untuk_si_kecil

Hati-hati, kekurangan zat besi bisa membuat anak lebih cepat lelah dan mudah uring-uringan

VIVAnews – Satu dari tiga anak berusia di bawah enam tahun, ternyata belum memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh. Padahal, selain mampu menghambat pertumbuhan, dan mengganggu proses transportasi oksigen dalam darah, kekurangan zat tersebut juga bisa membuat si anak lebih cepat lelah, mudah uring-uringan, dan sulit berpikir jernih.

Anak-anak mengalami kekurangan zat ini, umumnya karena mereka tidak cukup mengonsumsi dua sumber zat besi tertinggi, yaitu daging sapi, dan sayuran berwarna hijau tua. Walaupun makanan seperti roti, sereal atau jenis padi-padian fortified lainnya, yang mendapat tambahan kandungan zat besi.

Sayangnya, jika makanan tersebut dicampur dengan makanan mengandung kalsium, seperti susu, akibatnya justru mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Misalnya, jika seorang anak mengonsumsi sereal yang dicampur dengan susu, tubuhnya tidak bisa menyerap zat besi secara optimal.

Nah, untuk meningkatkan asupan zat besi pada anak, Jodi Citrin, President of Citrition, sekaligus konsultan nutrisi di New York, menyarankan:

– Hidangkan makanan berbahan daging yang dikenalnya, seperti sandwich berisi daging kalkun, burger, taco daging sapi, dan pasta dengan meatball (setidaknya sajikan hidangan daging merah setidaknya dua kali seminggu)

– Saat menyajikan sarapan kaya zat besi, padukan dengan minuman yang tidak mengandung kalsium tambahan (fortified), melainkan berikan si anak minuman mengandung vitamin C, yang berfungsi membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik. Atau, setelah sarapan, mengonsumsi buah-buahan kaya vitamin C, seperti stroberi atau jeruk.

– Meski susu amat baik diminum setelah makan, tapi sebaiknya pada saat Anda menyediakan makanan kaya zat besi tinggi, lebih baik minum air putih atau jus 100% buah asli.

– Berikan camilan kandungan besi tinggi, seperti hummus, semangga, kismis, dan sereal.

Cegah Infeksi dengan Suplementasi Zink

sumber :http://www.kalbe.co.id/health-news/20414/cegah-infeksi-dengan-suplementasi-zink.html

Kalbe.co.id – Zink atau zat seng belakangan ini cukup mendapat perhatian. Selain terbukti penting untuk daya tahan tubuh, banyak anak-anak yang ternyata kekurangan mineral ini. Bahkan WHO menyatakan Indonesia berisiko tinggi kekurangan asupan zink karena umumnya hanya mengonsumsi 50% dari angka kecukupan gizi.

Zink adalah mineral penting yang ikut membentuk lebih dari 300 enzim dan protein. Zink terlibat dalam pembelahan sel, metabolisme asam nukleat, dan pembuatan protein. Zink juga membantu kerja beberapa hormon termasuk hormon kesuburan, juga hormon yang diproduksi oleh kelenjar di otak, tiroid, adrenal, dan timus. Contohnya, hormon timulin di kelenjar timus untuk membuat sel limfosit T hanya akan aktif bila sudah berikatan dengan zink. Padahal sel-T ini merupakan pasukan sel darah putih yang menunjang daya tahan tubuh. Hormon prolaktin juga membutuhkan zink untuk menstimulasi ASI dan pertumbuhan kelenjar payudara.

Sebagai antioksidan kuat, zink mampu mencegah kerusakan sel dan menstabilkan struktur dinding sel. Zink berperan dalam proses penyembuhan luka dengan cara merangsang pembentukan dan pemindahan sel kulit ke daerah luka.

Kekurangan zink ringan dapat menimbulkan kurangnya nafsu makan disertai dengan penurunan berat badan, rabun senja, dan mudah terinfeksi. Pengecapan dan penciuman juga bisa terganggu karena sel-sel perasa rusak akibat berkurangnya enzim carbonic anhydrase. Enzim itu hanya bisa terbentuk kalau ada zink.

Kekurangan zink sedang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kekurangan hormon kesuburan (hipogonadisme), dan melambatnya penyembuhan luka. Yang lebih berat, timbul gejala kerdil, anak sering sakit karena kurangnya sel darah putih, kelenjar timusnya mengecil, botak, kelainan kulit dan pencernaan, diare, dan juga gangguan emosi. Laporan terakhir menunjukkan bahwa kekurangan zink bisa menyebabkan Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD). Saat ini, zink juga dihubungkan dengan pengobatan AIDS, kanker mulut rahim dan prostat serta terjadinya atherosklerosis.

Di samping fungsinya, zink juga dapat menimbulkan keracunan. Dengan dosis 150-450 mg/ hari, terlihat adanya penurunan status mineral lain seperti tembaga (Cu), perubahan fungsi zat besi, merendahnya fungsi daya tahan tubuh, dan rendahnya kadar kolesterol baik (HDL).

Zat Besi & Kalsium untuk Pertumbuhan

SUMBER : mother and baby
sumber : http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/Cyberwoman/detail.aspx?x=Mother+And+Baby&y=Cyberwoman|0|0|8|1200

Proses pertumbuhan tulang seorang anak dimulai dari lahir sampai usia 18 tahun. Namun, pertumbuhan tersebut terkait erat dengan pertambahan tinggi badan anak. Proses tumbuh panjang tercepat terjadi saat anak berusia 0-1 tahun. Lalu setelah 4 tahun, kecepatan pertambahan panjang tersebut akan menurun. Ini berlaku baik pada anak lelaki maupun perempuan.

Ada upaya yang lebih mudah untuk memperbaiki tinggi tubuh si kecil. Yaitu lewat perbaikan nutrisi. Dengan memberikan makanan bergizi seimbang, terutama makanan yang banyak mengandung kalsium dan vitamin D, tulang anak akan tumbuh kuat dan optimal. Otomatis, pertambahan tinggi tubuhnya pun akan menggembirakan.

Ada lagi cara mudah mengoptimalkan pertumbuhan tulang. Yakni berjemur di bawah sinar matahari. Salah satu komponen sinar matahari adalah ultraviolet (UV). Sinar UV inilah yang berperan besar dalam metabolisme vitamin D, yang penting bagi pertumbuhan tulang. Menjemur si kecil di sinar matahari antara waktu terbit hingga pukul 9.00 pagi sangat tepat untuk menguatkan tulang dan mengoptimalkan pertumbuhannya. Paling tidak selama setengah jam.

Pertumbuhan tulang yang optimal memang menuntut makanan yang terbaik sejak anak dilahirkan. Pada saat itu, makanan terbaik untuk pertumbuhan tulang anak adalah air susu ibunya sendiri. ASI terbukti sarat kalsium (Ca), yang amat berguna bagi pertumbuhan tulang yang optimal.

Jika anak sudah bisa menyantap makanan tambahan, bubur misalnya, sebaiknya berbagai makanan yang mengandung kalsium diracik dan dimasukkan ke dalam buburnya. Lebih bagus lagi, bubur dalam air kaldu rebusan kaki ayam.

Meski anak sudah mendapatkan berbagai makanan padat kalsium, pemberian susu ada baiknya tetap dilakukan. Sebab, susu banyak mengandung kalsium yang keberadaannya lebih terjamin, sementara makanan lain mungkin mengalami ‘salah pengolahan’ yang membuat kandungan kalsium berkurang atau hilang.

Selain itu, susu biasanya mudah dicerna anak, sehingga kandungan kalsium kemungkinan besar terserap baik oleh tubuhnya. Jadi, olah makanan untuk si kecil baik-baik. Kalau tak yakin dengan keutuhan kandungan kalsiumnya, beri mereka susu berkalsium.

Selain asupan kalsium, si kecil pun perlu mendapat nutrisi tambahan berupa zat besi. Bayi, terutama pada saat penyapihan akan sangat rentan kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi bisa menimbulkan gangguan penyakit anemia.

Beberapa ahli medis menganjurkan pada para orangtua untuk memeriksa lebih dini, minimal satu kali, sebelum usia anak satu tahun lewat pemeriksaan kadar hemoglobin.

Untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada bayi, tidak ada salahnya Anda memberikan makanan yang kaya akan sumber zat besi. Perbanyak konsumsi makanan kaya zat besi terutama sayuran hijau, daging merah, hati, unggas, sereal diperkaya zat besi. Selain itu, ikan, kerang-kerangan, buah kering bisa menjadi pilihan.

Tingkatkan penyerapan zat besi, misalnya mengkonsumsi makanan kaya vitamin C, seperti buah tomat, dan jeruk. Daging merah selain merupakan sumber zat besi, juga dapat meningkatkan penyerapannya.

Sumber: Tabloid Ibu Anak

Betulkan Bayam Kaya Zat Besi?

SUMBER : cybermed.cbn.net.id

Pencipta tokoh kartun Popeye memilih bayam karena hasil studi peneliti Jerman, Dr. E. von Wolf, tahun 1870 menyatakan kandungan zat besi dalam bayam setara dengan zat besi dalam daging. Ternyata sang ilmuwan keliru meletakkan titik desimal.

Yang sebenarnya, kandungan zat besi dalam bayam hanya sepersepuluh dari kadar yang pernah dilaporkan. Kesalahan itu sudah dikoreksi tahun 1937. Namun, Popeye telanjur “lahir” dan dikuatkan oleh bayam.

Menurut USDA National Nutrient Database, dalam semangkuk bayam matang terkandung 3,5 mg zat besi. Data lain menyatakan dalam 180 g bayam rebus terkandung zat besi 6,43 mg. Para ahli nutrisi menyarankan konsumsi zat besi bagi orang dewasa sekitar 10-15 mg per hari. Bagi wanita hamil atau menyusui sekitar 20-30 mg per hari.

Zat besi yang ada dalam bayam adalah jenis nonheme. Tidak seperti zat besi heme yang berasal dari produk hewani, zat besi nonheme lebih lambat diserap tubuh.

Sebagai sumber zat besi, sayangnya bayam juga mengandung asam oksalat yang sifatnya mengikat zat besi dan menghambat penyerapannya oleh tubuh. Asam oksalat ini juga bisa ditemukan dalam sayuran seperti sawi dan kacang-kacangan.

Jadi, sebaiknya kita makan bayam atau tidak? Bagi para pencinta bayam, janganlah berpaling muka. Tetaplah menjadikan bayam sebagai menu sehat Anda. Supaya penyerapan zat besinya lebih optimal, makanlah bayam bersama dengan makanan yang membantu penyerapan zat besi, seperti:
• Daging, ikan, atau daging unggas.
• Buah jeruk, stroberi, melon, jambu biji, dan buah lain yang kaya vitamin C.
• Sayuran seperti brokoli, kol brusel, tomat, kentang, cabai.
• Anggur putih (white wine).