KAPAN GIGI BAYI TUMBUH?

sumber : http://bayidananak.com/2008/11/20/kapan-gigi-bayi-tumbuh/

Sampai usia 2 tahun anak punya 20 gigi susu.
Pertumbuhan gigi bayi sudah dimulai sejak dalam kandungan, tepatnya
sejak janin berusia 4 minggu sampai bayi lahir. Pertumbuhan ini masih
berlangsung di dalam rahang dan tak terlihat dari luar.

Proses munculnya gigi ke permukaan menembus gusi tidak bisa diukur
lamanya. Sampai di mana posisinya pun hanya bisa dilihat dengan foto
rontgen. Namun biasanya, gigi pertama muncul sejak usia sekitar 6 bulan
sampai 12 bulan. Mula-mula yang tumbuh adalah mahkota gigi yang berwarna
putih dengan lapisan luar emailnya, lalu berikutnya ada dentin, dan
berikutnya lagi adalah pulpa yang menjadi tempat saraf dan pembuluh
darah. Paling akhir yaitu akar gigi.

Satu satu yang memengaruhi waktu kemunculan gigi adalah asupan kalsium
selagi ibu hamil. Namun, tidak berarti ibu yang lebih banyak mengonsumsi
kalsium akan melahirkan bayi dengan pertumbuhan gigi yang lebih cepat.
Bagaimanapun juga, daya serap kalsium setiap janin berbeda-beda. Selain
itu, asupan kalsium pun dibutuhkan oleh pembentukan dan pertumbuhan
tulang.

DUH GATAL!

Pada setiap anak, gejala yang timbul saat tumbuh gigi berbeda-beda atau
individual. Reaksinya tergantung pada daya tahan tubuh dan ketahanan
akan rasa sakit. Gejala umum yang ditemui antara lain :

* Gatal pada gusi

Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigit
benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yang
agak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidak
membahayakan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untuk
digigit-gigit yang aman dari zat beracun.

* Rewel

Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayi
yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.

* Gusi tampak kemerahan

* Tidak nafsu makan

Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat anak malas
makan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan.

* Demam

Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalah
anak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akan
tumbuh gigi atau ada penyebab lain.

BARU LAHIR, EH, PUNYA GIGI

Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini termasuk kelainan pertumbuhan
dan perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudah
memiliki gigi (istilahnya gigi natal). Tumbuhnya tidak tentu, di bagian
depan atas atau bawah tapi jarang di bagian belakang. Banyaknya satu
buah. Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi baru pada bulan pertama
setelah kelahiran (istilahnya gigi neonatal). Pada kasus keduanya, belum
tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi.

Penanganan dilakukan dengan melihat apakah gigi erupsi dini mengganggu
atau tidak. Jika tidak, maka akan dibiarkan.

GIGI TETAP

Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya,
paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah
teraba atau terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan
penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya
gigi tetap keluar, maka gigi geligi “tetangganya” akan bergeser mengisi
sebagian kavling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada
tempatnya alias berantakan.

Dedeh Kurniasih

Konsultan ahli:
drg. Eva Fauziah, Sp.KGA
pengajar Fakultas Kedokteran Gigi UI

AGAR GIGI CEPAT TUMBUH

* Latih anak menggigit biskuit bayi yang gampang lumer. Jika bayi sudah
kenyang, gunakan mainan gigit-gigitan yang aman. Dengan menggigit, gigi
di dalam akan menekan gusi, sehingga mempercepat proses keluarnya.

* Berikan makanan bernutrisi sesuai aturan, yaitu dari semipadat di usia
6 bulan menjadi semi padat dan padat di usia 1 tahun. Nutrisi yang baik
berguna untuk tumbuh kembang dan merangsang pertumbuhan gigi dari dalam.

Kapan Gigi Bayi Tumbuh

sumber :http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=58

Gigi bayi mulai terlihat, pada usia yang berbeda-beda pada setiap bayi dan kadang-kadang memerlukan waktu yang agak lama sebelum mulai terlihat.

Pada usia tiga tahun kebanyakan anak-anak akan mempunyai semua gigi pertamanya atau gigi susu 20bh. Jika bayi anda mencapai usia dua belas bulan dan belum mempunyai gigi pertamanya, sebaiknya anda konsultasikan dengan dokter gigi anda.

Pertumbuhan gigi pada setiap bayi sangat bervariasi dan tidak ada dua orang anak akan mempunyai jadwal pertumbuhan gigi yang sama.

Tanda-tanda yang dapat dilihat bahwa si kecil anda sedang bertumbuh gigi pertamanya:

• Lebih rewel.
• Menangis di waktu malam.
• Air liur yang berlebihan.
• Memasukkan jari tangan, mainan, dll ke dalam mulut.
• Gusi bengkak, merah.
• Meningkatnya permintaan ASI atau Susu botol.
• Menolak minum ASI atau Susu botol karena mengisap menimbulkan rasa sakit.
• Napsu makan berkurang.
• Tidur terganggu.

Catatan penting yang perlu diingat: Pertumbuhan gigi TIDAK menyebabkan Deman tinggi, masalah tidur, diare, atau pertahanan tubuh yang rendah terhadap infeksi. Mempercayai mitos ini dapat menyebabkan penanganan masalah penyakit yang sesungguhnya menjadi tertunda atau suatu penyakit yang serius dapat menjadi terlambat terdiagnosa.

© Dr. Suririnah -www.infoibu.com

Gigi

sumber : http://www.wyethindonesia.com/$$Gigi.html?menu_id=126&menu_item_id=6

Pertumbuhan gigi pertama sang bayi adalah peristiwa yang sangat menyenangkan setiap orangtua. Peristiwa ini adalah tonggak pertumbuhan, sama halnya seperti berjalan dan berbicara. Tentunya setiap orangtua ingin gigi-geligi anaknya kuat dan sehat. Dokter gigi dan para ahli kesehatan dapat dimintai saran tentang cara merawat gigi yang baik.

Situs ini menyajikan informasi dasar tentang cara pemberian makan yang benar serta perawatan kesehatan gigi yang baik. Informasi ini sama sekali bukan untuk menggantikan saran-saran dari para ahli kesehatan.

Gigi pertama anak anda (disebut juga gigi susu atau gigi primer) adalah pembuka jalan bagi serangkaian gigi dewasa yang kuat dan sehat. Kebanyakan bayi memiliki 1 atau 2 gigi pada usia 7 bulan. Oleh karena laju pertumbuhan anak bervariasi, tidak perlu dipermasalahkan apakah gigi pertamanya tumbuh sebelum atau sesudah ia berusia satu tahun. Sebagian besar gigi susu anak anda telah bertumbuh ketika ia berumur antara 2,5 sampai 3 tahun.
– Meneteskan air liur lebih dari biasanya
– Pipi bersemu merah
– Sulit tidur
– Gelisah
– Mengunyah atau menggigit-gigit benda keras

Apabila permukaan gusi anak anda kelihatan pecah-pecah sebelum gigi pertama tumbuh, inilah pertanda bahwa gigi-geliginya beresiko mengalami pembusukan. Pembusukan gigi terjadi ketika bakteri dalam mulut memanfaatkan beberapa jenis karbohidrat, terutama gula, untuk memproduksi zat asam. Zat asam ini menyerang enamel gigi (bungkus luar yang keras) sehingga struktur gigi melemah dan gampang sekali membusuk.

Air liur berperan penting mencegah pembusukan dengan cara membersihkan gigi dari karbohidrat dan asam. Air liur pun membantu memperkuat dan memperbaiki gigi.

Karbohidrat berbentuk gula sangat diperlukan dalam makanan bayi karena merupakan sumber energi penting bagi pertumbuhan yang sehat. Gula berbentuk laktosa terdapat dalam air susu ibu, air susu sapi, dan dalam hampir semua susu formula bayi. Susu formula kedelai dan susu formula bebas-laktosa mengandung karbohidrat pengganti, misalnya sukrosa, maltodekstrin, atau sirup jagung padat.

Perlu diingat juga, semua makanan dan minuman yang mengandung gula apa saja dapat menimbulkan pembusukan gigi. Semakin sering terjadi kontak antara zat ini dengan gigi, dan semakin lama menempel di gigi, makin besar pula resiko terjadinya pembusukan. Oleh karena itu, perawatan kesehatan gigi secara benar adalah sama pentingnya bagi bayi, anak-anak dan orang dewasa.

Tak lama setelah gigi pertama tumbuh, mungkin anda mulai mengenalkan makanan padat kepada bayi sebagai bagian dari proses menyapih. Mulai saat ini dan seterusnya, makanan bayi semakin bervariasi. Gula terdapat dalam berbagai jenis makanan, terutama buah-buahan dan jus buah. Selain itu terdapat juga dalam susu dan produk olahannya, serta dalam berbagai sayuran.

Beberapa jenis makanan lain, seperti misalnya serealia yang diolah untuk sarapan serta makanan manis (contohnya, kue kering, bolu, dan es krim) diberi tambahan gula. Untuk mengurangi resiko pembusukan gigi, sebaiknya makanan yang ditambahi gula hanya diberikan pada jam makan saja. Bersihkanlah gigi bayi sesudah makan.

Ketika bayi memasuki masa sapih, saat itulah anda mulai meletakkan fondasi kuat untuk kesehatan gigi dengan cara memberikan makanan seimbang dan bervariasi. Perhatikanlah petunjuk-petunjuk berikut ini yang dapat membantu anda mengontrol kontak gigi bayi dengan gula sehingga risiko pembusukan berkurang:

– Secepat mungkin ajarilah bayi minum dari training cup (gelas untuk berlatih minum). Biasanya mulai usia 6 bulan atau setelah gigi pertama tumbuh.
– Jangan biarkan bayi menghirup dari botol atau gelas terlalu lama karena hal ini justru memperlama kontak antara gigi dan gula. Dengan alasan yang sama, jangan gunakan botol susu sebagai pengganti dot/empeng dan jangan membiarkan bayi tertidur selagi minum dari botol. Tertidur selagi minum dari botol juga mengandung resiko tersedak.
– Jangan minum dari botol setelah berusia 12 bulan kecuali ahli kesehatan menyarankan demikian.
– Jangan menambahkan gula atau zat padat lainnya dalam botol susu.
– Jangan mencelupkan dot dalam cairan bergula.
– Pada waktu bayi memasuki masa sapih, berikan dia makanan yang seimbang dan bervariasi.
– Batasi makanan dan minuman yang ditambahi gula.
– Batasi pemberian makanan dan minuman yang ditambahi gula hanya pada jam makan saja; makanan manis diberikan sebagai penutup (dessert) segera sesudah makan. Jangan memberikan cemilan yang terlalu manis/bergula.
– Jika bayi merasa haus diantara jam makan, berikanlah air putih matang yang telah didinginkan. Kalau dia menolak, tambahkan satu atau dua tetes jus buah ke dalamnya.

Kebiasaan merawat gigi dengan baik seharusnya ditanamkan sedini mungkin. Dengan demikian gigi tetap sehat dan kuat, sekaligus meletakkan dasar yang baik untuk gigi permanen. Gigi harus disikat karena sisa makanan atau minuman yang mengendap disitu dapat menimbulkan pembusukan.

Ketika gigi bayi sudah tumbuh, anda perlu melindungi gusinya dengan cara menggosoknya perlahan-lahan dengan kain, kapas, atau jari yang bersih. Sekitar usia 6 atau 7 bulan, anda dapat memijat gusinya secara hati-hati dengan sikat gigi khusus. Bentuknya seperti sikat gigi biasa tetapi ujung bulunya terbuat dari karet dan dirancang sedemikian rupa untuk membiasakan bayi terhadap stimulasi sebuah sikat gigi. Sikat ini bisa digigit-gigit bayi menjelang tumbuhnya gigi pertama; akan tetapi jangan biarkan dia menggigit-gigit tanpa pengawasan untuk mencegah resiko tertelan.

Begitu tumbuh, gigi bayi bisa mulai dibersihkan. Gunakan kain lembut atau kapas untuk membersihkan gigi pertama. Ketika jumlahnya sudah 2 atau lebih, gunakan sikat gigi bayi yang lembut dengan secolek pasta gigi bayi. Konsultasikan dengan dokter gigi atau ahli kesehatan sebelum menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida.

Sikatlah dengan hati-hati; gusi bayi masih sangat lembut dan gampang terluka. Bagian depan, belakang, dan sela-sela gigi beserta permukaan gusi untuk menggigit, semuanya harus dibersihkan. Selalu perhatikan, apakah ada gigi baru yang tumbuh.

Apabila giginya masih 1 atau 2 cukup dibersihkan sehari sekali, tetapi  lebih dari itu sebaiknya disikat 2 kali sehari.

Bersihkan gigi bayi pada waktu malam sesudah makan terakhir. Bila dia merasa haus dimalam hari, cukup berikan air matang yang dingin.

Fluorida adalah mineral yang terdapat dalam lapisan enamel gigi dan berfungsi memperkuat sehingga gigi tidak mudah busuk. Ada beberapa jenis fluorida yang digunakan untuk melindungi gigi. Seharusnya air minum lokal juga mengandung fluorida dalam kadar yang melindungi. Bila mineral ini tidak terdapat di dalamnya maka biasanya dokter gigi menyarankan penggunaan suplemen fuorida (pada umumnya dalam bentuk tetes atau tablet). Jangan campur suplemen ini dalam susu bayi karena hal itu justru menghambat penyerapan fluorida.

Sebagai bahan tambahan dalam pasta gigi, fluorida diketahui mencegah karies gigi. Akan tetapi, kelebihan fluorida dapat menimbulkan fluorosis yaitu keadaan dimana enamel gigi berbercak-bercak secara permanen. Anak-anak dibawah 2 tahun sangat beresiko mengalami fluorosis karena refleks menelan mereka belum terkontrol dengan baik. Oleh karena itu, sebaiknya anda berkonsultasi dengan ahli kesehatan tentang penggunaan pasta gigi yang mengandung fluorida secara tepat ketika anak masih bayi.

Sebaiknya anda memeriksakan gigi bayi secara teratur sejak dini untuk memastikan kesehatan dan kebenaran posisinya. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan oleh dokter anak atau dokter gigi sejak gigi pertama tumbuh. Sebaiknya pemeriksaan gigi dilakukan setiap 3 sampai 6 bulan sekali, kecuali dokter memberi saran lain.

KAPAN GIGI SUSU MESTI DICABUT?

sumber : milis balita-anda
drg. Gandung Perkasa A.
(artikel dari Harian Pikiran Rakyat, Bandung)

Gigi susu atau gigi sulung, yang oleh awam lebih dikenal sebagai ‘gigi
anak-anak’, keberadaannya sering dianggap sepele dengan asumsi kalau ada
apa-apa, toh masih ada penggantinya. Bahkan, orang tua sering mempunyai
persepsi yang keliru, datang ke dokter gigi meminta gigi anaknya untuk
segera dicabut karena kondisinya yang berantakan atau karies di banyak
permukaan gigi.

Memang, gigi susu kelak pada saatnya akan diganti dengan gigi tetap. Namun,
ini bukan berarti begitu ada kerusakan lalu satu-satunya alternatif harus
dicabut. Gigi susu mempunyai ‘jatah waktu’ tertentu untuk tanggal sehingga
keberadaannya harus dipertahankan sampai tiba saatnya untuk tanggal.

Meskipun kerusakannya sudah parah, dokter gigi masih akan berusaha
mempertahankan. Bahkan, bila memungkinkan, akan dilakukan perawatan seperti
aplikasi fluor ataupun penambalan. Bila dokter gigi tidak mengabulkan
permintaan orang tua untuk mencabut gigi anaknya meskipun kondisinya
dianggap sudah sedemikian parah, itu karena memang ada pertimbangan tertentu
sehingga belum diindikasikan untuk dicabut.

FUNGSI ISTIMEWA
Gigi susu mempunya fungsi istimewa yang tidak dimiliki gigi tetap. Sama
halnya dengan gigi tetap, gigi susu secara umum berfungsi membantu proses
pencernaan, pengucapan, dan estetika. Di samping itu, fungsi istimewa yang
tidak dimiliki oleh gigi tetap adalah sebagai petunjuk gigi tetap agar kelak
tumbuh (erupsi) pada tempatnya dan menjaga pertumbuhan lengkung rahang.

Bila gigi susu tanggal sebelum saatnya, baik karena karies ataupun dicabut,
gigi tetap yang akan tumbuh tidak mempunya petunjuk sehingga sering salah
arah dan rahang yang ditinggal gigi susu jauh sebelum saatnya. Ini akan
mengalami penyempitan sehingga tidak cukup untuk menampung semua gigi dalam
susunan yang teratur. Akibatnya, susunan gigi-geligi menjadi crowded (tidak
beraturan).

PERIODE PERTUMBUHAN GIGI
Orang tua yang mengetahui periode pertumbuhan gigi-geligi – baik gigi susu
maupun gigi tetap – akan sangat membantu. Bukan hanya dalam segi perawatan
dalam menjaga kebersihannya, tetapi juga mencegah agar anak-anak tidak
melakukan kebiasaan buruk, mis. mengisap jempol yang bisa mengakibatkan gigi
depan maju (tonggos), menggigit pensil atau benda lain yang bisa mengikis
email atau timbulnya celah gigi (distema).

Gigi susu yang tumbuh pertama kali adalah gigi seri tengah rahang
bawah. Biasanya tumbuh saat bayi berusia sekitar enam bulan. Hal ini
sering ditandai dengan gejala bayi sering rewel, bahkan badannya disertai
panas. Gusinya terasa gatal sehingga ingin menggigit setiap benda yang
dipegang. Untuk mengatasinya, bayi tsb. bisa diberi mainan yang lunak dan
dijauhkan dari benda-benda yang membahayakan keselamatannya.

Gigi susu diharapkan sudah tumbuh lengkap saat anak berusia dua
tahun. Kadang-kadang, ada bayi yang usianya belum genap enam bulan giginya
sudah mulai tumbuh, sedangkan yang lain sudah menginjak satu tahun giginya
belum tumbuh sama sekali. Kondisi ini tidak perlu dirisaukan karena ada
pengaruh beberapa faktor, mis., nutrisi, hormonal, ataupun keturunan.

Gigi susu bila tumbuh lengkap berjumlah dua puluh gigi yang macamnya terdiri
dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi geraham pada gigi susu hanya satu
macam, sedangkan pada gigi tetap terdapat dua macam sehingga dibedakan
menjadi ‘gigi geraham besar’ (GGB) dan ‘gigi geraham kecil’ (GGK).

Gigi tetap bila tumbuh semua (termasuk gigi bungsu/geraham ketiga/terakhir)
berjumlah 32 gigi. Jumlah yang lebih besar ini disebabkan pada gigi tetap
dijumpai GGK dan gigi geraham besar ketiga (gigi bungsu). Saat gigi susu
tanggal, biasanya bersamaan dengan saat gigi tetap tumbuh, tetapi ada
pengecualian pada GGB.

Patut digarisbawahi bahwa GGB pertama mulai tumbuh pada umur enam sampai
tujuh tahun. GGB ini bukan gigi pengganti. Artinya, gigi ini langsung
muncul pada deretan di belakang gigi-gigi susu, baik pada raham atas maupun
rahang bawah. Jadi, gigi ini (dan juga GGB lainnya) tumbuh tidak
menggantikan gigi susu, sedangkan gigi lainnya (GGK, taring, dan seri) akan
tumbuh menggantikan gigi pendahulunya (gigi susu).

Banyak kasus menunjukkan bahwa orang tua sering kecolongan karena tidak
mengetahui gigi putra-putrinya sudah rusak parah. Padahal, gigi ybs.
merupakan gigi tetap. Selain itu, letak gigi-geligi secara keseluruhan
tidak beraturan sehingga mengganggu bukan hanya secara estetika tetapi juga
fungsinya.

Sebagai patokan utama, ketika anak mulai masuk TK, anak perlu lebih
diperhatikan secara intensif. Usia 5,5 – 11 tahun adalah periode gigi
campur. Gigi kelihatan tidak beraturan karena berada pada masa peralihan
saat tanggalnya gigi susu dan saat tumbuhnya gigi tetap. Usia ini dianggap
rawan dan penentu. Kelainan gigi-geligi bisa terdeteksi saat ini yang juga
merupakan saat yang tepat untuk mengoreksinya.

Sesungguhnya, hal ini tidak perlu dikhawatirkan sejauh rahang cukup
menampung semua gigi yang tumbuh. Bila ada gigi yang ‘nakal’ tumbuhnya,
biasanya masih bisa ditangani tanpa perlu bantuan alat. Si anak dianjurkan
untuk mengembalikan posisi gigi ke posisi gigi semula dengan bantuan
lidahnya.

Namun bila posisi gigi mengganggu sedemikian rupa, baik untuk fungsi maupun
estetika secara ‘serius’, inilah saat yang tepat untuk mengaturnya dengan
perawatan pengawatan (orthodonti). Seusia anak-anak masih memungkinkan
untuk dilakukan perawatan secara maksimal mengingat tulang anak-anak masih
dalam periode pertumbuhan sehingga masih bisa dibentuk dan
diarahkan. Dengan demikian, kemungkinan keberhasilannya lebih besar.

KAPAN MESTI DICABUT?
Anak-anak belum mampu merawat gigi-geliginya secara maksimal dan tentunya
peran orang tua sangat menentukan. Begitu gigi susu menunjukkan gejala
mulai tumbuh, saat itu juga harus mulai diperhatikan.

Ketika gigi susu telah tumbuh dan sementara si anak masih minum ASI ataupun
susu botol, jangan lupa untuk membersihkan giginya dengan cara mengusapnya
dengan
kain atau tisu yang telah dibasahi air ketika dia akan tidur. Email gigi
susu lebih tipis dibandingkan gigi tetap karena itu tidak mengherankan bila
gigi anak-anak sangat mudah mengalami karies. Apabila membiarkan mereka
tertidur dalam keadaan rongga mulut terdapat sisa-sisa susu atau makanan,
hal ini akan ikut memperparah keadaan.

Anak-anak harus dibiasakan menyikat giginya secara benar dan teratur sejak
dini. Selain itu, akan sangat bijaksana jika mulai mengenalkannya dengan
dokter gigi meskipun tidak mengalami kerusakan atau kelainan
apa-apa. Bahkan, kedatangannya pertama kali tidak diapa-apakan, suasana
keramahtamahan akan membuatnya bersahabat dengan dokter gigi, dan segala
pernak-perniknya’. Hal ini akan membuat sia anak merasa ‘nyaman’ sehingga
kelak tidak mengalami kesulitan bila harus melakukan perawatan. Kesan
trauma bisa timbul bila anak dibawa ke dokter gigi dalam kondisi ‘kesakitan’
serta dipaksa melakukan perawatan yang justru akan membuatnya kapok.

Gigi susu harus dicabut bila sudah terjadi resorbsi akar gigi susu oleh gigi
tetap di bawahnya yang akan tumbuh. Biasanya ditandai dengan kegoyahan
gigi. Pencabutan akan memberi kesempatan gigi tetap tsb. tumbuh dengan
leluasa.

Namun, meskipun gigi susu belum goyah sama sekali bahkan masih kuat
tertanam, sementara gigi tetap telah terlihat mulai tumbuh, gigi susu tsb.
juga harus segera dicabut. Kondisi seperti ini disebut presistensi
(kesundulan). Keterlambatan pencabutan mengakibatkan gigi akan tetap
terhambat pertumbuhannya. Sama halnya dengan pencabutan yang belum saatnya,
kondisi ini juga bisa mengakibatkan gigi-geligi susunannya tidak beraturan.

Sering dijumpai, gigi taring tetap atas seseorang, tumbuh tidak pada
tempatnya (gingsul). Kondisi ini kadang bisa mempermanis penampilan
seseorang. Namun, bila letaknya sedemikian rupa sehingga mengganggu
penampilan, hal ini akan menimbulkan rasa risih.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa hal tsb. ternyata diakibatkan ybs. masih
menyimpan gigi taring-gigi susu di bawahnya. Hal ini bisa terjadi karena
bagi orang awam kadang tidak bisa membedakan secara pasti antara gigi susu
dan gigi tetap karena tidak mengalami kegoyahan dan dianggap gigi tetap
sehingga ‘disimpan’ lalu menghalangi gigi taring yang akan tumbuh. Dengan
demikian, akan sangat membantu bila orang tua bisa membedakan gigi susu
dengan gigi tetap. Secara sepintas, gigi susu bisa dibedakan dengan gigi
tetap karena warnanya lebih putih, bentuknya lebih kecil, dan permukaannya
cenderung menguncup.

Menjaga Gigi Anak Tetap Sehat

sumber :http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=Tips%20-%20Tips&direktori=tips&filepdf=0&pdf=&html=20060220-a8tyum-tips.htm

Kapankah sebaiknya seorang anak mulai dibawa untuk kunjungan rutin ke dokter gigi? Apakah anak berusia 3 tahun sudah harus mulai menyikat gigi? Pertanyaan semacam itu sering dilontarkan oleh para orang tua. Para orang tua sering merasa ragu-ragu mengenai waktu yang tepat untuk mulai merawat gigi anaknya.

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Mulai Merawat Gigi Anak?

Perawatan gigi yang benar sebaiknya dimulai bahkan sebelum bayi mulai tumbuh gigi pertamanya. Walaupun tidak terlihat, gigi sebenarnya sudah terbentuk sejak trimester kedua masa kehamilan. Pada saat kelahiran, seorang bayi sudah memiliki 20 gigi susu di dalam rahangnya.

Menggosokkan lap yang lembab dengan lembut ke gusi bayi setelah makan dapat mencegah terkumpulnya bakteri-bakteri perusak. Setelah seorang anak memiliki beberapa gigi yang sudah tumbuh, sebaiknya ia mulai diperkenalkan dengan sikat gigi. Gunakan sikat gigi khusus untuk anak yang memiliki bulu sikat yang lembut.

Apakah Gigi Bayi Juga Dapat Mengalami Kerusakan?

Kerusakan gigi dapat terjadi pada bayi bila orang tua memiliki kebiasaan yang kurang baik seperti membiarkan bayi tidur dengan botol susu dimulutnya. Menurut beberapa dokter gigi anak, kebiasaan semacam ini dapat merusak gigi bayi bila dibiarkan terus menerus. Gula yang terdapat pada susu yang menempel terus di gigi bayi selama berjam-jam dapat merusak enamel gigi. Awalnya dapat terjadi perubahan warna pada gigi depan. Lama kelamaan bila dibiarkan dapat timbul lubang gigi. Orang tua juga harus membiasakan waktu minum susu yang teratur karena menghisap botol susu terus menerus sepanjang hari dapat merusak gigi bayi.

Apakah Anak Saya Harus Dibawa Ke Dokter Gigi Tertentu?

Sebaiknya anak diperiksa giginya pada dokter gigi yang khusus merawat anak-anak atau yang biasa disebut dokter gigi anak (pediatric dentist).� Dokter gigi anak dapat merawat berbagai masalah kesehatan gigi yang umumnya dihadapi oleh anak-anak.

Dokter gigi anak bekerja dengan tujuan pencegahan masalah-masalah kesehatan gigi sebelum timbul, dan perawatan melalui pemeriksaan teratur agar gigi dan gusi tetap sehat.

Bagaimana Mencegah Timbulnya Lubang Gigi?

Sebaiknya seorang anak dibawa mengunjungi dokter gigi pada usia satu tahun. Dokter gigi akan menjelaskan bagaimana cara membersihkan gigi yang baik dan benar. Dokter gigi juga akan memeriksa keadaan kesehatan gigi anak. Kunjungan awal seperti itu dapat membantu mengenali masalah-masalah yang mungkin timbul. Selain itu, kunjungan ini dapat membuat anak menjadi terbiasa dan tidak takut terhadap dokter gigi.

Lubang gigi dapat timbul karena makanan yang menempel pada gigi dan tidak segera dibersihkan. Makanan tersebut akan membentuk semacam zat asam yang dapat merusak lapisan-lapisan gigi. Bila lapisan gigi rusak maka akan timbul lubang gigi.

Menyikat gigi sedikitnya dua kali sehari dapat menjaga kesehatan gigi. Anak usia 2 atau 3 tahun sudah mulai dapat menggunakan pasta gigi saat menyikat gigi asalkan dengan diawasi orang tua. Pasta gigi yang diberikan tidak perlu banyak. Pastikan anak meludahkan pasta giginya keluar setelah menyikat gigi.

Apa Yang Harus Saya Lakukan Jika Anak Saya Mengalami Masalah Dengan Giginya?

Jika anak anda mengeluhkan rasa nyeri di giginya segera bawa anak anda ke dokter gigi. Nyeri tersebut dapat merupakan tanda adanya lubang di gigi anak yang membutuhkan perawatan.

Biasakan untuk melakukan kunjungan teratur ke dokter gigi paling tidak setahun sekali seiring dengan pertumbuhan anak. Pembatasan asupan gula dan sikat gigi secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan gigi.

Orang tua mempunyai peranan penting untuk mengajari anak akan kebiasaan untuk selalu menjaga kesehatan gigi.

(fit/kidshealth.org)

Melatih Anak Maenjaga Kebersihan dan Kesehatan Gigi Sejak Usia Dini

sumber : http://www.diskes.jabarprov.go.id/?mod=pubArtikel&idMenuKiri=10&idArtikel=510

Anak adalah pribadi yang unik, ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil. Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan baik secara fisik, mental dan intelektual. Mereka mengalami berbagai fase dalam perkembangannya,dimana pada usia 2 sampai 5 tahun merupakan fase yang paling aktif, terutama pada perkembangan otak anak,oleh karena itu periode tersebut dikenal sebagai masa keemasan anak atau golden age.

Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak seringkali orangtua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Pendidikan kesehatan gigi (Dental Health Education) seringkali menjadi topik yang kurang mendapat perhatian baik dirumah maupun sekolah.

Ada beberapa alasan mengapa seringkali orangtua kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan gigi anak. Alasan yang paling banyak ditemukan adalah masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa gigi pada anak adalah gigi susu ,jadi tidak usah dirawat karena nanti juga akan berganti dengan gigi tetap. Padahal sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah anak harus mulai dajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan giginya.Karena alasan berikut :

1. Pada masa gigi susu,sedang terjadi pembentukan gigi tetap didalam tulang. Sehingga jika ada kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu proses pembentukan gigi tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetap nya tumbuh dengan tidak normal.
2. Mulut adalah pintu utama masuknya makanan kedalam perut. Mulut adalah lokasi pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika terjadi gangguan pada mulut maka akan mengganggu kelancaran proses pencernaan.
3. Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ didalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal,dll. Karena infeksi dalam mulut dapat menyebar kedalam organ-organ tersebut yang disebut dengan fokal infeksi.
4. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi malas beraktivitas dan akan mengganggu proses belajar mereka.

Melihat alasan-alasan tersebut, maka saat ini beberapa sekolah tertentu gencar memberikan pendidikan kesehatan gigi bagi siswa mereka. Bahkan ada sekolah yang menjadikan pendidikan kesehatan gigi bersama dengan pendidikan kesehatan umum sebagai bagian dari kurikulum sekolah.
Bagi para orangtua di rumah pendidikan kesehatan gigi sudah harus dimulai sejak gigi pertama ada dalam mulut anak.Bagaimana caranya?
Yaitu dengan selalu membersihkan gigi anak setiap selesai minum susu atau selesai makan. Tidak perlu menggunakan sikat gigi, namun bisa dilakukan dengan menggunakan kain kassa lembut yang dibasahi dengan air hangat. Sepertinya hanya sebuah perlakuan yang biasa saja, namun sesungguhnya hal itu memberikan sebuah pengalaman baru yang luar biasa pada anak. Ketika ibu membersihkan gigi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat, anak merasa bahwa kegiatan membersihkan gigi adalah kegiatan yang menyenangkan dan itu akan terekam dalam memori anak.Dampaknya,ketika anak akan diperkenalkan dengan sikat gigi pada usia 1 tahun tidak akan ada lagi keluhan anak tidak mau menyikat gigi karena takut melihat sikat gigi yang akan dimasukkan dalam mulut mereka.
Ketika anak berusia dua tahun, jumlah gigi dalam mulut sudah lengkap dua puluh buah. Mulailah anak diajarkan menyikat gigi sendiri dan orangtua tetap mengawasi. Saat mereka sudah bisa berkumur, boleh ditambah dengan pasta gigi. Ajaklah anak untuk biasa mengkonsumsi sayur atau buah dan kontrol makanan manis yang mereka konsumsi. Bukan tidak boleh anak memakan makanan yang manis karena itu makanan kesukaan mereka. Hanya orang tua perlu mengontrol banyaknya atau macam dari makanan manis yang mereka makan.

Usia dua tahun merupakan usia yang pas bagi anak untuk belajar mengenal dokter gigi. Ajaklah anak ke klinik gigi untuk memeriksa gigi mereka walaupun belum ada keluhan. Karena bisa saja sudah terjadi lubang kecil pada gigi anak yang tidak dirasakan mereka namun sudah harus dilakukan penanganan oleh dokter gigi.

Jadikanlah pendidikan kesehatan gigi sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Karena dengan demikian kita sebagai orangtua tidak akan berteriak-teriak lagi menyuruh anak menyikat gigi saat mandi pagi dan Insya Allah kita tidak akan mengalami bangun tengah malam karena anak menangis karena giginya sakit. Dan yang lebih penting lagi proses tumbuh kembang anak tidak terganggu akibat anak sakit gigi.

PERTUMBUHAN GIGI

sumber : milis balita-anda
source : (http://www.babycenter.com/refcap/baby/babydevelopment/6574.html)
translated by Sylvia R.

Pertumbuhan gigi bukan merupakan salah satu tonggak perkembangan yang dicapai
seorang bayi sekali dan sekaligus. Peralihan dari ringisan gusi hingga mulut
yang sepenuhnya ditumbuhi gigi merupakan masa yang harus dilalui anak anda
dalam 3 tahun pertama kehidupannya.

Perjalanan ini dimulai sejak dalam kandungan. Saat anda hamil, dalam tubuh
bayi anda telah berkembang pucuk gigi, dasar dari gigi bayi atau gigi susunya.
Pucuk ini mulai memecahkan permukaan gusi pada suatu waktu di antara usia 3
hingga 12 bulan. Anda bahkan dapat melihat gigi pertamanya – tanda yang
memperjalas bahwa bayi anda sedang bertumbuh – sekitar usia 6 bulan, saat yang
umumnya bagi seorang bayi sebagai awal perkenalannya dengan makanan padat.
Saat ia berusia 3 tahun, ia akan memiliki gigi lengkap sehingga ia dapat
menggsoknya sendiri (dengan sedikit bantuan anda) – suatu tahap dasar dari
ketrampilan menjaga dan memelihara diri sendiri.

KAPAN GIGI DAPAT TUMBUH?

Satu dari 2000 bayi sebenarnya lahir dengan sebuah atau 2 buah gigi dalam
mulutnya! Tetapi mayoritas pertumbuhan tercepat untuk gigi pertama pada
sekitar 6-7 bulan. Paling cepat terjadi di usia 3 bulan dan paling lama saat
seorang anak hampir berusia 1 tahun. Gigi terakhir (yang terletak dibagian
belakang atas dan bawah mulut) umumnya tumbuh saat tahun kedua. Di usia 3
tahun, anak anda seharusnya telah memiliki 20 gigi susu lengkap.

BAGAIMANA GIGI TUMBUH?

Bagi para bayi dan orang tua, munculnya gigi pertama tidaklah terlalu
menyenangkan, dan dapat menjadi proses yang lama dan berlarut-larut. Gejala
awal – termasuk banyaknya air liur yang menetes dan rasa nyeri yang lumayan –
kadang telah dialami 1 atau 2 bulan sebelum gigi sebenarnya tumbuh. Anda
mungkin akan terbangun setiap malam, mencoba menenangkan anak anda yang sedang
menanti giginya muncul di permukaan gusi. Untuk mengurangi penderitaannya,
bayi anda mungkin mulai menggigit, tetapi tidak dengan marah atau mengamuk.
Beri dia sesuatu untuk digigit atau gosok gusinya lembut dengan jari anda untuk
mengurangi rasa sakitnya.

Gusi juga dapat menjadi bengkak saat anak-anak mulai tumbuh gigi, yang
memungkinkan pipi anak anda tampak agak lebih penuh. Walau beberapa orang tua
menyatakan bayi mereka menjadi demam atau mengalami diare saat gigi sudah mulai
akan tumbuh, sebagian besar ahli setuju bahwa tumbuh gigi tidak menyebabkan
kesakitan. Jika anak anda menunjukkan gejala demam, pilek ringan atau masalah
dalam perutnya, periksakanlah dia pada dokter anak.

Untuk beberapa anak yang beruntung, peristiwa tumbuh gigi tidak tidak terlalu
menyakitkan. Satu saat bayi anda sering meringis sambil memamerkan gusi
ompongnya, di saat lain, tiba-tiba telah ada benda putih yang muncul dari
permukaan gusinya.

Gigi muncul satu demi satu. Pertama, gigi di bagian bawah depan, kemudian 2
gigi seri di atas, kemudian gigi-geligi sepanjang sisi samping dan belakang
mulut. Pertumbuhan gigi termasuk yang diturunkan secara genetis, sehingga jika
anda mengalami tumbuh gigi lebih awal, begitu pula kemungkinan yang terjadi
dengan anak anda kelak.

APA BERIKUTNYA?

Gigi susu tidak akan tanggal hingga gigi tetap anak anda siap untuk tumbuh,
umumnya di usia sekitar 6 tahun.

PERAN ANDA

Anda tidak dapat melakukan apa pun untuk membuat gigi pertama anak anda muncul,
tetapi anda dapat membantu menenangkan bayi anda jika ia mulai merasa sakit
ketika proses tumbuh gigi sedang dimulai. Pertama, beri anak anda sesuatu
untuk dikunyah, seperti mainan gigit yang disimpan di dalam kulkas. Sepotong
roti beku juga dapat mengurangi rasa sakit pada gusi anak anda yang sedang
bengkak (tetapi pastikan bayi anda tidak dapt menggigit dan menelannya,
sehingga dapat membuatnya tersedak). Ia dapat juga memakan makanan dingin
semacam blender apel atau yoghurt dari kulkas untuk mengurangi rasa nyerinya.
Beberapa dokter merekomendasikan untuk memberikan bayi yang sedang tumbuh gigi
obat penawar sakit khusus anak-anak dengan dosis kecil.

Setelah gigi pertama muncul, terserah anda untuk menjaganya tetap bersih.
Untuk tahun pertama, anda tidak terlalu perlu menggosok giginya, tetapi cobalah
untuk membersihkannya minimal sekali sehari, mungkin dengan menjadikannya
bagian kebiasaan rutin sebelum tidur malamnya. Anak anda mungkin belum mau
membuka mulutnya untuk disikat giginya, jadi gunakanlah kain basah yang bersih
untuk menggosok gusi dan giginya.. Anda juga seharusnya tidak menidurkan anak
anda dengan sebuah botol di mulutnya. Susu formula dan ASI dapat menggenang
dalam mulut bayi anda dan menimbulkan kondisi yang disebut ‘baby-bottle tooth
decay’.

Sekitar usia 18 bulan, anak anda mungkin telah siap belajar menggosok giginya.
Anda harus membantunya dan memeriksa apakah cara membersihkan giginya efektif
untuk beberapa tahun, ini adalah kebiasaan baik yang patut diajarkan pada anak
anda. Tunjukkan padanya bagaimana menggerakkan sikat gigi di sekitar giginya.
Gunakan sikat lembut dan sedikit pasta gigi. Anda tidak harus menggosoknya
dengan arah tertentu, hanya usahakanlah semua remah makanan ke luar dan
permukaan gigi dan gusi bersih.

Jika anak anda tidak menyukai rasa pasta gigi, cobalah merek lainnya atau
jangan gunakan pasta gigi sama sekali. Anda tidak mesti menggunakan pasta gigi
kecuali makanan anak anda sehari-hari mengandung banyak gula – yang seharusnya
anda hindari pula. Jika ia tetap menyukai makanan manis, pastikan ia untuk
menggosok giginya segera setelah ia makan, atau dorong ia untuk menyudahi
makanannya dengan makanan jenis lain seperti sepotong keju. Sekitar usia 3
tahun, bawalah ke dokter gigi sehingga anak anda terbiasa dengan pemeriksaan
rutin giginya.

KAPAN HARUS MERASA KUATIR?

Bayi prematur akan mengalami pertumbuhan gigi agak terlambat dibandingkan bayi
yang lahir penuh waktu. Jika hingga akhir usia 1 tahun anda masih tidak
melihat tanda-tanda gigi akan muncul, bicarakan hal tsb. kepada dokter anda
saat cek-up rutin anak Anda. Jika anak anda mengalami semua gejala tumbuh gigi
– tetesan air liur yang banyak, gusi bengkak – tetapi juga mengalami rasa sakit
yang tak tertahankan, kunjungi dokter anda. Peristiwa tumbuh gigi seharusnya
bukan merupakan siksaan yang bukan main sakitnya bagi seorang bayi.

Daun Sirih sebagai Antibakteri Pasta Gigi

sumber : http://www.pdgi-online.com/

Apa yang anda rasakan tatkala sakit gigi? Badan meriang, kepala pusing, tidak bersemangat untuk beraktivitas apa pun. Sakit terutama disebabkan oleh karies (demineralisasi) itu memang menjengkelkan.

Daun Sirih sebagai Antibakteri Pasta Gigi

DR HASIM DEA Dosen Biokimia dan Toksikologi FMIPA dan Pascasarjana IPB serta Direktur Eksekutif Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA-WATCH)

APA YANG Anda rasakan tatkala sakit gigi? Badan meriang, kepala pusing, tidak bersemangat untuk beraktivitas apa pun. Sakit terutama disebabkan oleh karies (demineralisasi) itu memang menjengkelkan. Karies gigi timbul karena adanya plak gigi, yaitu lengketan berisi bakteri dan produk-produknya yang terbentuk pada semua permukaan gigi.

BAKTERI yang berperan penting dalam pembentukan plak adalah bakteri yang mampu membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu bakteri dari genus Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam jumlah besar pada plak penderita karies adalah Streptococcus mutans (Roeslan, 1996).

Koloni S mutans selanjutnya memfermentasi sukrosa menjadi asam. Asam yang dihasilkan dapat mempercepat pemasakan plak yang berakibat pada turunnya pH permukaan gigi. Apabila pH tersebut terus turun hingga angka kritis (5,2-5,5), maka email gigi akan larut dan timbullah karies gigi.

Pencegahan akumulasi plak diperlukan guna menghindari sakit gigi sekaligus menjaga kesehatan mulut. Pencegahan akumulasi plak dilakukan dengan memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi dan menggosok gigi secara teratur dengan pasta gigi yang mengandung antibakteri plak.

Pasta gigi yang beredar di pasaran umumnyamengandung fluordalam bentuknatrium fluorida(NaF), staniumfluorida(SnF>jmp 2008mkern199mh 6526m,0w6526mjmp 0mkern200mh 8333m,0w8333mjmp2008mkern 199mh6526m,0w 6526mjmp0mkern 200mh8333m,0w 8333m< yang melepaskan panas ketika dicampur dengan bahan lain.

Funayama dan kawan-kawan (1995) menyebutkan, pasta gigi minyak atsiri mengandung kavikol yang sangat mudah teroksidasi dan dapat menyebabkan perubahan warna.

Kelemahan ini dapat diatasi dengan pemberian pewarna pada pasta gigi, misalnya warna hijau. Dengan demikian, perubahan warna dari putih ke coklat tadi tidak banyak berpengaruh, pasta gigi tetap saja berwarna hijau.

Selain perubahan warna, ada satu lagi kelemahan pasta gigi minyak atsiri. Minyak atsiri daun sirih mengandung banyak komponen yang sangat mudah menguap (volatil). Banyaknya penguapan akan mempengaruhi jumlah dan konsentrasi senyawa aktif yang tentunya berpengaruh pada daya antibakterinya. Kelemahan ini pun dapat diatasi dengan pemakaian zat pembawanya yang bersifat mempertahankan senyawa atsiri.

Cukup Kumur Fluor untuk Cegah Karies Gigi

sumber : http://www.pdgi-online.com

Sudah tahu sakit gigi itu benar-benar sakit, tetapi masih ada saja yang malas merawat giginya. Gigi dan kesehatan mulut yang tidak terjaga tidak hanya mengganggu kesehatan dan performa seseorang, tetapi juga orang lain di sekitar pemilik gigi dan mulut itu karena bau tak sedap yang dipancarkan.

Cukup Kumur Fluor untuk Cegah Karies Gigi

Jakarta, Kompas

Merawat gigi gampang dilakukan siapa saja, asalkan memiliki kesadaran. Menyikat gigi sedikitnya dua kali sehari, sebelum tidur dan setelah sarapan pagi. “Kalau bisa demikian, maka cukup enam bulan sekali kontrol ke dokter gigi untuk mengecek kondisi gigi dan kesehatan mulut,” ujar pakar pencegahan karies gigi Prof drg Monang Panjaitan (59) yang terus giat berkampanye soal kesehatan gigi di mana-mana, terutama di Kota Medan sendiri.

Yang dimaksud Panjaitan dengan gigi sehat adalah yang tak ada kariesnya, tak ada gejala penyakit periodental, serta rapi bersusun ke-32 butirnya. Karies disebabkan oleh plak akibat adanya aktivitas bakteri pada gigi yang tak dibersihkan. Penyakit periodental dikarenakan kesehatan mulut yang tak terjaga, sementara gigi yang tak rapi bisa karena bawaan atau perawatan yang salah. Tetapi, semua itu dapat diproteksi sebelum kejadian atau diotak-atik oleh dokter gigi bila sudah ketelanjuran.

“Hanya dalam hitungan 3-4 menit bakteri Streptococcus mutans atau Lactobasilus akan memetabolismekan karbohidrat yang menempel di gigi dan menghasilkan asam. Asam inilah yang sifatnya merusak email gigi serta jaringan pendukungnya sehingga terjadi karies,” ujar Panjaitan yang beberapa kali menjadi juara Bintang Radio se-Sumut pada era 1970-an untuk lagu seriosa. Menurut Panjaitan, tujuh dari sepuluh orang Indonesia mengidap sakit gigi jenis ini dengan berbagai tingkat kerusakan.

Maka tidak heran guru besar tetap ilmu dental public health pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ini terus berkampanye kesehatan gigi. Pidato pengukuhannya sebagai guru besar USU tahun 1999 adalah Pencegahan Karies Gigi Dengan Kumur-Kumur Fluor Dalam Program Usaha Kesehatan Gigi Di Sekolah.

***
ADA tiga cara memelihara kesehatan gigi. “Selain dengan menyikat gigi, cara lain adalah meminum teh hijau atau jenis teh lain karena mengandung fluor dan polifenol yang baik untuk gigi, ataupun dengan mengonsumsi xilitol,” ujar pencipta lagu himne Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ini.

Fluor seperti banyak didengungkan dalam iklan pasta gigi di televisi dapat menghambat pertumbuhan bahkan merusak mikroorganisme seperti Streptococcus mutans atau Lactobasilus yang merusak gigi. Mikroorganisme itu mensintesis sukrosa yang tersisa di gigi menjadi dekstran yang bersifat adesif sehingga melekat pada permukaan gigi dan membentuk plak. Mikroorganisme dalam plak akan memfermentasi berbagai jenis karbohidrat yang melekat di gigi membentuk asam hingga pH mulut turun dan terjadi proses dekalsifikasi.

Dekalsifikasi adalah melarutnya email oleh asam yang dihasilkan mikroorganisme plak. Reaksi pelarutan tersebut bisa berhenti bila tak ada asam yang dihasilkan atau berkurangnya mineral dalam saliva (air ludah). Bila seseorang banyak mengonsumsi makanan mengandung karbohidrat, maka mikroorganisme secara berulang akan menghasilkan asam tersebut.

Pemberian fluor pada gigi juga dapat dilakukan dengan cara berkumur-kumur. “Dengan cara itu, fluor tidak melekat secara stabil pada permukaan email sehingga dengan mudah dicapai dan diserap mikroorganisme plak. Hal ini dapat mengganggu metabolisme mikroorganisme tersebut,” ungkap Panjaitan.

Karies gigi sering menyerang pada usia sekitar 35 tahun. Oleh sebab itu, Panjaitan menyarankan agar dari usia dini langkah proteksi dimulai sehingga pada usia produktif tak akan dipusingkan persoalan sakit gigi.

“Penggunaan fluor dapat dijadikan program peningkatan kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar. Metode kumur-kumur fluor mudah diajarkan karena waktu yang diperlukan sedikit, material juga sedikit dan murah, serta perawatan yang teratur tidak akan mengganggu pelajaran sekolah. Ini yang selalu saya kampanyekan,” jelas Panjaitan bersungguh-sungguh.

Bahan yang dapat dipakai dalam program ini adalah 2 gram natrium fluorida, 8 gram natrium fluorida fosfat, atau 8 gram stannum fluorida yang masing-masing dilarutkan dalam 1 liter air. Setiap kali berkumur dengan salah satu larutan kimia itu si anak memerlukan 10 cc larutan, dan kegiatan ini dapat dilakukan sekali seminggu, 20 kali setahun.

“KITA juga dapat mengonsumsi xilitol untuk menjaga kesehatan gigi. Berbeda dari sukrosa, xilitol juga berasa manis namun tidak dapat difermentasi bakteri,” jelas Panjaitan.

Ia menyebutkan, sejumlah negara di Eropa sudah menjadikan xilitol sebagai pemanis dalam permen karet. Ia juga berpendapat, alangkah baiknya bila di Indonesia langkah yang sama juga dilakukan untuk mencegah rusaknya gigi anak-anak karena terlalu banyak mengunyah permen.

“Yang harus dipikirkan sekarang bagaimana cara memperoleh xilitol dengan harga murah. Xilitol dapat diekstrak dari jagung atau buah stroberi yang harganya relatif mahal. Saya juga sedang meneliti pengaruh xilitol dalam mencegah karies gigi,” ujar Panjaitan.

Merawat gigi menurut Panjaitan tak perlu menunggu seseorang dewasa. Sejak gigi susu mulai tumbuh, orangtua seharusnya bertanggung jawab membersihkan gigi bayi mereka, karena si anak belum mampu melakukannya sendiri. Alat yang digunakan gampang saja yaitu kain kasa atau yang lain dengan permukaan yang kasar.

Setelah dibasuh dengan air hangat, gunakan kain itu untuk menghapus sisa susu atau makanan lain yang melekat di gigi si anak. Dengan cara demikian, gigi susu si anak akan tetap terjaga tampilan dan kesehatannya. Selain tak akan merasa sakit gigi, siapa tahu dengan giginya yang susunannya rapi, bersih, dan terawat si anak bisa menjadi bintang iklan pasta gigi. Ting! (CTS)

Jangan Remehkan Radang Gusi dan Sariawan

sumber :http://www.pdgi-online.com/

Tanpa disadari, sebagian orang kadang menganggap “enteng” sariawan dan penyakit rongga mulut lain, seperti bau napas tak sedap hingga gusi berdarah dan gigi ompong.
Jangan Remehkan Radang Gusi dan Sariawan!
Rien Kuntari
Tanpa disadari, sebagian orang kadang menganggap “enteng” sariawan dan penyakit rongga mulut lain, seperti bau napas tak sedap hingga gusi berdarah dan gigi ompong. Padahal, penelitian terakhir menunjukkan adanya kaitan erat antara bertumpuknya bakteri di rongga mulut dengan penyakit berat lain, seperti diabetes, serangan jantung, infeksi darah, hingga soal bayi dengan berat tidak memadai….
Radang gusi diakui menjadi faktor utama kasus gigi tanggal dan kerusakan jaringan penyangga gigi. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperkirakan 30 persen warga AS mengidap radang gusi pada tingkat periodontitis, sedangkan satu dari lima orang menderita sariawan atau radang gusi ringan.
Tidak mengherankan jika pada tahun 2005 sebanyak 500 juta warga AS rutin ke dokter gigi. Berarti, diperlukan dana sekitar 84 miliar dollar AS setahun. Itu menurut perkiraan Asosiasi Dental Amerika (ADA). Lebih dari itu, setiap tahun, sebanyak 28.000 warga AS terkena kanker mulut dan tenggorokan. Sekitar 7.200 di antaranya meninggal dunia.
Masalah itu mengusik Dr Jean Connor, ahli kesehatan gigi dari Cambridge, Massachusettes, yang baru terpilih sebagai Ketua Asosiasi Kesehatan Gigi AS. Menurut dia, radang gusi dicurigai memberi kontribusi cukup signifikan pada “rusaknya” kondisi kesehatan keseluruhan melalui aliran darah.
“Jadi, jika jari Anda infeksi dan Anda diamkan saja, lama-lama (infeksi itu) akan berpengaruh ke seluruh tubuh. Begitu juga dengan mulut,” kata Dr Connor kepada media kesehatan Health Day, Sabtu (14/10). “Penyakit gusi atau rongga mulut memproduksi bakteri yang luar biasa banyak. Jadi, jika ada masalah di katup jantung Anda, bakteri-bakteri itu akan menyerbu dan menyebabkan infeksi jantung,” katanya.
Meningkat
Penelitian terakhir CDC menunjukkan, risiko serangan jantung dan stroke meningkat pada penderita radang gusi dan rongga mulut, dengan tingkat keakutanyang berbeda.Selain itu, kaitan antara penyakit gusi dan diabetes pun semakin nyata. Umumnya penderita diabetes terjangkit radang gusi pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu periodontal. Karena itu, CDC sedang meneliti kemungkinan adanya timbal balik dari kasus ini. Artinya, sedang dicari kemungkinan merawat penderita diabetes dengan lebih mengendalikan radang gusi.
Pendapat itu diperkuat Dr Diann Bomkamp, ahli kesehatan gigi dari St Louis, AS, yang juga Wakil Ketua Asosiasi Kesehatan Gigi AS. Infeksi darah yang disebabkan oleh radang gusi bisa pula menyebabkan kegagalan operasi “penggabungan”. Dalam arti, infeksi darah akan memperkuat upaya tubuh untuk menolak penggabungan implan artifisial.
Ia menekankan, wanita yang bermasalah dengan radang gusi dua kali lebih besar kemungkinannya melahirkan bayi prematur. Khususnya, dari kasus kurang berat badan hingga bayi terinfeksi. “Jika Anda kebetulan sedang hamil dan menderita radang gusi, ada kemungkinan kehamilan dan kelahiran bayi Anda nanti bermasalah,” ujarnya.
Sariawan oleh banyak orang dikenal sebagai luka pada selaput lendir di daerah mulut. Umumnya luka di daerah mulut tidaklah dalam. Jika tidak dibarengi dengan komplikasi karena infeksi oleh kuman yang lebih ganas, sariawan akan sembuh sendiritanpa bekas(Kompas 5 Juni 1994). Infeksi ini biasanya dimulai dengan munculnya gelembung berisi cairan di mulut. Gelembung ini bisa pecah dan membentuk luka yang akan terasa nyeri.
Pada kasus tertentu, sariawan bisa pula dianggap sebagai salah satu indikasi kanker mulut, sejauh tidak pernah sembuh dan tidak pernah hilangdari mulut(Kompas 21 November 2004). Walau begitu, kepastian itu bergantung pada hasil biopsi yang dilakukan para dokter.
Penuh bakteri
Data di Institut Kesehatan Nasional AS menunjukkan, penyakit radang gusi dipicu oleh bertumpuknya bakteri di mulut akibat terabaikannya kesehatan dan kebersihan mulut. Bersama dengan lendir dan partikel lain, bakteri-bakteri ini terus membentuk plak yang lengket dan tidak berwarna di seputar gigi. Jika tidak dibersihkan secara rutin, plak ini lama-lama akan berkembang menjadi “tartar” yang tidak akan hilang hanya dengan gosok gigi.
Semakin lama plak dan “tartar” bersemayam di gigi, bakteri-bakteri itu akan menyebabkan radang gusi ringan yang disebut ginggivitis. Gusi akan berwarna kemerahan, bengkak, dan mudah berdarah, tetapi tidak merusak tulang gigi atau jaringan penyangga gigi. Pada tingkat ini, pengobatan cukup dengan dibersihkan secara teratur dan menyeluruh.
Walau begitu, jika dibiarkan, radang ringan ini bisa berkembang menjadi “periodontitis”. Artinya, radang di sekitar gigi. Pada tahap ini gusi terkelupas dari gigi dan membentuk kantung infeksi. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh harus berjuang keras melawan para bakteri busuk seiring meluas dan tumbuhnya plak di sekitar gusi.
Toksin bakteri dan enzim tubuh akan terus berusaha menghambat infeksi yang sebenarnya sudah mulai menghancurkan tulang dan jaringan penyangga gigi. Jika tidak segera diatasi, tulang gigi, gusi, dan jaringan penyangga gigi akan hancur. Gigi-gigi pun akan segera tanggal atau harus dicabut.
Radang gusi biasanya baru muncul pada usia 30-an hingga 40-an tahun. Umumnya radang gusi pada tingkat periodontitis lebih banyak menyerang kaum pria. Meski remaja jarang terkena radang gusi, banyak pula yang menderita ginggivitis.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan radang gusi. Antara lain, rokok, perubahan hormon pada wanita, diabetes, stres, kanker, AIDS, faktor genetika, kurang gizi, dan obat. Beberapa obat, seperti antidepresan dan sebagian obat jantung, bisa menyebabkan radang gusi karena mengurangi aliran air liur yang sebenarnya memiliki efek protektif pada gigi dan gusi. Nah!
Air soda dan sikat gigi
Selain faktor cukup berat seperti stres, perubahan hormon, diabetes, dan genetika, radang gusi bisa terjadi oleh sebab ringan, seperti makanan manis, air soda, dan tembakau. Dan tak ada cara lain yang lebih jitu untuk menyelesaikan kasus radang gusi dan sariawan, kecuali menyikat gigi secara benar, rutin, dan menyeluruh….

Karena itu, tidak ada cara lebih baik kecuali mencegah terjadinya sariawan atau radang gusi. Setidaknya itu saran dari Dr Diann Bomkamp, pakar kesehatan gigi dari St Louis, AS. Pencegahan harus segera dilakukan ketika seseorang mendapati gusinya berwarna kemerahan, bengkak, dan terasa sedikit lunak. Hal itu ditambah dengan gigi yang mulai terasa ngilu, bau mulut yang tak sedap, serta gusi mudah berdarah ketika disikat.
Menurut Bomkamp, merawat dan membersihkan gigi secara teratur dan benar harus diimbangi dengan menghindari atau membatasi konsumsi makanan manis dan air soda. “Kami sering melihat orang yang mengonsumsi minuman ringan atau air soda sebagai sarapan pagi, kemudian meminumnya sepanjang hari. Meski ’diet soda’, soda tetap saja mengandung asam yang bisa merusak gigi dan gusi,” kata Bomkamp.
Mengutip data dari CDC, ia menekankan pentingnya setiap orang membatasi jumlah asupan makanan manis. “Mereka juga harus terus ingat bahwa rekomendasi lima hari untuk buah dan sayur yang mengandung serat tinggi juga sangat baik bagi kesehatan mulut dan gigi. Menurut dia, mengonsumsi buah dan sayur berserat tinggi akan memperlancar peredaran air liur. Akibatnya, remineralisasi permukaan gigi akan sangat terbantu sehingga bisa mencegah pengeroposan awal gigi.”
Lebih dari itu, Bomkamp dengan tegas menekankan pentingnya orangtua tidak berbagi minuman dengan anak kecil, terutama jika si orangtua menderita radang gusi. “Bahkan, ketika kita meniup makanan agar cepat dingin di depan si kecil, itu bisa menyalurkan bakteri mulut orangtua kepada anak,” ujarnya.
Hal lain yang harus dihindari, lanjut Bomkamp, adalah tembakau. “Perokok tujuh kali lebih besar kemungkinannya terkena radang gusi ringan hingga periodontitis,” katanya. “Menghindari tembakau adalah jalan terbaik,” ujar Bomkamp.
Selain faktor diet seperti anjuran Bomkamp serta pengobatan melalui medis, beberapa pihak menggarisbawahi pentingnya sistem pengobatan herbal. Dalam catatan Kompas, ada beberapa jenis tanaman dan dedaunan di Indonesia yang umum digunakan untuk mengatasi sariawan atau radang gusi tersebut, misalnya daun sirih (Piper betle), daun saga telik (Abrus precatorius), jambu mede (Anacardium occidentale), mentimun (Cucumis sativus), dan nira aren (Arenga pinnata Mer).

Walau begitu, sikat gigi tetap menjadi unsur terpenting. Dalam arti, menggosok gigi cukup dua kali sehari karena menggosok gigi terlalu sering justru akan merusak email gigi. Disarankan pula menggunakan sikat gigi berbulu halus dan menggosok gigi secara hati-hati, tidak serampangan dan singkat.
Selain itu, gunakan sikat yang sesuai dengan ukuran mulut sehingga memungkinkan pembersihan hingga ke seluruh sudut mulut dan gigi. Selamat mencoba!

Penyakit-Penyakit Mulut Pada Anak

sumber : http://lawalangy.wordpress.com

Ada beberapa jenis penyakit yang kadang-kadang dijumpai pada jaringan lunak mulut, seperti pada bibir, lagit-langit dan lidah. Penyakit-penyakit tersebut adalah :

1. Gingivitas ulseratif akut.

Biasanya pada pasien berumur 16- 30 tahun . Penyebabnya kurang diketahui, mungkin disebabkan oleh beberapa organisme yang diikuti oleh lemahnya daya tahan tubuh.

2. Gingivostomatis herpetik akut.

Penyakit ini biasanya dijumpai pada anak-anak umur sekitar 3 tahun. Bila terserang penyakit ini, si anak akan menjadi rewel dan tidak mau makan. Penyebabnya virus herpes simplex.

3. Luka pada sudut mulut ( keilitis angularis)

Adanya luka-luka kecil pada sudut kiri dan kanan dapat terjadi pada anak-anak yang kurang gizi. Penyakit ini merupakan manifestasi dari keadaan kurang gizi, dan luka yang terjadi sering mengalami infeksi sekunder oleh sebangsa jamur yang diberinama Candida Alibicans atau bakteri Stapylococus Aureus. Penyembuhan secara tuntas baru terjadi apabila keadaan si penderita diperbaiki.

4. Lidah putih ( White Coated Tongue).

Dalam keadaan normal lidah dilapisi oleh lapisan mukus, sel-sel epitel yang mengalami deskuamasi, dan kotoran yang berasal dari sisa makanan. Karena pada orang yang sehat lidahnya selalu bergerak dan ludah mengalir secara normal maka lapisan terbentuk tipis saja. Tetapi bila seseorang sehingga lidahnya kurang bergerak, cairan ludah kurang dan adanya demam akan memungkinkan terbentuknya lapisan pada lidah yang cukup tebal dan berwarna putih. Keadaan lidah yang demikian bisa menyebabkan rasa tidak enak pada mulut penderita, dan lapisan putih ini agak sukar dibersihkan. Untuk membersihkannya bisa digunakan larutan hidrogen peroksida 1 persen.

5. Guam ( Thrush)

Penyakit ini merupakan bercak-bercak putih pada lidah, langit-langit dan bagian dalam pipi. Guam dibsebabkan oleh jamur Candida Albicans, dan sering terjadi pada bayi dimana reaksi imunitasnya belum aktif. Selain itu, guam bisa terjadi pada anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit berat, atau penderita yang mendapat pengobatan dengan antibiota dalam jangka waktu yang lama sehingga ekologi mulut terganggu dengan berkembang biaknya jamur secara cepat. Penyakit ini dapat diobati dengan mengoleskan larutan Gentian-violet 1 persen atau dengan larutan /tablet isap/krem yang mengandung antibiotika yang efektif terhadap jamur.

6. Sariawan(Aphtae).

Penyakit ini berupa luka-luka kecil dengan diameter kira-kira 1 mm.Luka terasa nyeri, dan bisa mengenai lidah, dasar mulut, bibir atau bagian dalam dari pipi. Lukanya berwarna putih atau abu kekuning-kuningan , dengan bagian tepi yang berwarna merah dan sedikit meninggi. Karena luka terasa nyeri , maka penderita biasanya mengalami kesukaran dalam berbicara dan mengunyah.

Sariawan biasanya dapat hilang sendiri setelah 10-14 hari. Untuk membantu selama belum sembuh dapat digunakan pasta atau gel yang mengandung bahan antiradang, dengan cara dioleskan pada lukanya. Untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder dapat digunakan antiseotik berupa obat kumur atau tablet hisap.

Penyebab dari sariawan belum terungkap jelas, tetapi beberapa faktor diduga sebagai faktor pencetus, yaitu kondisi tubuh yang terganggu karena sakit, trauma atau luka karena sikat gigi dan stres. Mikroorganisme yang sering disebut-sebut berperan dalam terjadinya sariawan adalah virus dan streptoccocus sanguinis.

7. Bibir sumbing.

Bibir sumbing terjadi karena kesalahan pada proses bersatunya tulang bibir pada rahang atas. Hal ini dapat terjadi karena infeksi pada masa kandungan oleh faktor keturunan. Kesalahan ini dapat diperbaiki dengan operasi oleh ahli bedah mulut.